29. Airplane

609 71 2
                                    

Hari ini Treasure dijadwalkan menghadiri acara musik radio dalam rangka promosi comeback mereka. Dan selama acara tersebut berlangsung, Hyunsuk benar-benar tidak fokus dengan pekerjaannya. Ia berkali-kali terbengong dan baru tersadar saat Yoshi menyenggol lengannya. Bahkan beberapa hal yang harusnya disampaikan oleh leader pun terpaksa di-backup oleh Jihoon.

"Hyung, lo kenapa sih? Nggak fokus mulu," tanya Jihoon setelah mereka sampai di dorm.

"Nggak tau nih kenapa, sorry banget ya guys."

"Nih minum dulu, Hyung," Jaehyuk menyodorkan sebotol air mineral.

"Makasih."

"Hyung, kalo lo punya masalah cerita aja jangan dipendam begitu," ujar Junkyu khawatir.

"Gue nggak apa-apa, beneran deh."

"Hyung, lo nggak fokus gara-gara mikirin Jihan Nuna yang mau balik ke Amerika ya?" celetuk Doyoung.

"Apa?" semua member kompak memekik.

Doyoung hanya cengar-cengir sementara Hyunsuk dan Asahi adalah orang yang paling terkejut. "Kenapa sih kagetnya kompakan gitu?" tanya Doyoung tanpa dosa.

"Kapan dia balik ke Amerika?" tanya Hyunsuk yang saat ini ingin meninju wajah Doyoung karena tak memberitahu hal yang sedemikian pentingnya.

"Hari ini, Hyung. Emang Hyunsuk Hyung nggak tau?"

"Jam berapa pesawatnya take off?" tanya Hyunsuk tak sabaran.

"Nggak tau sih, pokoknya tadi pagi dia ngasih tahu gue kalo dia bakal balik ke Amerika secepatnya."

"Babo!" umpat Hyunsuk yang seketika melompat mengambil dompetnya dan langsung keluar dorm.

Sementara member yang lain spontan panik dan tak tahu harus berbuat apa. Jihoon kemudian memerintahkan beberapa member untuk tetap berada di dorm untuk berjaga-jaga. Sedangkan dirinya bersama Junkyu, Yedam, dan Doyoung segera menyusul Hyunsuk.

"Hyung!!!" Jihoon berseru menghentikan lari Hyunsuk yang sudah seperti orang kesetanan.

"Apa?!" Hyunsuk berhenti berlari namun terlihat frustasi.

"Tenang dulu! Lo mau ke bandara? Mau naik apa?"

"Apa aja lah yang penting gue bisa nyusulin dia!"

"Lo nggak punya waktu kalo cuma naik bus, Hyung! Ayo naik mobil aja!"

"Lah, serius Hoon? Siapa yang mau nyetir?" tanya Junkyu khawatir.

"Gue udah punya SIM kali!"

"Terus mobil siapa, Hyung? Ada-ada aja lo," ucap Yedam.

"Mobil manajer Hyung ditinggal di sini karena tadi malem dia pulang nebeng mobil agensi. Kita pake mobil itu!" Jihoon mengajak membernya berbalik kembali ke dorm untuk mengambil mobil.

"Jihoon-ah, udah lah jangan buat masalah lagi, apalagi ngelibatin manajer Hyung. Gue naik bus aja!"

Hyunsuk berakhir berlari menuju halte yang letaknya cukup jauh dari dorm. Ia mempercepat larinya sehingga membuat Junkyu dan Doyoung kewalahan. Saat Junkyu dan Doyoung hampir menyerah, Jihoon muncul di balik kemudinya bersama Yedam.

"Ayo buruan naik!" seru Jihoon.

"Lo serius? Ini bakal jadi masalah!" Hyunsuk membulatkan matanya.

"Udah nggak ada waktu lagi, Hyung! Buruan naik!"

Akhirnya mereka pun naik mobil manajer mereka tanpa sepengetahuan.

"Sumpah gue takut kita bakal kena masalah setelah ini! Ini nggak bener!" khawatir Hyunsuk.

"Udah lo tenang aja, Hyung! Gue yang tanggung jawab!" pekik Jihoon yang kesal dengan segala kepanikan ini. "Yedam tolong bacain maps! Semuanya pasang sabuk pengaman, gue bakal ngebut!"

"Hyung!"

"Jihoon-ah!!"

Semua yang berada di dalam mobil sontak berteriak saat Jihoon menginjak gas. Jihoon mengeluarkan segala kemampuannya dalam menyetir dan berkali-kali membuat penumpangnya menjerit.

Saat mereka telah sampai di bandara, Hyunsuk langsung turun dan lagi-lagi berlari sementara Jihoon dan Yedam memarkirkan mobilnya. Hyunsuk sangat tergesa-gesa dan mencari keberadaan Jihan kesana-kemari sementara Junkyu dan Doyoung lebih mengerti strategi. Junkyu mengecek jadwal penerbangan dan Doyoung sudah berkali-kali mengirim pesan kepada sepupunya menanyakan keberadaan.

"Pesawat ke Amerika berangkat 45 menit lagi yang artinya Hyunsuk Hyung masih punya waktu," gumam Junkyu. "Doyoung-ah lo udah dapat jawaban dari sepupu lo?"

"Belum, Hyung. Gue teleponin juga nggak diangkat. Gue takutnya dia udah naik ke pesawat."

Dari jauh tampak Jihoon dan Yedam yang berlari menghampiri Junkyu dan Doyoung.

"Mana Hyunsuk Hyung? Udah ketemu sama temennya?" tanya Jihoon.

"Belum, Hyung. Tuh dia masih keluyuran nyariin Jihan Nuna," Doyoung menunjuk Hyunsuk yang tengah berlari kesana kemari. "Pesawatnya berangkat 45 menit lagi terus dari tadi Jihan Nuna diteleponin nggak aktif."

Mereka pun akhirnya sama-sama berlarian mencari keberadaan Jihan yang entah di mana. Junkyu ikut panik tatkala 45 menit mereka terlewati dan tak menghasilkan apapun.

Jihoon tiba-tiba memekik saat melihat Hyunsuk hendak menerobos pintu keberangkatan yang dijaga ketat oleh satpam bertubuh kekar. Mereka buru-buru membawa Hyunsuk menyingkir setelah mengucapkan maaf berkali-kali. Mereka akhirnya kelelahan dan berakhir duduk di pinggiran lantai.

"Maaf, guys, gue udah ngerepotin kalian," ujar Hyunsuk putus asa.

Jihoon menepuk-nepuk pundak hyungnya. "Maafin kita ya, Hyung, nggak bisa bantuin lo."

"Nggak, kalian nggak perlu minta maaf. Makasih ya udah bantuin gue."

Hyunsuk tertunduk lesu. Ingatan tentang gadis itu selama berada di Korea kembali menyeruak. Betapa jahatnya Hyunsuk pada gadis yang ia sayangi. Hyunsuk sangat menyesal telah memperlakukan gadis itu semaunya.

"Ya udah yuk balik!"

---

[Note]
Guys kok lama-lama aku ga pede sama endingnya, takut mengecewakan :((
Maapin ya kalo akhirnya ga sesuai ekspektasi soalnya jujur aja ini pertama kalinya aku nulis ff lagi setelah hiatus -+ 2 thn, jadi masih kaku gitu :((
Yah malah curhat-_-
Pokoknya jan berekspektasi besar sama ff ini awowkwk

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang