[Note]
Music on mulmed: Bang Yedam - Forgive Me---
"Kim Jihan?"
Semua member otomatis menoleh pada seseorang yang tak disangka mengenal sepupu Doyoung itu. Hyunsuk, dia terbengong tatkala harus melihat seorang gadis yang tak ia sangka berani menginjakkan kaki di dorm Treasure.
"Dia sepupu lo?" tanya Hyunsuk pada Doyoung.
"Iya. Hyunsuk Hyung udah kenal Jihan Nuna?"
"Dia..." Hyunsuk berhenti sejenak tatkala beberapa kenangan melintas kembali di pikirannya kala melihat wajah gadis itu.
"Halo, teman-teman!" tiba-tiba sepupu Doyoung bersuara. "Kenalin gue Kim Jihan, sepupunya Doyoung dan temannya Hyunsuk. Salam kenal semuanya!" Gadis bernama Jihan itu membungkuk sopan dan dibalas hal yang sama oleh member Treasure.
"Jadi, dia mau ketemu Doyoung atau Hyunsuk Hyung?" tanya Jihoon entah kepada siapa.
"Ahh, gue mau ketemu Doyoung kok!" balas gadis itu cepat.
"Sorry, tapi sebenernya dorm ini nggak boleh sembarangan dimasuki perempuan selain staff YG. Buruan selesain urusan kalian berdua, terus lo bisa pulang," ujar Hyunsuk tanpa ekspresi. Entah bagaimana harusnya Hyunsuk bereaksi. Dia terlalu tidak siap untuk bertemu dengan gadis itu pada saat seperti ini.
Member Treasure hanya terdiam mengamati situasi macam apa yang sedang terjadi. Hyunsuk terlihat tidak senang dengan kedatangan Jihan, para member Treasure bisa merasakannya, bahkan Asahi. Asahi melihat ketegasan yang sangat kuat terpancar dari nada bicara Hyunsuk. Dan sepertinya bukan tegas biasa, Asahi merasa Hyunsuk sedang marah.
"Oke, nih," Jihan menyerahkan kantong kresek kepada Doyoung. "Urusan gue sama Doyoung udah selesai."
"Apa nih?" tanya Doyoung seraya mengintip isi kresek tersebut. Ternyata hanya eskrim dan roti isi. Doyoung merasakan sesuatu yang janggal, karena sangat aneh melihat sepupunya ngotot mengunjungi dorm Treasure hanya untuk memberinya eskrim dan roti isi.
"Ya udah, lo bisa pulang," ucap Hyunsuk masih sama tegasnya.
"Tapi gue masih punya urusan sama lo!" ujar Jihan terburu-buru.
"Sama gue?" tanya Hyunsuk heran. "Urusan apa?"
"Ada sesuatu yang pingin gue omongin ke lo..."
"Ya udah ngomong aja," potong Hyunsuk.
"...berdua," lanjut Jihan.
Jihoon yang sadar akan situasi akhirnya mengajak seluruh member untuk menyingkir dan membiarkan Hyunsuk dan Jihan bicara berdua. Tentu saja tak sepenuhnya menyingkir, karena yang mereka lakukan adalah bersembunyi di balik dinding yang menjadi sekat antara ruang tv dan dapur.
Sementara itu, Jihan baru saja dipersilakan duduk oleh Hyunsuk. Namun, belum ada tanda-tanda mereka akan saling mengobrol. Hyunsuk tenggelam dalam pikirannya, sementara Jihan bingung harus memulai obrolan dari mana.
"Kapan lo balik ke sini?" tanya Hyunsuk memecah keheningan.
"Eum, baru tiga hari yang lalu. Gue lagi libur musim panas, jadi mungkin gue punya waktu di sini sebulan sebelum balik ke Amerika."
Hyunsuk hanya mengangguk dan keheningan kembali menghinggapi mereka berdua.
"Suk-ah," panggil Jihan.
"Hmm?"
Nyali Jihan mendadak ciut saat Hyunsuk menyahut sedingin itu. "Gue minta maaf."
"Lo udah ngomong begitu di chat dan gue juga udah maafin lo, kenapa lo masih ke sini?"
Member Treasure yang sedang menguping kompak terkejut dalam diam saat mendengar ucapan hyung mereka yang dingin dan mengintimidasi, apalagi pada seorang perempuan.
"Lo udah berubah, Suk-ah..." ucap gadis itu. "...semenjak hari itu."
"Hari itu?"
"Ya, hari dimana masalah kita naik ke publik. Kita sama-sama nggak tau kalo foto berbulan-bulan yang lalu bakal jadi masalah kemarin. Ini masalah kita berdua, tapi kenapa seakan-akan gue yang paling bersalah? Gue sampai bela-belain pulang ke Korea supaya bisa ketemu lo, supaya bisa ngelurusin semuanya." Gadis itu menghela napas berat. "Tapi apa yang lo lakuin ke gue? Lo malah jauhin gue. Lo bukan lagi Hyunsuk yang gue kenal. Gue berulang kali hubungin lo, tapi nggak pernah lo respon. Kita nggak pernah sejauh ini sebelumnya. Waktu lo debut, lo juga nggak pernah lupa kabar-kabaran ke gue. Kita selalu deket walaupun berada di negara yang berbeda. Tapi sekarang? Gue malah ngerasa semakin jauh saat berada di kota yang sama." Jihan berusaha menahan sesak di dadanya. Matanya terasa perih, namun tetap ia tahan agar air matanya tak tumpah begitu saja.
"Jihan-ah," Hyunsuk menghela napasnya. "Semua pertemanan pasti mengalami pasang-surut. Gue nggak bakal bisa selalu jadi Hyunsuk temen lo, gue juga punya Treasure..."
"Dan lo nggak pernah sedingin ini sebelumnya sama gue! Apa skandal itu sebegitu ngaruhnya buat persahabatan kita?" Jihan tak sadar tersulut emosi dengan jawaban yang diberikan Hyunsuk dan menaikkan nada bicaranya.
"Ya!" balas Hyunsuk cepat. "Lo nggak tau seberapa besar ngaruhnya skandal itu buat gue, buat grup gue! Gue ngerasa kayak sampah!" ujar Hyunsuk yang tak sadar juga menaikkan nada bicaranya.
"Oke, gua emang nggak tau, maaf gue egois," ujar Jihan sambil menundukkan pandangannya. Matanya terasa semakin perih dan akhirnya air matanya pun lolos.
Hyunsuk cukup terkejut karena tiba-tiba Jihan terisak. Ia paling tidak tahan melihat seseorang menangis, apalagi perempuan. Apalagi perempuan itu adalah sahabatnya sendiri.
"Mungkin persahabatan lima tahun kita udah nggak ada artinya lagi sekarang," Jihan tersenyum pahit dengan air matanya yang belum juga berhenti menetes. "Maaf udah bikin masalah, gue permisi."
Hyunsuk menyaksikan gadis itu pergi dengan masih terisak. Sebenarnya hatinya juga teriris melihatnya pergi seperti itu. Ia kemudian menyalahkan dirinya sendiri karena lagi-lagi menyakiti orang-orang dekatnya.
---
[Note]
Bentar mau nangisin leadernim dulu😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Okesip udah.😭
😭
KAMU SEDANG MEMBACA
EASE - HYUNSUK x ASAHI
Fanfiction[Completed] Asahi tak pernah tahu bagaimana rasanya berteman akrab dengan seseorang. Selama hidupnya, ia hanya berteman baik dengan dirinya sendiri. Sampai suatu saat, Hyunsuk selalu mengganggunya. Hyunsuk menempatkan dirinya sebagai teman. Hingga A...