25. Everyday Sunny

592 85 9
                                    

"Asahi kemana sih?" tanya Hyunsuk.

"Dari tadi buang sampah belum balik-balik?" Jihoon balik bertanya.

"Nggak tau, makanya gue nanya. Ini sarapannya keburu dingin kalo nggak dimakan," ujar Hyunsuk. "Gue susulin aja dah."

Hyunsuk akhirnya menyambangi halaman belakang dorm yang jarang sekali ia lihat sejak pindah ke dorm ini. Sejenak Hyunsuk merasa damai melihat jalanan yang masih sepi dan udara dingin menerpa wajahnya.

"Sahi-ya!" panggil Hyunsuk.

Asahi menoleh dan seketika terkejut ketika Hyunsuk menghampirinya.

"Dari tadi belum selesai?" tanya Hyunsuk.

"Belum Hyung," jawab Asahi sambil cengengesan.

"Ya udah biar gue aja, lo sarapan dulu sana. Yang lain udah pada sarapan, tinggal lo doang yang belum, ntar keburu dingin sarapannya."

Asahi memilih untuk patuh terhadap hyungnya. Ia kemudian masuk ke dalam dorm dan saat itu pula ia bisa bernapas lega. Kalau saja gadis itu telat pergi sedetik saja, mungkin akan ada drama lain yang terjadi. Tiba-tiba Asahi merasa bersalah, ia tak seharusnya berhubungan dengan gadis itu, apalagi mengakrabkan diri. Ia bahkan sempat memberikan nomor ponselnya pada gadis itu.

Hyunsuk yang menggantikan Asahi memilah sampah tiba-tiba merasa salut pada Jihoon dan Mashiho. Ya, pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh Jihoon atau Mashiho yang memang gemar bersih-bersih. Namun beberapa hari ini Asahi lah yang melakukannya. Ternyata cukup sulit memilah sampah organik atau non-organik jika tidak biasa melakukannya. Pantas saja Asahi lama sekali berkutat dengan sampah. Mungkin ia sedikit kesulitan membedakan antara sampah organik dan non-organik, pikir Hyunsuk.

Seberes berurusan dengan sampah, Hyunsuk kembali masuk ke dalam dorm dan berniat untuk mengumpulkan semua membernya. Setelah semuanya berkumpul, Hyunsuk pun menyampaikan maksudnya.

"Gue tadi baru aja bantuin Asahi milah sampah."

"Terus?" tanya Junkyu tak acuh.

"Susah kalo nggak biasa. Apalagi sampah dua belas orang. Setiap hari lagi."

"Jadi?" tanya Jaehyuk.

"Jadi, gue bakal adain piket setiap pagi. Orang yang kebagian piket hari itu harus bangun lebih awal buat milah sampah."

"Setuju!" pekik Jihoon dan Mashiho bersamaan, kemudian mereka melakukan tos. Sementara member lain terlihat ingin protes namun tak kuasa.

"Selama ini yang milah sampah cuma Jihoon sama Mashiho, terus dari kemarin dibantuin Asahi. Kasihan mereka kalo harus milah sampah setiap hari, apalagi sekarang kita udah mulai sibuk sama jadwal comeback. Gimana, sepakat semuanya?"

"Hmm, boleh lah."

"Oke."

"Bisa diatur."

Jawaban-jawaban yang setengah tak ikhlas tersebut membuat Hyunsuk tersenyum. "Tenang aja, kalo butuh bantuan tinggal bilang aja."

---

Keesokan harinya, Asahi kembali terbangun lebih awal, bahkan sebelum member yang lain bangun. Ia berjalan lurus ke arah dapur untuk mengambil minuman. Dilihatnya kantong plastik besar yang harus dibuang hari itu juga. Sementara itu ia juga melihat Junghwan sempoyongan dan menguap-uap menggumamkan sesuatu tentang sampah.

"Ahh, Asahi Hyung udah bangun," sapa Junghwan.

"Iya," Asahi merasa kasihan melihat maknae-nya yang masih mengantuk berusaha mengangkat kantong sampah. "Junghwan-ah, hari ini lo piket?"

"Iya Hyung, katanya sih Doyoung Hyung mau bantuin, tapi dia susah banget dibangunin," jawab Junghwan sambil menguap.

"Biar gue yang piket, lo tidur lagi aja," ucap Asahi sambil merebut kantong sampah yang sudah disentuh Junghwan.

"Beneran, Hyung?" Junghwan tampak antusias, namun kemudian ia menolak. "Nggak ah, nanti jadwal piket gue jadi dobel, Hyung."

"Nggak bakal lah," ujar Asahi meyakinkan.

"Asahi Hyung bantuin aja deh," ujar Junghwan masih berusaha kompromi.

"Nggak usah. Lo pasti masih ngantuk kan? Tidur lagi aja."

"Aaahhhhh," Junghwan kembali menguap. "Ya udah, makasih ya Asahi Hyung!"

Junghwan berjalan gontai ke kamarnya dan setelah memastikan adiknya kembali tidur, Asahi pun membawa kantong sampah tersebut keluar.

Bahkan jalanan di sekitar dorm masih terlihat gelap, namun suasana hati Asahi hari ini begitu cerah. Ia tak ingin menyimpulkan apa penyebabnya. Apa karena ia bangun terlalu pagi atau ada seseorang yang ia tunggu.

Dan benar saja, ketika Jihan kembali menyapanya, suasana hatinya malah semakin cerah.

"Jogging lagi, Jihan Nuna?" tanya Asahi basa-basi.

"Kalo kemarin-kemarin sih iya. Tapi kalo sekarang nggak."

"Terus apa dong?"

"Ya mau ketemu lo lah," Jihan terkekeh. Ia tidak tahu bahwa ucapannya berhasil membuat Asahi melayang.

Asahi tahu bahwa rasa bahagianya sekarang mungkin adalah rasa bersalah terbesar dalam hidupnya. Ia tak ingin melewatkan setiap momen berharga bersama gadis itu, namun ia terus merasa bahwa ini adalah hal yang salah. Hukum saja Asahi sebagai pengkhianat yang mendambakan gadis itu.

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang