27. Unholy Confession

565 80 7
                                    

Asahi tersentak saat matanya mulai terbuka dan melihat jam dinding sudah jam 9. Gawat! Ia sangat telat bangun dan bagaimana dengan janjinya untuk bertemu Jihan?! Asahi buru-buru keluar dorm tanpa cuci muka ataupun urusan kamar mandi lainnya. Ia terkejut saat melihat tempat dimana seharusnya ia berada sekarang telah digantikan oleh Hyunsuk. Dan Jihan pun berdiri di sana dengan air mata yang sudah menetes.

Lima menit yang lalu, Jihan sudah berada di halaman belakang dorm Treasure dan berniat untuk mengagetkan Asahi yang sedang memilah sampah. Tanpa ia duga bahwa orang itu bukanlah Asahi, melainkan Hyunsuk. Ia dengan riang menghampiri Hyunsuk seraya memanggil nama Asahi tanpa tahu apa-apa.

"Asahi-ya!"

Hyunsuk menoleh dan seketika terkejut melihat Jihan dengan senyumannya yang kemudian hilang tatkala ia menyadari bahwa pria di depannya bukanlah Asahi.

"Asahi-ya?" Hyunsuk terheran.

"Ahh, H-hyunsuk-ah, lagi b-buang sampah?" tanya Jihan basa-basi, namun tak bisa menyembunyikan kegugupannya.

"Lo kenal Asahi?" tanya Hyunsuk gamblang.

"Asahi? Ya kenal lah, dia kan member Treasure," jawab Jihan percaya diri namun masih terlihat gugup.

"Lo nyariin Asahi?" tanya Hyunsuk lagi.

"Eh? Nggak kok! Kebetulan gue lagi jogging di sekitar sini," kilah Jihan. "Kalo gitu gue duluan ya!"

Jihan baru akan melarikan diri dari situasi yang membuatnya mati gaya itu saat Hyunsuk kembali bersuara. "Jadi, nunanya Asahi itu lo?"

Jihan kembali terkejut namun masih berusaha mengontrol apa yang ia rasakan. "Maksud lo?" jawab gadis itu walau tak berani membalikkan badan.

"Kenapa lo manggil gue Asahi?"

Jihan merutuki kebodohannya yang salah mengira bahwa Asahi adalah Hyunsuk hanya karena Hyunsuk memakai hoodie yang membalut seluruh kepalanya.Gadis itu menoleh walaupun tak berani menatap mata Hyunsuk secara langsung. "Hah? N-nggak kok, l-lo salah denger kali."

"Gue nggak seharusnya curiga, tapi ngeliat lo yang tiba-tiba suka jogging terus ngeliatin dorm Treasure lama-lama, dan ngeliat Asahi yang tiba-tiba sering bangun pagi terus buang sampah walaupun bukan jadwalnya, gue berhak buat curiga kan?" Hyunsuk bicara layaknya seorang rapper yang sedang mendendangkan flow, cepat sekali. Namun inti dari omongannya sangat bisa ditangkap oleh Jihan.

Sedangkan Jihan sendiri kembali terkejut untuk yang ke sekian kalinya mengetahui fakta bahwa Hyunsuk sudah tahu apa yang ia lakukan selama ini.

"Hyunsuk-ah, biar gue jelasin," ucap Jihan mulai frustasi.

"Ya udah lo jelasin," titah Hyunsuk tegas.

Jihan menggigit bibir bawahnya, ia sangat takut melihat sorot mata Hyunsuk yang menatapnya intens. Seolah tak ingin membiarkan satu kebohongan pun keluar dari mulutnya.

"Iya, gue emang nyari Asahi..." Jihan menghentikan bicaranya, ia bimbang apakah ia harus benar-benar menceritakan semua yang ia lakukan di belakang Hyunsuk.

"Terus?" ucap Hyunsuk tak sabar melihat Jihan hanya terpaku.

"Ya udah. Gue nyari Asahi karena sekarang gue berteman sama dia, salah?" ujar Jihan kini lebih berani.

"Salah," jawab Hyunsuk cepat. "Karena lo ngelakuin itu di belakang gue. Bahkan Asahi nggak cerita apapun soal ini. Jelas salah!"

"Iya! Gue salah! Gue selalu salah di mata lo!" balas gadis itu cepat. Segala keberanian, kefrustasian, dan kesedihan seketika membuncah menjadi satu. "Gue cuma pengen selalu jadi sahabat lo, tapi lo ngejauhin gue sejak skandal itu! Lo nggak pernah tau apa yang gue rasain, Suk-ah! Dan sekarang, saat gue udah mulai akrab sama Asahi, lo nyalahin gue lagi? Baguslah!" Pertahanan gadis itu runtuh, ia meneteskan setitik air matanya.

"Gue punya alasan," jawab Hyunsuk.

"Iya gue tau lo punya alasan! Sekarang lo udah terkenal, jadi mungkin gue udah nggak berharga lagi buat lo," ujar Jihan pilu seraya berusaha menghapus air matanya.

"Gue sayang sama lo!"

Pernyataan Hyunsuk barusan berhasil membuat Jihan terkejut setengah mati namun juga ingin tertawa. Alhasil Jihan hanya tertawa pahit sambil mencibir, "alasan yang bagus!"

"Gue serius, gue sayang sama lo, Jihan-ah. Itu alasan gue."

Melihat wajah serius Hyunsuk yang tak berubah, Jihan jadi ngeri. Kenapa Hyunsuk malah mengungkapkan sayang pada saat seperti ini?

"Gue ... sayang sama lo sejak kita jadi sahabat lima tahun lalu ..."

Jihan tak bisa lebih terkejut lagi dari pada sekarang. Ia membeku, sama sekali tak menyangka dengan apa yang baru saja ia dengar.

"... tapi karena gue punya mimpi yang lebih besar, gue mutusin buat ngejar mimpi gue dulu, supaya bisa bikin lo bangga. Tapi setelah mimpi gue tercapai, ternyata masih aja nggak ada jalan buat gue, karena aturan agensi. Lo nggak tau betapa stresnya gue waktu tau kita kena skandal dating. Gue mutusin buat ngejauhin lo karena gue nggak mau lo terluka karena skandal itu, juga karena gue nggak mau Treasure jadi berantakan gitu aja. Tapi ternyata sekarang lo malah deket sama member gue sendiri. Gue nggak apa-apa kok, asal kalian bisa jaga rahasia kalian di depan agensi dan bisa menghindar dari Dispatch. Gue usahain nggak ada member Treasure lain yang tau soal ini, gue bakal tutup mulut."

Jihan terdiam seribu bahasa. Ia masih tak dapat berkata apa-apa hingga Hyunsuk berbalik dan pergi. Ia menatap punggung sahabatnya itu, terasa sesak dadanya. Pernyataan Hyunsuk yang bertubi-tubi benar-benar membuatnya hancur. Lima tahun lamanya Hyunsuk memendam perasaan yang sama, namun ia tak tau apa-apa. Betapa bodohnya.

Sementara Asahi yang dari tadi menyaksikan apa yang terjadi pun sama tak menyangka dan sama terkejutnya. Ia kemudian merasa bersalah berkali-kali lipat dari pada sebelum-sebelumnya. Ia merasa telah menjadi pengkhianat besar. Saat Hyunsuk berlalu melewatinya pun ia tak sanggup untuk sekadar mengucapkan maaf. Hyungnya itu malah tersenyum pasrah seraya menyuruhnya untuk menenangkan Jihan yang sedang menangis.

Asahi dengan lututnya yang terasa lemas menghampiri Jihan yang terduduk menangis setelah Hyunsuk pergi. "Nuna?"

Jihan segera bangkit dari posisinya, mengusap air matanya tak beraturan dan menatap Asahi dalam-dalam. Ia berdiri tegar seolah tak pernah terjadi apa-apa. "Kita udah selesai, Asahi-ya. Mulai sekarang, anggap aja lo nggak pernah kenal gue ... dan gue bakal menganggap lo sama seperti artis-artis lain yang cuma bisa gue lihat di tv. Makasih dan maaf buat semuanya."

Setelah berkata demikian, Jihan pun pergi. Ia meninggalkan perih mendalam di hati pria yang kini mengamati punggungnya yang berlalu. Tak sadar, setitik air mata Asahi keluar mengingat kuncup yang belum sempat mekar, kini harus layu. Apalagi kalau bukan perasaannya pada gadis itu.

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang