Yibo tersenyum saat melihat kekasihnya bermain dengan anak-anaknya. Para kelinci itu juga sepertinya terus saja menempel pada Xiao Zhan. Namun, ada yang berbeda dengan kekasihnya hari ini. Dia tampak gelisah. Tidak seperti biasanya. Saat dia bertanya ada apa, Xiao Zhan hanya menggeleng kepala sambil tersenyum. Yibo paling tidak suka melihat kekasihnya seperti itu.
Yibo berjalan memeluk kekasihnya dari belakang. "Ge, apa yang membuatmu gelisah? Apa kau sedang tidak enak badan?" Tanya Yibo halus.
Xiao Zhan juga tidak tahu. Kegelisahan itu mendadak muncul begitu saja. Seperti beberapa tahun yang lalu. "Aku baik. Sungguh."
"Benarkah? Hari ini aku mau ke kampus sebentar. Hanya sebentar kok. Ingin kuteleponkan Zhuocheng atau Jiyang untuk menemanimu?"
"Tidak. Mereka sedang banyak ujian akhir-akhir ini."
"Atau kau mau Xu Kai menemanimu?"
"Tidak mau! Kau mau pacarmu di tunggui oleh sainganmu? Kau aneh!"
Ah..ya! Xiao Zhan memang belum tahu kalau Xu Kai sebenarnya adik satu ayahnya.
"Baiklah, tapi tetap di rumah dan jangan berkeliaran. Oke? Nyalakan ponselmu agar aku bisa menghubungimu nanti."
"Iya Yibo sayang."
Jam sepuluh Yibo sudah berangkat ke kampus. Dia bilang sebelum jam dua belas dia akan sampai di rumah.
"Ahh..aku mau makan ramen, tapi di sini tak ada ramen instan. Beli di minimarket depan saja! "
Dengan langkah semangat dia pergi ke mini market. Setelah keliling beberapa menit, matanya tergoda dengan satu toples permen gummy dan juga permen kacang. Dia baru saja memilih ramen instan saat seseorang mencemgkeram pinggangnya. Mendadak semua otot tubuhnya kaku.
"Halo kelinci kecil. Sekarang kau sudah jadi kelinci dewasa ya. "
Suara itu...suara itu..Xiao Zhan ingat betul. Suara yang selalu hadir di setiap mimpi buruknya.
"Le..lepaskan aku."
"Melepaskannya? Tidak mungkin. Kau membuatku menikmati penjara selama beberapa tahun. Paling tidak kau harus memberikan hadiah padaku."
Tubuh Xiao Zhan keremangan saat orang itu mencium tengkuknya. Xiao Zhan mulai kesulitan bernafas. Bisa gawat kalau dia pingsan di sini. Orang itu akan memanfaatkan kesempatan.
Dengan tenaga yang tersisa, Xiao Zhan melepaskan diri dari orang itu dan berlari keluar meninggalkan belanjaannya.