Xiao Zhan melirik Zhuocheng yang sepertinya tengah bermain dengan 'kuan-ge'. Sejak kejadian itu, Zhuocheng memang tak pernah menolak Haikuan secara terang-terangan. Paling hanya nada bicaranya saja yang ketus. Begitu saja Haikuan sudah senangnya setengah mati. Namun, sudah hampir tiga hari ini Haikuan tak nampak batang hidungnya. Entah itu di rumah Zhuocheng ataupun di kampus.
Hari ini Xiao Zhan baru tahu dari Yibo kalau Haikuan sakit. Beberapa hari ini memang turun hujan. Sepertinya Haikuan terkena flu."A-Cheng, Haikuan-Ge sakit. Kau tak mau menjenguknya. Hari ini aku dan Yibo mau ke sana, kau mau ikut tidak?"
"Tidak. Kalian saja. Lagipula kenapa aku harus?"
"Aiyo, saat kau sakit Haikuan-Ge menjagamu dengan baik. Masa kau tak mau gantian?"
"Bukan mauku kan. Dia sendiri yang mau. Kalau mau pergi ya pergi saja. Sana..sana!"
Tak lama Yibo datang menjemput.
"Dia tak mau ikut?" Tanya Yibo.
"Tenang saja. Dia pasti akan menyusul nanti. Hehehe.. ayo!"
Sepeninggal Xiao Zhan dan Yibo, Zhuocheng mulai gelisah. Teringat saat dia terserempet mobil gara-gara menyelamatkan 'kuan-ge', Haikuan sangat khawatir. Belum lagi setelah itu demam menyerangnya, Haikuan dengan sabar mendampinginya.
Zhuocheng meletakkan 'kuan-ge' yang tertidur di rumah-rumahan miliknya. Dia bergegas ganti baju dan segera pergi. Zhuocheng mampir ke toko buah untuk membelikan parsel.
Mobil miliknya berhenti agak jauh dari gerbang rumah Haikuan. Dia baru ingat kalau Yibo dan Xiao Zhan juga ada di sana. Kalau tiba-tiba dia muncul, bukankah mereka akan menertawainya. Jadi, dia menunggu sampai Yibo dan Xiao Zhan pergi meninggalkan tempat itu.Zhuocheng memarkir mobilnya di depan rumah Haikuan. Dia langsung saja masuk karena dia tahu betul sandi pintunya. Terlihat Haikuan masih bergelung di kasur.
"Hei!" Sapanya.
"A-Cheng? Kaukah itu?"
"Hm. Ini aku. Kenapa?"
Haikuan duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.
"Zhan Zhan bilang kau tidak mau ikut. Beberapa hari tak melihatmu aku benar-benar rindu."
"Cih! Kau ini sedang sakit! Jangan berkata manis. Apa kau sudah makan?"
"Mm..ya, tadi Yibo membelikanku bubur. Obatnya juga sudah kuminum."
Zhuocheng duduk disamping Haikuan. "Kalau begitu kau harus tidur. Kenapa bisa sampai sakit?"
Haikuan tersenyum. Senang sekali karena Zhuocheng terlihat sangat perhatian meskipun nada bicaranya sedikit kasar.
"Aku kehujanan saat pergi ke minimarket tak jauh dari sini. Yang diujung jalan itu. Aku lupa tak bawa payung. Lagipula sudah setengah jalan jadi ya kuterobos saja."