"Maaf..maafkan aku A-Cheng."☘️
'PLAKK!'
Sebuah tamparan jelas jatuh di pipi nya. Cetakan merah jelas terlihat. Namun, Haikuan justru tersenyum.
"Tamparlah lagi. Kalau kau mau memukulku..pukul saja. Aku akan menerimanya. Aku pantas mendapatkannya."
Zhuocheng mengerutkan keningnya. Kata-kata Haikuan sepertinya menyiratkan sesuatu.
"Aku bukan orang yang terlalu kejam. Pergilah. Sebelum aku menjadi orang yang benar-benar kejam." Usir Zhuocheng seraya hendak menutup pintu. Sayangnya Haikuan berhasil menahannya.
"Aku akan bertanggung jawab atas apa yang telah kulakukan. Aku akan selalu ada disisimu. Tak peduli seberapa jauh kau mengusirku, aku akan tetap kembali padamu. Percayai itu."
Haikuan membiarkan Zhuocheng menutup pintu, lalu segera mundur.
"A-Cheng! Aku sangat mencintaimu!"teriaknya sebelum pergi. Meninggalkan Zhuocheng yang masih mematung dibalik pintu. Bahkan pintunya belum sepenuhnya tertutup.
"Bertanggung jawab? Apa dia tahu? Tidak mungkin. Dia tidak ingat apapun." Gumam Zhuocheng.
'Tak peduli sejauh apapun kau mengusirku, aku akan tetap kembali padamu. Percayai itu.'
'Aku sangat mencintaimu.'
Mendadak ada sedikit desiran tak nyaman di dadanya.
"Kalimat itu..dia pikir itu akan mempan padaku! Cih! Jangan harap!" Omel Zhuocheng. Dia justru tak menyadari kalau dia bahkan sudah mulai terpengaruh walaupun sedikit.
Xuan lu masuk rumah terlebih dulu lalu memanggil adiknya."A-Cheng!"
Mendengar suara merdu kakak perempuannya, dia segera keluar dari kamarnya.
"Ada apa sih, Jie? "
"Hehehe.. gendong Zhan Zhan ya. Dia tidur pulas sekali. Aku tak mau membangunkannya."