18。 balada ilusi

372 47 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



arkana jaemin tengah menata perkakas miliknya yang sedaritadi tertata tak beraturan di atas meja. bukannya tak kasat mata, namun enggan menata.

"mau kemana lo beres-beres? cabut lagi?" tanya yoshi adjie selaku kawan sejawatnya.

"dispen gua, ada lomba di sekolah lain." arkana jaemin menyanggah tas hijau army pada bahu kiri. "gua duluan, djie."

"surat dispen gua di atas meja guru ya," sahut arkana jaemin sebelum membuka pintu.

fokus netra teralih kala sang pemuda mengayuh langkah ke arah koridor, menyisakan sambatan milik para pemuda yang sedaritadi sibuk pada game online mereka.

"gua nyesel, kenapa gua keluar softball ya? padahal gua bisa ikut dispen bareng arkan," tutur fajri mashiho.

ryan hyunbin dan rafli sanha yang duduk berhadapan, sontak bertukar pandang. menerka jawaban yang tepat.

"belum rezeki," ujar rafli sanha.

ryan hyunbin pun mengangguk. "passion lo di desain aja udah bagus, jri."

"makasih, bro!"

fajri mashiho menepuk punggung ryan hyunbin sedikit keras, membuat rafli sanha meringis.

"sakit kaga, yan?" tanya rafli sanha.

ryan hyunbin menggeleng. "kaga, sini gua bales ke lu."

semesta, jika ingin menepis lara hati harusnya jangan setengah hati. raga mungkin menerima, namun belum tentu dengan afeksi yang mendamba.

yoshi adjie menengahi kedua pemuda yang siap beradu getok itu. tengah hari ini panas, jangan dibuat makin panas dengan tingkah mereka.

"heh, diem ngapa? panas nih, mending beli minum di kantin," ujar yoshi adjie.

rafli sanha mengangguk. "yok, traktir ya djie?"

"ogah, minta sama cewek lu sana."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kelas enjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang