"assalamualaikum, pagi!"
"kalian ikut ibu ke lapangan, sekarang juga."
jumat pagi berangin. pukul sembilan lewat lima menit, letak bayang kurang dari sembilan puluh derajat, menghadap ujung penahan. deretan pemuda di tepi lapangan, menarik tilik netra seluruh penghuni loka. ditambah guru bk yang berdiri antara kesebelas pemuda yang gemar membolos atau terlambat.
"kalian ini, mau sampai kapan terlambat terus? kelas 12, mau sampai lulus? upacara seminggu sekali, nak." ujar seorang wanita paruh baya, yang menjabat sebagai guru bk.
nampak guru itu tengah memijat pelipisnya perlahan. mungkin penat. membuat barisan dikoridor kelas 12 menyahuti derai tawa.
"udah bu, biarin aja kelas 12. kata pepatah nanti nyesel sendiri." sahut salah dari mereka, si tukang kabur. "saya aja nyesel kok bu, sekarang."
"ngibul banget, alfharizi. lo memang ngga terlambat, tapi ngeluyur. sama aja, ngga ada beda tuh." galuh aisha mendegus sembari mengipasi diri, udara hangat bahkan saat hari berangin.
pemuda tukang tidur berasma yoonbin alfharizi itu kembali tertawa hingga membentuk lengkung sabit terbalik, "perhatian banget, si neng galuh." sahutnya. "itu adjie, ngga lo omelin juga? kok pilih kasih gitu?"
"berisik, diem deh." galuh aisha, gadis yang mengidolakan penyanyi cantik selena gomez itu bangkit dan kembali ke kelas. tanpa menghiraukan ujaran pemuda pembuat gaduh itu.
"ngga bakal di omelin dong, galuh kan kanca gua. yakan, gal?" sahut pemuda dengan seragam acak-acakan. yang tadi disebutkan namanya.
lagi-lagi, galuh aisha memutar bola netranya malas. "apa kata lo aja deh, djie. pusing gue, kalian berisik. gue ke kelas aja."
derai tawa milik yoshi adjie kembali terdengar disambung derai tawa yoonbin alfharizi. mecipta raut kesal makin kentara pada paras gadis yang biasa disebut model itu.
ditambah petikan string gitar milik penghuni kelas sebelah dengan nada indie yang dimainkan oleh pemuda dengan setelan biasa, membuat mereka semakin gencar meledek si gadis model andalan itu.
⸙
"viarju! jangan di habisin minuman gue! makanan gue belum habis nih." pekik seorang gadis dengan pulpen biru ditangan kanannya.
pemuda berasma viarju sunwoo itu menggeleng. "kok gua sih, cha? jelas tadi gua minta minum sama riri atau jennie. bukan punya lo."
annisa choerry atau yang biasa di sapa icha, menatapnya tajam sembari mengacungkan pulpen tepat dihadapan pemuda itu. membuat yang diacungkan meneguk saliva perlahan.
"awas ya kalo bohong, gue minta ganti minum yang masih penuh." ancam annisa choerry. viarju sunwoo kembali menggeleng tegas. "harusnya yang bilang gitu mereka berdua, bukan malah lo."
melihat perdebatan yang berlangsung cukup lama, membuat sang atlet karate berparas elok yang sedari tadi mencoba menutup matanya tergugat dan kini menatap keduanya tajam.
"berisik banget sih. itu di galon masih banyak."
kedua remaja yang tengah berdebat itupun menoleh dan mendapati saniyya bomin menatap mereka dengan iras kesal tertahan, "eh, sorry. kita diem deh, san." sahut annisa choerry.
"kalo minumnya habis kan masih ada di galon, ambil aja. ngga perlu ribut-ribut gitulah." saniyya bomin mengayuh langkah keluar kelas, namun ia kembali menoleh. "cha, besok gue bayar uang kasnya ya."
menyisakan viarju sunwoo yang tengah menahan derai tawanya dan annisa choerry yang menghela nafas. agar dapat mengatur emosinya yang mulai tersulut.
"diem ngga lo? nanti gue buat fans lo kabur semua. gue serius."
ujaran gadis yang menjabat sebagai bendahara kelas, sontak membuat pemuda itu bungkam. bukan karena takut para fans nya hilang, tetapi karena gadis itu tak pernah bercanda dengan tiap-tiap tutur katanya.
"jangan dong, please. jangan serius-serius juga, nanti viral." sahut viarju sunwoo, membuat annisa choerry memutar kedua kenari hazelnya sembari mendengus kesal.
"halah, berisik."
⸙⸙
seorang gadis tengah memfokuskan netra hitamnya ke arah layar ponsel. yang menampilkan lakon antara haru dan eun dan oh pada bagian ke tiga puluh dua.
"itu udah episode berapa, des?"
gadis bertubuh mungil terduduk di bangku sisi kiri gadis itu. membuat yang tengah fokus pun menoleh. "oh ini? episode terbaru. kalo ngga salah sih episode terakhir, jen."
destiana chaeyoung menghentikan aktivitas menontonnya dan menoleh ke arah gadis mungil yang pendiam berasma jenni nako ini.
"mau ke kantin ngga, jen? temenin gue yuk. mau beli susu cokelat nih gue." tawarnya. jennie nako pun mengangguk, "yuk. sekalian mau beli makanan, buat latihan nanti."
kedua gadis itu bangkit dan mengayuh langkah keluar kelas. namun, seorang pemuda menghentikan langkah mereka. tepat di ambang pintu.
"mau kemana? gua mau nitip dong, nasi ayam ya."
destiana chaeyoung menatapnya tajam. "ngga terima titipan, terutama titipan lo."
pemuda berasma zulfan bomin itu terkekeh. "kenapa? takut baper sendiri? santai aja."
rasanya, kedua gadis itu ingin menghujani pemuda didepan mereka dengan ribuan kalimat makian. tetapi percuma. mereka takut kata-kata pepatah menjadi kenyataan antara mereka.
"dih. udah deh, zul. jangan terlalu percaya diri, nanti kalau jatuh malu." sahut jennie nako.
memancing selera humor destiana chaeyoung yang amat rendah. "bener banget itu. jennie yang pendiem aja sampe bilang gitu." ujarnya, disela derai tawa miliknya.
mereka tak sadar, bahwasanya seluruh pasang mata menatap nanar ke arah mereka. yang tepat di ambang pintu dan derai tawa yang tak kunjung henti. membuat iras pemuda berasma zulfan bomin itu kian memerah.
"yaudah, ngga jadi nitipnya." kemudian pemuda itu keluar dari kelas, tanpa menoleh sedikitpun.
dilanjutkan oleh kedua gadis yang sedari tadi ingin berkelana di kantin, namun terhenti karena ulah si pemuda tadi. sungguh, pemuda itu sangat ahli bermain kata. tetapi tak berguna untuk kali ini.
"yaudah, bye." sahut kedua gadis itu, sembari memandangi zulfan bomin yang kembali ke tempatnya, di dekat jendela ketiga.
selesai sudah pengenalan ke tiga puluh enam penghuni ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas enjoy
Fanfic☾ warsa OO - O1. ❝ tak selamanya yang tertawa bersama, akan selalu bersama. karena akan datang masa dimana mereka harus berpisah.❞ (!!) lowercase...