14。 merajut bukan merajuk

469 64 34
                                    

aku yakin kalau kalian paham cara menghargai orang lain, seperti kalian ingin di hargai.


"kalau kamu cari yang jago jahit, aku mundur teratur," yoshi adjie memicingkan netranya guna menyusuri jejak jarum pada kain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kalau kamu cari yang jago jahit, aku mundur teratur," yoshi adjie memicingkan netranya guna menyusuri jejak jarum pada kain. "ngga punya bakat gua jadi kakek-kakek kreatif."

"hah? apaan kakek-kakek kreatif? ngaco lo!"

semesta, hari masih pagi bahkan kabut masih menjadi selimut seluruh kota tapis berseri ini, disertai udara dingin yang tercipta. tetapi, tidak berdampak apapun pada seorang pemuda yang kini tengah memintal benang emas pada kainnya dan menampakkan kerutan halus pada dahi.

"susah banget anjir, ada yang mau nge-joki kaga sih?! pusing gua," ceplos yopi hyunjin seraya membenahi letak kacamata bundarnya.

tuturan itu, sontak menjadi bahan
sahut-sahutan oleh penghuni kelas lainnya. apalagi saat pemuda itu terus menggerutu.

"enam puluh ribu, siap pakai. deal?" sahut annisa choerry, dari bisikan tiara chaeyeon di sampingnya.

"korting, jadi lima puluh lima ribu, deh. gimana?" timpal tiara chaeyeon.

"kampret, lo korupsi ya? icha sama tiara penganut sistem kkn!"

tepat setelah penuturannya, kini yopi hyunjin meringis. saat dirasa sebuah pukulan mendarat mulus pada hasta kirinya, yang tengah bebas tanpa kain ataupun jarum jahit.

"ampun, riri! sakit banget pukulan lo," protesnya.

riri yeonhee menajamkan fokusnya ke arah manik hazel pemuda itu. "lo tuh ya, usaha dulu baru ngeluh. jangan jadi merajut lalu merajuk deh."

"hih, dasar puitis!" cibir yopi hyunjin.

"biarin, yang puitis gue. toh, ngga ada ruginya untuk orang lain 'kan?"

"pantesan ngga ada yang mau, galak sih."

"iya, makasih ya." riri yeonhee tersenyum sembari menatap
yopi hyunjin penuh arti. "makasih a5as pujiannya, yopi."

gelak milik kelas enjoy itu menggema hingga terdengar oleh kelas tetangga, membuat tiga puluh penghuni serta satu orang guru pembimbing itu, seolah menolak fakta bahwa mereka telah mencari ulah.

sisa penghuninya, entah ada di belahan dunia mana. yang pasti bukan pada ruang kelas itu sejak bel berbunyi tadi.

pak guru pun memijat pelipisnya perlahan. "sudah-sudah, kalian malah berantem. kapan jadinya tapis kalian nanti?"

annisa choerry kembali menyahuti ke arah yopi hyunjin yang masih beradu argumen dengan riri yeonhee.

"yopi! serius nih, lima puluh lima ribu siap pakai. mau ngga?"

kelas enjoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang