Chapter 29

2.1K 210 56
                                    

Dengan langkah tertatih-tatih, Jay terus menyeret kakinya menuju ke arah mobil Sehun yang sudah mulai mengeluarkan asap.

Tidak

Ini, tidak bisa dibiarkan

Jay langsung terduduk, mencoba membuka pintu mobil yang sudah peok itu, wajahnya mengeras tatkala melihat Sehun dengan posisi terbalik serta tangan yang menahan badan terutama kepalanya dari serpihan kaca yang berserakan, darah sudah keluar dari mana-mana.

Mulai dari darah di kepala yang sudah menutupi wajah Sehun , hingga telapak tangannya, dan bahu kirinya yang terkena luka tembakan.

Matanya sudah menutup sempurna, tapi Jay dapat melihat, dada Sehun yang naik turun, Jay yang juga terluka benar-benar tak peduli dengan rasa sakitnya, bahkan wajah dan pakaiannya sudah penuh dengan noda darah, serta luka yang lumayan serius yang sempat ia dapatkan saat meloncat dari mobil dan bertemu dengan aspal.

Dengan penuh usaha dan ambisi, Jay berhasil membuka pintu mobil, dan membuka seat belt Sehun dengan hati-hati, tak lupa ia menahan tubuh Sehun dengan kakinya.

Jay nampak gemetaran, melihat keadaan Sehun, bahkan tak jarang air matanya berjatuhan ke wajah Sehun.

"Kau harus selamat, harus! Jika tidak apa yang akan kujelaskan nanti pada Nayeon dan ibu," ujar Jay yakin menarik tubuh sehun keluar dari mobil yang sudah semakin banyak mengeluarkan asap.

Belum sampai beberapa jauh Jay memapah Sehun, bunyi ledakan menggema di belakang mereka.

JEDARRRR

Suara ledakan itu bahkan membuat Sehun dan Jay terjatuh dan tergeletak di aspal, Jay menoleh ke tempat mobil yang tadi sempat mereka kendarai kini sudah tak berbentuk lagi karena meledak.

Mereka tergelatak, dengan wajah menghadap ke langit satu sama lain, dan rintik hujan yang dengan senang membasahi mereka, tak lama Sehun membuka suara sambil menoleh ke samping.

"Hyung, apa kita masih hidup?" ujar Sehun pelan, namun mampu terdengar oleh Jay yang masih shock, dengan cepat Jay bangun dan menaruh kepala Sehun di pangkuannya.

"Ya, kita masih selamat, jadi bertahanlah," jawab Jay meyakinkan.

"Apa kau senang jika aku memanggilmu Hyung?" ucap Sehun terbata-bata.

Jay mengangguk mengiyakan, bahkan tangisnya sudah seperti perempuan yang tiada henti turun namun tak bersuara.

"Kenapa kau menyuruhku melompat? Seharusnya aku melindungimu dengan baik," sesal Jay.

"Melindungiku sebagai atasan atau sebagai adik?" tanya Sehun penasaran.

"Terserah kau ingin memikirkan yang mana," jawab Jay.

"Aku sudah berjanji pada Ibumu, untuk selalu melindungimu, jika tidak bagaimana bisa aku menatap wajahnya jika bertemu, aku tak bisa," jelas Sehun tulus.

Lagi-lagi perasaan Jay berkecamuk, sebegitu peduli kah Sehun padanya, dia tahu Sehun bukanlah tipikal orang yang akan mendengar perkataan orang lain, bahkan untuk berbuat janji seperti ini pada ibunya.

"Tapi jika begini, dan... Jika kau mati kau pikir aku bisa menghadapi Ibuku dan Nayeon, kau pikir aku sanggup ah, brengsek. kau memang laki-laki bajingan oh Sehun," gerutu jay tapi sehun malah tersenyum.

"Aku akan melupakan umpatanmu padaku kali ini, tapi tidak untuk waktu yang datang," ujar Sehun menutup matanya di pangkuan Jay.

Sayang, aku rasa kematian semakin mendekat padaku. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin berpisah dan meninggalkanmu, jadi aku harus bagaimana? Katakan padaku aku harus bagaimana? Im Nayeon tolong beri tahu aku.

MY FIANCE IS DANGEROUS - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang