Hari itu tepatnya saat hujan gerimis, di sebuah taman seorang gadis kecil nampak sibuk mencari sesuatu. Mata kecilnya tak berhenti menelisik di setiap tempat yang dirasakannya mungkin tempat jatuhnya benda yang ia cari.
Gerimis yang turun tak membuatnya pantang menyerah, keinginannya untuk mendapatkan apa yang ia cari lebih besar, seulas senyum terpancar dari wajahnya, mata bulat dengan manik yang hitam itu akhirnya menangkap sesuatu, sebuah mainan tas berbentuk kelinci.
"Aku menemukanmu juga Coco," ujarnya tersenyum.
Bajunya yang ia kenakan sudah mulai basah, rambutnya yang hitam tergerai bebas hingga punggungnya kini juga bernasib sama, ia melihat kondisi sekitar, sepi dan mulai sore. Ia harus kembali ke rumah sebelum orangtuanya mengkhawatirkannya.
"Coco si kelinci putih selalu pergi bersamaku, Coco si kelinci putih kapan engkau tumbuh besar seperti ku?"
Gadis itu bersenandung ria dengan melihat mainan tas kesayangan berjalan dengan onjakan, sungguh ia sangat senang hingga lupa jika ia menabrak seseorang.
Tubuhnya yang kecil mendarat ke atas tanah yang sudah becek itu, matanya menatap seorang anak laki-laki yang menatapnya tajam dengan setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu berwarna putih, tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Wajahnya yang terpahat sempurna menatap lurus pada gadis kecil yang masih terpaku di tempatnya terjatuh, bahkan wajah anak laki-laki itu juga sudah basah karena hujan.
Tak ada suara yang keluar di antara mereka, menambah suasana sore yang dingin itu menjadi lebih sunyi.
"Maafkan aku," guman gadis kecil itu menunduk tak berani menatap anak laki-laki itu.
Tak ada respons yang ia dengar, anak laki-laki itu malah berjongkok di depan hasil kecil itu, ia menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya, hingga pandangan mereka bertemu, dan apa yang terjadi selanjutnya, anak laki-laki itu mencium bibirnya, hanya kecupan.
Gadis kecil itu tak mengerti, yang ia tahu itu adalah bentuk kasih sayang, karena ia sering melihat orang tuanya melakukan hal itu, namun ia tak mengenal anak ini, siapa dia? Kenapa bisa melakukan itu padanya?
"Oh Sehun, namaku oh Sehun, ingat aku pemilikmu," ujar anak laki-laki itu akhirnya bersuara, gadis kecil itu hanya diam, tak mengerti maksud perkataan anak laki-laki yang rupawan itu.
Ia membantu gadis kecil itu berdiri, hingga sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.
"Im nayeon, im nayeon dimana kamu?"
Gadis kecil itu sangat mengenal suara itu, hingga ia melihat seorang anak laki-laki membawakan payung putih.
"Suho oppa, aku disini," ujarnya berteriak, hingga yang di panggil pun mendekat ke arah mereka.
"Apa kau mencari Coco?"
Gadis itu mengangguk.
"Apa ketemu?"
Ia tersenyum sambil mengangkat mainan tasnya berbentuk kelinci.
Sedangkan anak laki-laki yang berjas hitam itu hanya diam, dengan sorot pandang tajam pada kedua anak itu.
"Kalau begitu ayo kita pulang," ajak anak laki-laki yang bernama Suho itu dengan menggenggam tangan gadis kecil yang bernama Nayeon, namun anak laki-laki yang lain itu juga menahannya untuk tetap disana.
Suho menatapnya dengan pandangan ada apa? Kenapa kau menahannya?
"Dia milikku, kau tak boleh membawanya!" Ucap anak kecil itu penuh peringatan.
"Apa dia temanmu?" Tanya Suho, ia pikir nayeon kenal dengan anak itu.
Nayeon menggeleng pelan sebagai jawaban.
![](https://img.wattpad.com/cover/201711338-288-k600093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FIANCE IS DANGEROUS - Complete
Fanfictionmempunyai seorang tunangan yang hampir dibilang sempurna, mungkin adalah impian dari sebagian kaum hawa di dunia ini. ya oh Sehun, adalah laki-laki yang terlahir dengan sendok perak dimulutnya.harta yang berlimpah,ketampanan yang hakiki, kharisma y...