Arwen menatap bayangannya di depan cermin. Dia cukup puas mendapati efek paduan pakaian yang dikenakannya. Celana abu-abu dengan pipa lurus dan blus berkancing depan yang memiliki potongan asimetris di bagian bawahnya.
Lalu, perempuan itu berkonsentrasi merapikan make-up di wajahnya. Arwen tidak ahli berdandan tapi cukup mampu merias diri. Dia memiliki bibir penuh, hidung sedang, alis melengkung tebal, pipi agak chubby, kulit sawo matang, serta wajah berbentuk hati. Tidak ada bagian wajahnya yang begitu istimewa. Meski tak pernah dianggap cantik, tidak pula semenawan Breanna, Arwen tidak berkecil hati. Dia juga tak pernah minder meski tingginya hanya 157 sentimeter. Bukankah stiletto diciptakan untuk mengatasi masalah itu?
Perempuan itu sedang mengenakan maskara saat teringat satu hal. Ada acara yang harus dihadirinya empat hari lagi. Tangan perempuan itu terhenti di udara. Perasaan tak nyaman memerangkapnya seketika, tak bisa diabaikan. Arwen menegakkan tubuh.
Jika bisa, Arwen sangat ingin menghilangkan pertemuan keluarga -apa pun bentuknya- dari daftar acara yang harus didatanginya dalam hidup ini. Karena sudah pasti dia akan mengalami satu hal yang familier. Meski diberi label "bercanda", tetap saja membuat Arwen tak nyaman. Yaitu, dijadikan bahan olok-olok oleh para sepupu hingga tante, dari keluarga besar ibunya.
Alasannya? Hampir semua aspek dalam hidup Arwen. Mulai dari memiliki anak di luar nikah. Berat badannya bertambah sejak melahirkan yang membuat tubuh Arwen berlekuk dan dianggap gendut. Ketiadaan pasangan hingga usianya menginjak angka 27 tahun meski ada Jemmy di sekitarnya. Terakhir, pekerjaan Arwen sebagai salah satu penerima telepon di Share With Me, penyedia jasa teman curhat berbayar.
"Ngapain sih bertahan jadi penerima telepon untuk orang-orang yang curhat? Kamu kan bisa kerja di tempat ayahmu, Wen. Pastilah ada lowongan yang pas buatmu. Atau minta dimodalin untuk bikin usaha yang lebih oke. Kalau nggak mau nyusahin orangtua, ya minta sama Jemmy. Dia kan banyak duit," usul Ririn, kakak sulung Verra beberapa bulan silam.
"Aku nggak tau apa-apa soal keuangan, Tante," Arwen beralasan. Ayahnya bekerja di perusahaan pembiayaan, menjadi direktur operasional. Arwen takkan bangga jika mendapatkan pekerjaan karena katebelece.
"Minta dimodalin ayahmu atau Jemmy," imbuh Ririn lagi.
"Nggak ah, aku ogah nyusahin orang."
Ririn mengangkat alis. "Jemmy itu kan papanya Saskia. Ya wajar banget kalau dia modalin kamu bikin usaha apa kek."
"Jemmy udah biayain anaknya kok, Tan. Lebih dari cukup, malah. Dia nggak perlu modalin aku karena kami bukan suami istri. Aku bisa mengurus diriku sendiri." Arwen memamerkan senyum, mengamuflase kejengkelannya.
"Ah, susah ngomong sama kamu. Mau menang sendiri," kritik Ririn. "Harusnya kamu nggak nolak Luigi, Wen. Jelas-jelas dia suka sama kamu. Berduit pula. Kamu nggak bakalan hidup susah kalau mau sama dia." Ririn penyebut nama salah satu kerabat jauh suaminya yang memang sudah mengejar-ngejar Arwen sejak setahun lalu. Luigi juga rekan bisnis salah satu paman Arwen.
"Aku nggak tertarik sama Luigi, Tan." Arwen menahan kata-kata lanjutan yang hampir tumpah dari bibirnya. Bahwa tiap kali memandang Luigi, tanpa bermaksud menghina, dia teringat pada ikan mas koki. Bukan bayangan yang seksi, kan?
Entah kenapa, semua hal dalam hidup Arwen, menjadi amunisi yang membuat keluarga ibunya begitu bersemangat untuk meledek perempuan itu. Situasinya berbeda ketika dia berada di tengah keluarga ayahnya. Tak ada yang memperlakukannya dengan buruk, semua menyayangi Arwen. Sayang, keluarga besar Adrian tinggal berpencar di berbagai kota di Indonesia. Sehingga mereka tergolong jarang berkumpul bersama.
Khusus poin tentang Saskia, sudah tidak ada lagi yang berani mengganggunya setelah Adrian marah besar sekitar dua tahun lalu. Kala itu, ada yang menyinggung tentang kehadiran buah hati Arwen yang dibesarkannya tanpa terikat pernikahan. Entah bagaimana, ayahnya mendengar obrolan di salah satu acara arisan keluarga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Badung | ✔ | Fin
ChickLitSeumur hidup, tak ada yang pernah mengira bahwa Lucas adalah seorang gigolo. Pria ini malah dianggap sebagai playboy karier yang selalu memacari model-model bule. Hingga Lucas bertemu perempuan sintal bernama Arwen yang ingin menyewa "jasa"-nya.