Now and Forever

7.7K 1.7K 130
                                    

Arwen terjelengar. Ditatapnya Lucas yang masih berlutut dan memandangnya dengan sepasang mata biru yang dipenuhi binar. Arwen menoleh ke arah ayah dan ibunya, yang tampaknya pun menunggu respons perempuan itu.

"Mam, bilang aja mau," usul Saskia dengan suara serius. "Kan katanya pacalan dan sayang sama Om Lucas. Mau aja diajak jadi pengantin, Mam. Ntal aku juga ikutan pakai gaun cantik." Saskia turun dari pangkuan kakeknya, ikut berlutut di sebelah kanan Lucas. Namun lelaki itu meminta Saskia berdiri dan mendudukkan anak itu di paha kirinya.

"Sas, kalau Mama jadi pengantinnya Om Lucas, kita bakalan tinggal bertiga setiap hari. Trus...."

Ucapan Arwen dipatahkan oleh Saskia. "Aku tau, Mam. Aku nggak oon. Aku mau tinggal sama Om Lucas."

"Jadi pengantin itu artinya menikah. Mama dan Om Lucas bakalan...."

"Aku tau gimana olang yang nikah. Kayak Kakek dan Nenek, kan? Atau olangtua temen-temenku di Bintang Pagi."

Arwen lega karena itu berarti Saskia paham apa yang akan terjadi. Dia menarik napas, memikirkan ajakan menikah dari Lucas yang terkesan mendadak. Dia mencintai lelaki ini, itu tak diragukan lagi. Namun, Lucas juga sedang menghadapi masalah serius yang harus segera dibereskan.

"Mam, jangan kelamaan mikil. Om Lucas bisa bosen nungguin Mama ngejawab," kata Saskia lagi. Lucas tertawa geli sambil mencium rambut anak itu. Saskia membalas, mengecup pipi kiri Lucas lalu memeluk leher pria itu dengan tangan kanannya.

Pemandangan sederhana itu yang meneguhkan hati Arwen. Tanpa ragu, dia mengangkat tangan kiri dan mendekatkannya ke arah Lucas. "Aku mau, Luc," jawabnya dengan rasa haru memenuhi dada.

Lucas buru-buru menyematkan cincin berlian itu di jari manis Arwen. Seolah perempuan itu akan berubah pikiran jika Lucas menunda beberapa detik. Lalu, Arwen melihat Lucas meminta Saskia berdiri. Lelaki itu mengeluarkan benda lain dari saku celananya. Sebuah kotak mungil berbentuk bulat. Isinya, sepasang anting cantik.

"Kalau Saskia, mau nggak jadi kesayangannya Om Lucas?" tanya pria itu sambil mengangsurkan kotak perhiasan itu.

Saskia menggeleng. "Aku nggak mau, Om."

Jantung Arwen seolah berhenti karena mendengar jawaban Saskia. Lucas pun memucat.

"Aku maunya jadi anak Om Lucas aja. Bial aku punya dua papa, banyak yang sayang jadinya. Yang penting, Om Lucas jangan suka malah-malah sama Mama. Tlus, aku pengin seling-seling main ke tempat penitipan anjing."

Lucas tersenyum. "Iya, betul. Memang lebih baik Saskia jadi anaknya Om Lucas aja. Janji, Om Lucas nggak akan marah-marah sama Mama. Kita juga bakal sering main ke Animal City." Lelaki itu mendongak untuk menatap Arwen sesaat. "Ini untuk Saskia, dikasih sama neneknya Om Lucas. Saskia mau?"

"Mau, Om!"

Air mata Arwen mengalir begitu saja. Adrian berdiri, memeluk putrinya sembari mengucapkan selamat. Sementara Verra membantu cucunya mengenakan anting berlian pemberian Lucas. Setelah itu, barulah Arwen mendapat pelukan dari ibunya.

"Wah, aku ketinggalan berita penting, ya? Kenapa ada yang peluk-pelukan, sih?" Breanna bergabung di ruangan itu.

"Tante, Om Lucas mau jadi papaku," teriak Saskia kegirangan. Anak itu berlari ke arah Breanna. "Aku dikasih ini," katanya sambil menunjuk ke arah daun telinganya.

Arwen melihat kekagetan adiknya sebelum Breanna ikut bersorak heboh seperti Saskia. Sementara itu, Lucas sudah berdiri dan menghampiri perempuan itu. Dia menggenggam tangan kiri Arwen.

Seakan tahu apa yang sedang berkecamuk di kepala Arwen, Lucas berujar dengan suara rendah, "Aku akan beresin semua masalah yang ada sebelum kita nikah. Makasih ya Wen, karena kamu bersedia jadi istriku." Lucas menatapnya dengan sorot mata yang tak bisa diterjemahkan maknanya oleh Arwen. Tatapan magis yang membuat perempuan itu tahu bahwa dia sudah membuat pilihan yang tepat.

Bidadari Badung | ✔ | Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang