Lucas senang melihat kekasihnya tak berkutik. Arwen terpaksa keluar dari mobil setelah Imelda berjalan mendekat. Lucas sempat menangkap pelototan perempuan yang dicintainya, seolah menebar ancaman jika Arwen akan membuat perhitungan. Namun, mana mungkin Lucas takut?
Dia sudah sampai sejauh ini. Pembalasan dendam ala Arwen takkan membuatnya gentar. Lucas justru lebih cemas jika Arwen menciumnya penuh gairah. Itu justru lebih berbahaya.
"Oma, ini Arwen yang sering kuceritain itu." Lucas memperkenalkan dua perempuan paling penting dalam hidupnya. "Sekarang aku udah ngebuktiin sama Oma kalau masa-masa bareng bule buduk itu udah lewat."
Imelda dan Arwen saling bersalaman sembari menyebut nama masing-masing. Nenek Lucas jelas-jelas menunjukkan ketertarikan pada kekasih cucu sulungnya. Sementara Arwen tampak agak kikuk.
"Arwen sempat nggak mau turun dari mobil, Oma. Karena aku cuma bilang kalau mau ngajak dia ketemu sama Quentin dan Cybil. Setelah kami pulang dari sini, aku pasti diomelin habis-habisan," cerocos Lucas.
"Salahmu, kenapa dari awal nggak ngomong kalau Oma pengin kenal sama pacarmu," komentar Imelda. Perempuan itu tersenyum ke arah Arwen. "Lucas sempat pamer foto kalian. Tapi ternyata kamu lebih cantik aslinya. Oh iya, kamu juga harus manggil saya 'Oma'."
"Iya, Oma," sahut Arwen sembari mengangguk.
"Tadi siang, Lucas nelepon kalau dia mau ngenalin pacarnya. Sekalian pengin makan malam di sini. Kamu nggak boleh sungkan, ya? Cuma ada Oma, Opa, Quentin, dan Cybil." Imelda menoleh ke arah pintu gerbang yang sedang dibuka oleh salah satu satpam. "Tuh, mereka datang."
Neneknya benar. Sepupu Lucas dan istrinya baru saja tiba. Lelaki itu diingatkan bahwa dia sudah membohongi Arwen untuk satu hal lagi.
"Wen, kecuali Opa, semua udah tau soal Audy. Kemarin aku langsung cerita sama Oma dan Quentin. Maaf ya, tadi aku nggak jujur sama kamu," katanya sambil mengelus lengan kanan Arwen.
Perempuan itu menatap Lucas dengan pupil melebar. Arwen mendapat kejutan bertubi-tubi sejak pagi dari Lucas. Namun, perempuan itu tidak berkomentar apa-apa. Lucas pun mengalihkan perhatian pada neneknya yang berdiri di depan Arwen.
"Aku nurutin saran Oma untuk ngomong apa adanya sama Arwen. Dia bisa terima kondisiku, Oma. Dia nggak nyalahin aku atau semacamnya. Saking hepinya, aku ngajak dia ke sini. Aku pengin Oma dan yang lain kenalan sama pacarku," beri tahu Lucas.
Imelda meraih jemari kanan Arwen, menepuk punggung tangannya dengan lembut. "Makasih ya Wen, karena bisa terima Lucas apa adanya. Oma ikut senang, karena Lucas ketemu perempuan yang bisa memahami dia dan nggak menuntut ini-itu."
Arwen tampak terperangah. Hal itu membuat Lucas harus menahan tawa. Keluarga Chakabuana pasti sudah begitu mengejutkan perempuan itu. Bertepatan dengan itu, Quentin dan Cybil mendekat. Wyn berada dalam gendongan ayahnya. Lucas pun memperkenalkan perempuan tersayangnya pada pasangan itu.
"Yuk, kita masuk sekarang. Opa udah nunggu di ruang tamu, nggak sabar pengin kenalan sama pacarnya Lucas. Kita langsung makan, ya? Oma udah masak banyak makanan enak untuk kalian." Imelda menggandeng lengan kanan Arwen. "Lucas itu cerewet banget, minta ini-itu. Untungnya darah tinggi Oma nggak kambuh."
"Oma, jangan ngomong gitu. Nanti Arwen kepikiran dan malah jadi makin nggak enak," Lucas mengingatkan. Dia berjalan di sebelah kiri Arwen. Lucas memegang tangan kekasihnya, tapi tampaknya Arwen masih kesal. Perempuan itu melepaskan genggamannya dengan gerakan halus.
Imelda menoleh untuk menatap Arwen. "Kamu nggak boseh sensian, ya? Kalau Oma ngomel, itu khusus untuk Lucas doang. Seumur hidupnya, memang butuh diomelin supaya jadi orang bener."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Badung | ✔ | Fin
ChickLitSeumur hidup, tak ada yang pernah mengira bahwa Lucas adalah seorang gigolo. Pria ini malah dianggap sebagai playboy karier yang selalu memacari model-model bule. Hingga Lucas bertemu perempuan sintal bernama Arwen yang ingin menyewa "jasa"-nya.