Ternyata, bersandiwara itu mengasyikkan juga. Meski bagi Lucas, berpura-pura memacari seseorang tak pernah terbayangkan sama sekali. Baginya, cerita semacam itu cuma ada di novel romantis dan mustahil terjadi di dunianya. Seolah dia kekurangan aktivitas saja. Akan tetapi, hati nuraninya yang menampakkan diri saat bertemu Mawar dan Lena. Siapa sangka, menipu para perisak ternyata membuat Lucas bahagia?
"Luc, peranmu sebagai pacar idaman itu, sukses besar. Natural banget. Kamu beneran udah jadi pahlawanku," bisik Arwen dalam satu kesempatan. Shawna sedang mengambil makanan lagi. Padahal, isi kedua piring yang dibawanya, tak banyak berkurang. Beberapa cake dan puding hanya digigit sedikit. Sementara nasi gorengnya masih bersisa banyak.
"Itu basa-basi atau ngeledek, Wen?" balas Lucas. Dia kembali mengarahkan sendoknya kepada Arwen.
"Itu pujian tulus dariku. Tapi bukan berarti kamu berubah kayak babysitter gitu. Ngapain nyuapin aku terus? Aku punya tangan, bisa ngambil makanan sendiri."
Tangan kanan Lucas menggantung di udara. "Ini jenis keintiman yang lebih kuat tanpa harus pamer kemesraan," bantah Lucas.
Arwen tertawa kencang. Kali ini, perempuan itu menolak disuapi dan mengambil alih sendok dari tangan Lucas. "Gara-gara kebanyakan ngoceh, sarapannya jadi kacau gini. Kamu sendiri tadi yang ngomong sama Mawar, kalau aku nggak suka makan sambil ngobrol. Tapi nyatanya malah jadi ketawa melulu gara-gara aksi heroikmu jadi pacar yang keren."
"Jadi, aku berguna, kan?"
Arwen mengangguk dengan mulut penuh. Setelah beberapa saat, dia baru bisa bersuara. "Banget. Makasih ya, Luc."
Mungkin, Lucas harus mencatat hal ini sebagai sisi baik dirinya. Karena selama ini, dia kesulitan menemukan sifat positif yang melekat padanya. Kecuali kecintaannya pada anjing, mungkin. Dia terlalu sering mendengar kalimat negatif dari ayah dan ibunya. Dia terbiasa dianggap sebagai anak manja yang tak punya cita-cita dan ambisi tinggi, pembangkang (terutama sejak memutuskan keluar dari Buana Mart), atau orang yang tak bisa diandalkan.
Awalnya, tentu saja Lucas menyangkal opini itu. Dia tak seburuk itu, kan? Dia juga memiliki banyak kelebihan. Akan tetapi, karena terus diulang oleh Martha dan Rudolf, lama-kelamaan Lucas mulai yakin bahwa dirinya seperti yang digambarkan oleh orangtuanya. Hal itu mulai menggerogoti Lucas perlahan-lahan. Hingga, Izara memberi "penutupan" yang seolah mengukuhkan semua pendapat negatif itu saat meninggalkan Lucas tanpa berita.
Lucas berdiri dari tempat duduknya saat melihat orangtua Arwen menghampiri meja mereka, bersama dengan Shawna yang membawa satu mangkuk besar bubur manado.
"Selamat pagi, Om dan Tante," sapanya hormat. Adrian dan Verra membalas tak kalah hangat. Lucas mengira keduanya akan menempati meja yang sama dengan dirinya. Dia takkan heran jika pasangan itu mengajukan beberapa pertanyaan tentang hubungan Lucas dan Arwen. Atau, minimal, mencari tahu tentang keluarga Chakabuana. Namun Adrian dan Verra malah mengobrol dengan Shawna, meminta perempuan itu mampir ke rumah mereka, lalu beranjak mencari meja yang masih kosong.
"Na, bubur segitu banyak, apa habis? Makanan yang kamu ambil aja, masih banyak gini," tegur Arwen dengan nada ringan. Perempuan itu meraih piring nasi goreng milik Shawna dan memasukkan sesendok penuh ke dalam mulutnya.
"Aku kangen banget sama makanan Indonesia, Wen. Makanya lapar mata gini. Sejak pindah ke Wellington, nggak pernah nyicip masakan sini," ucap Shawna cepat.
Bagi Lucas, alasan sepupu Arwen itu agak janggal. Dia pun bisa melihat jika Arwen merasakan hal yang sama. Ditandai dengan kerut halus di alis perempuan itu. Namun, Arwen tak berkomentar. Dia dan Lucas hanya menyaksikan saat Shawna menyantap lima sendok bubur manado itu sebelum menjauhkan mangkuk. Tampaknya, bubur itu pun tak memiliki kekuatan yang cukup untuk membuat Shawna menghabiskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Badung | ✔ | Fin
Chick-LitSeumur hidup, tak ada yang pernah mengira bahwa Lucas adalah seorang gigolo. Pria ini malah dianggap sebagai playboy karier yang selalu memacari model-model bule. Hingga Lucas bertemu perempuan sintal bernama Arwen yang ingin menyewa "jasa"-nya.