Scared To be Lonely

7.6K 1.6K 83
                                    

Kisah Lucas sudah membuat Arwen begitu penasaran. Dia bukannya tak paham jika lelaki itu tidak terlalu nyaman berbagi rahasia dengan Arwen. Siapa yang tidak? Karena cerita yang dituturkan Lucas terlalu gelap, mengerikan dengan cara yang membuat sekujur tubuh menjadi dingin.

Bukan transvetisme atau masalah biseksual yang menyebabkan Arwen merinding. Tiap orang memiliki rahasia gelapnya sendiri, dia tak mau berkomentar soal itu. Begitu juga dengan ketidaksetiaan. Akan tetapi, cara orangtua Lucas untuk memuaskan hasrat sekaligus "berkhianat" satu sama lain yang paling meninju dadanya. Bagaimana bisa seseorang tidur dengan orang lain di depan pasangannya yang juga melakukan hal yang sama? Penerimaan semacam itu yang membuat Arwen ngeri.

"Luc, kamu belum selesai ceritanya, kan?" Arwen memecah keheningan. Sudah cukup lama kebisuan menggantung begitu saja dan membuat perempuan itu tak nyaman. "Kamu harus belajar percaya sama aku, Luc. Apa pun ceritamu, nggak akan membuatku goyah. Sepanjang nggak terjadi empat hal yang tadi kita bahas."

"Aku tau, Wen. Aku cuma nggak paham cara memilih kalimat yang nggak akan bikin kamu kaget."

"Aku kaget, tapi buktinya sampai sekarang aku bisa bertahan. Jadi, aku baik-baik aja, Luc," Arwen setengah membujuk. "Bagilah beban yang udah menyiksamu selama ini, Luc."

Mereka bertatapan. Arwen mendapati Lucas tersenyum. Lelaki itu tetap menawan, hanya saja kali ini terlihat lelah. "Kita main tebak-tebakan lagi, ya? Bisa menebak apa kaitan mamaku dengan Izara? Pikirin sesuatu yang dramatis, Wen."

Tanpa pikir panjang, Arwen menjawab cepat. "Mohon maaf kalau tebakanku akan terdengar nggak sopan, buruk sangka, atau apa pun namanya." Arwen berdeham. "Apa mamamu dan Izara ini ... punya hubungan spesial, Luc? Mereka pasangan?"

Yang tak diduga Arwen, Lucas malah tertawa terbahak-bahak. Perempuan itu harus menunggu gelak kekasihnya mereda. Sementara itu, kepalanya sibuk menebak-nebak karena tampaknya dugaan Arwen tadi sama sekali tidak benar.

"Kali ini, aku harus memujimu, Wen. Imajinasimu keren banget. Aku nggak pernah mikir sejauh itu." Tawa Lucas masih tersisa. "Pasti seru banget kalau itu memang terjadi."

"Kok malah 'seru banget' sih, Luc? Serem sih, iya," kritik Arwen.

"Yah, seru dalam arti super mengerikan. Setelah apa yang kulihat enam tahun lalu, andai saja Mama dan Izara memang pasangan, itu pasti melengkapi semua hal-hal buruk yang bikin mual itu. Akan jadi semacam plot twist yang nggak terduga," urai Lucas. "Tapi, kejadiannya bukan kayak gitu, sih."

Mobil Lucas sudah hampir tiba di pintu tol Bogor. Arwen menyabarkan diri, menunggu Lucas membayar biaya tol lebih dulu. "Jadi, gimana ceritanya mamamu sampai tau soal Audy, Luc?"

"Gini. Waktu dia positif hamil, Izara sengaja datang ke kantor mamaku. Untuk ngasih tau kalau dia sedang mengandung anakku. Itu bikin aku kaget, Wen. Cewek yang ngakunya cinta sama aku, saat dia hamil, memutuskan bahwa ketemu mamaku adalah langkah terbaik. Dia nggak pernah berniat ngasih tau aku."

Arwen menangkap nada pahit dalam suara Lucas. Perempuan itu tak bisa menahan diri untuk menebak. "Apa Izara dikasih duit untuk menggugurkan kandungannya?" Sesaat kemudian, perempuan itu terkekeh sendiri. "Udah mirip banget plot sinetron, kan? Aku nggak sabar nunggu kamu selesai cerita. Maaf, Luc. Aku cuma pengin tau kisah lengkapnya dan kamu nggak terbebani lagi."

"Ada yang mirip tapi bukan kayak gitu ceritanya. Izara datang untuk minta duit sama Mama karena mau menggugurkan kandungan. Dia juga pengin minta rekomen dokter kandungan yang bagus supaya proses aborsinya tetap aman. Izara bilang, belum siap hamil dan jadi ibu. Karena dia kan tulang punggung keluarga. Izara mau fokus kerja."

Kalimat Lucas itu benar-benar tak terduga. Arwen tak sanggup melawan sikap antipatinya pada mantan kekasih Lucas. Bukan karena cemburu dan iri dengan masa lalu mereka. Melainkan karena cara yang dipilih Izara untuk menyelesaikan masalahnya. Apalagi, Arwen pernah berada dalam posisi yang sama dengan perempuan itu. Namun, sesulit apa pun posisinya, tak pernah sekalipun terpikirkan untuk mengakhiri paksa kehamilannya.

Bidadari Badung | ✔ | Fin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang