"Teruslah melangkah. Jika pilihanmu meninggalkanku maka aku bisa apa. Aku akan tetap disini sampai kau sadar bahwa cintaku bukan permainan."
-Yujin
.
.
.
..
"Yujin kamu tahu rencana yang disusun oleh Ayahmu. Dan aku menyetujuinya"
Yujin menatap gadis dihadapannya dengan pandangan tidak percaya. Tapi ia mencoba tetap tenang dan menggunakan logikanya penuh untuk berfikir bukan dengan emosinya.
"Aku ingin tahu alasannya Minju" ucap Yujin santai,menyesap minuman dihadapannya juga menyuap makanan ke dalam mulutnya. Ia mencoba membuag pengalihan agar emosi tidak menguasainya.
"Aku tidak bisa bercerita padamu. Maaf" Minju menunduk, ia tidak mau dicap wanita gila uang oleh Ahn Yujin jika Yujin tahu alasannya. Hari ini rentenir kembali menyambangi rumahnya membuat onar, karena hutang pinjaman yang dilakukan oleh Eunbi.
Kepalanya hampir pecah saat wony mengabarinya tadi. Ia adalah tulang punggung keluarga. Sedangkan Eunbi tak bekerja, hanya menghabiskan waktunya dirumah dan menghamburkan uang. Berkali-kali Minju dibohongi, ia menjadi penanggung jawab dari hutang-hutang tersebut. Paling parah sertifikat rumah peninggalan Ayahnya juga menjadi korban kegilaan Eunbi.
Ia ingin sekali mengusir Eunbi dari rumah itu. Tapi bagaimanapun wony masih membutuhkannya. Minju tidak setega itu.
Yujin menyeringai, senyum mengejeknya ia tampilkan diwajahnya. "Apa kamu melakukannya demi uang Minju? Benarkah kamu membuangku karena uang. Tidakkah kamu memikirkan perasaanku. Lalu selama ini kamu menganggapku apa? Ladang uangmu? Yang akan kamu panen saat waktunya tepat".
Yujin mengedarkan pandangannya. Sadar jika kata-katanya menyakiti Minju. "Setelah kamu menjadi keluarga Ahn, aku akan menjadi anak tidak berguna. Hahahahahahaha" tawa Yujin mengundang perhatian dari pengunjung tempat itu.
Air mata sudah mengalir deras di pipinya, Minju menunduk merasa bersalah.
"Tolong, beri aku kesempatan untuk membuktikan Minju. Pada Ayahku juga padamu jika aku layak menjadi pewaris. Bahwa aku berguna untukmu juga keluargaku. Selama ini aku juga menawarkan bantuan untuk membantu ekonomimu".
Tangan Yujin terulur menggenggam tangan Minju."Tolong, jangan seperti ini meski itu bukan uangku tapi izinkan aku membantumu jika itu alasannya. Ayahku pasti akan memahaminya juga, jika kamu tak bersedia".
***
.
.
.
.
.
Setelah pertemuan itu hubungan Yujin dan Minju berjalan seperti biasanya lagi. Tetap hangat. Malam ini Yujin ingin memberi kejutan pada Minju. Sepulang kuliah ia pulang mandi dulu dan berganti pakaian yang lebih rapi tidak seperti biasanya yang hanya mengenakan kaos dan celana jins.
Ia menyemprotkan parfum lebih banyak dari biasanya. "Anak mama wangi banget, mau kemana? "
"Kencan dong ma, Yujin berangkat ya, mau jemput Minju ke kantor" pamit Yujin bersalaman dengan sang Mama dan masuk ke dalam mobilnya.
.
.
.
.
"Jin kamu apa-apaan si"
"Pelan-pelan sayang"
Yujin menutup mata Minju dengan kedua tangannya. Ia membawa Minju ke suatu tempat dengan pemandangan romantis, dihiasi kerlap-kerlip lampu kota yang terlihat dari ketinggian gedung tempat mereka berdiri sekarang. Angin sepoi - sepoi menerbangkan anak rambut keduanya.
Yujin menarik telapak tangan yang menutup mata Minju. "Gimana sayang suka?" tanya Yujin memeluk Minju dari belakang. Minju hanya menjawab dengan anggukan kepala tak bisa mengatakan apapun. Terharu, Yujin jarang bersikap romatis seperti ini padanya.
Lampu-lampu tumblr menghiasi disekililing mereka. Lilin-lilin sudah menyala diatas meja dan red wine mahal tentunya. Ada bunga mawar merah dengan harus semerbak juga.
Yujin membawa Minju untuk duduk dihadapannya. "Hei, kenapa menangis, kau tidak suka?" tanya Yujin.
"ah, terima kasih Yujin aku sangat terharu"
"Happy valentine day Minju-ah, tidak peduli ini hari apa, tetapi selama bersamaku akan ku pastikan kamu tidak akan kekurangan kasih sayang dariku."
Yujin berdiri mendekati Minju mengulurkan tangan padanya. "Mau berdansa denganku?" pinta Yujin.
"Tentu Mr.Ahn"
Yujin memutar musik dari ponselnya mengalunkan melodi-melodi indah yang membuat mereka bergerak kesana kemari dengan anggunnya.
Yujin merapatkan tubuhnya, menarik pinggang Minju lebih erat. Debaran jantung dari keduanya menambah melodi indah diantara mereka. Gelenyar bahagia juga senyum merekah tak hilang dari wajah keduanya. Bahagia hanya itu kosa kata yang cocok menggambarkan situasi saat ini.
Yujin menundukkan wajahnya menatap mata Minju. "I love you" bisik Yujin.
"I love you too, more than you know Ahn" balas Minju.
Tanpa menunggu Yujin melumat bibir Minju dengan lembut. Menarik Minju lebih dekat dengannya. Begitu juga Minju dan mulai mengalungkan tangannya ke leher Yujin, bahkan menyusupkan jari-jarinya ke rambut Yujin untuk memperdalam ciuman mereka. Seakan akan ada kupu-kupu berterbangan di perut mereka berdua. Kepala keduanya bergerak kekanan kekiri mencari kenikmatan.
Deru angin, suara jangkrik juga bulan sabit yang bersinar terang dilangit ikut menyaksikan dua insan yang tengah dimabuk asmara.
.
.
.
.
Tbc...
Kita kasih yang manis-manis dulu ntar kita goyangkan lagi kapal jinjoo.....
