13

1K 114 6
                                    

"Senyummu itu masih menjadi kelemahanku. Tapi bahagiamu tetap menjadi prioritasku."

.

.

.

.

Yujin POV

Minju begitu cantik malam ini. Sungguh dia bagai titisan bidadari,gaun putih selutut yang membungkus tubuh rampingnya, rambut hitam lurusnya yang digerai dijamin jika aku tidak menjaga image, air liurku pasti sudah membasahi jasku malam ini. 

Setelah kejadian sore tadi, aku tetap berangkat menghadiri acara perkenalan Kim ah maksudku Ahn Minju dengan para petinggi perusahaan Papa. Acara yang membosankan.

Papa sedang memberikan sambutan didepan, masa bodoh sama sekali tidak penting bagiku lebih baik aku melarikan diri saja dari sini. Atau berburu makanan saja meski sebenarnya aku sedang tidak mood makan.

Tapi Mama menahanku saat aku akan beranjak pergi. Mau tidak mau aku harus menunggu sampai mereka selesai bicara. Aku juga melihat kharisma Minju yang tampak luar biasa saat memberikan sambutan.

Acara selanjutnya tidak jauh-jauh dengan bisnis. Ku tarik kata-kataku jika bisnis itu menyenangkan, aku tidak tertarik lagi. Tidak ada kejujuran didalamnya. Mereka layaknya kanibal memakan sebangsanya. Memanfaatkan yang lemah.

Papa, Mama, dan Minju sedang mengobrol dengan para kolega Papa. Oh shit, aku sama sekali tidak rela jika para tua bangka itu menjabat tangan Minju dan melontarkan kata pujian untuk kecantikan Minju.

Dia Minjuku. Harusnya hanya aku yang boleh menggenggam tangannya. Harusnya aku menjaganya dengan sangat over protective karena dia Minjuku.

Tapi dulu.

Aku terus merasa penasaran, apa yang terjadi. Aku tidak punya kesempatan untuk berbicara dengan Minju, karena setelah kejadian sore tadi, Papa menjauhkan Minju dariku, menjaga jarak aman.

Sepertinya besok aku harus mencari tahu apa yang terjadi sehingga Minju mau menyetujui tawaran Papa.

Wony tidak membalas pesanku, nomernya juga tidak aktif. Sial. Atau aku mungkin akan pergi ke kantor polisi untuk menanyakan kabar menghilangnya Eunbi.

.

.

.

.
Aku berjalan ke balkon diluar room acara, membawa segelas anggur ditangan kananku.

Tapi siapa yang kutemui disini. "Kak Chaewon?"

Aku baru tahu jika Papanya adalah salah satu rekan bisnis Papa. Maklum aku jarang ikut acara resmi seperti ini.

"Oh.. Hai Yujin" jawab Chaewon

Aku menghampirinya yang bersandar pada pembatas balkon. Dia menatapku heran.

"Aku bingung Yujin, apa yang terjadi? Bukankah Minju?"

"Aku juga tidak tahu. Tadi pagi sepulangnya aku dari kunjungan, aku menemukannya dirumahku" jawab Yujin.

"Lalu kalian bagaimana?"

Tak ada jawaban. Aku tidak punya jawaban. Yang ku tahu semuanya berakhir.

Ku tenggak anggur dalam genggamanku sampai tandas. Lalu menyandarkan kepalaku pada pundak polos disampingku. Pundak kakak tingkatku Kim Chaewon.


***

.

.

.

Hari ini selesai kuliah aku akan pergi ke rumah lama Minju, menemui Wony.

Tapi sesampainya disana, pagarnya terkunci sepi tidak berpenghuni lagi. Kemana perginya Wony?

Ku lajukan lagi mobilku, mendatangi kantor polisi. "Kwon Eunbi? Wanita dengan kasus pelarian uang itu?"

Aku sempat terkejut, pelarian uang, Eunbi membawa lari sejumlah uang?

"Pihak keluarga sudah mengembalikan uang yang telah ia bawa lari pada korban, kasus ini berakhir damai"

Begitu penjelasan yang ku dapat dari pihak kepolisian. Jadi itu yang membuat Minju tiba-tiba menyetujui tawaran Ayahku. Karena dia, ashhh sudahlah uang sebanyak itu meskipun Minju meminta padaku ataupun aku menjual kedua ginjalku tidak akan bisa membantunya. Lagi-lagi hanya uang Papa yang bisa menyelesaikan masalahnya. Meski harus hati kami yang dikorbankan.

.

.

.

"Jadi begitu"

Jaemin mengangguk-anggukkam kepala setelah mendengar bawahannya menyampaikan sesuatu.

"Kalau begitu, mengapa tidak kita rencakan saja pernikahan bisnis agar aku bisa memiliki Minju seutuhnya" ucap Jaemin dengan seringai diwajahnya.


.


.


.

.



.

Hmmm Jaemin akan bertindak, apakah Yujin akan terus maju untuk menjadikan Minju miliknya lagi. Lagipula mereka tidak ada hubungan darah kan? Meski Minju telah resmi menjadi anak angkat keluarga Ahn.

Bagaimana kelanjutannya? Jujur saya bingung hahhahahahahahha

Spechless (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang