"Jika itu pilihanmu, baiklah. Silahkan pergi. Tapi ingat aku sebagai seseorang yang selalu mencintaimu fdan menunggumu kembali"
-Yujin
.
.
.
.
.
YUJIN POV
"Ma, Yujin pulaaanggg"
Aku memasuki rumah besarku dan menyeret koperku masuk. Selama seminggu aku mengikuti kegiatan kampus keluar kota. Disana kami mengunjungi perusahaan-perusahaan rintisan dengan nilai investasi yang menjanjikan. Banyak inovasi-inovasi yang lebih maju, yang diterapkan disana. Aku harus menceritakan ini pada Papa, agar perusahaannya semakin berkembang mengikuti zaman. Ternyata belajar bisnis tidak semembosankan yang ku pikirkan. Asik juga.
Dulu aku berfikir bisnis hanya tentang memerintah. Memerintah A harus melakukan B, B harus melakukan C, dan yang berkuasa tidak mau tahu dengan proses, mereka hanya melihat hasil.
Mencari keuntungan sebesar mungkin tanpa memperdulikan cara itu benar atau tidak. Memanipulasi pendapatan agar besaran pajak yang dibayar tidak banyak.
Aku hanya memikirkan hal-hal kotor tentang bisnis. Makanya aku sangat tidak tertarik untuk melanjutkan kepemimpinan Papa. Bagiku bisnis itu kaku.
Tapi ternyata dunia Papa tidak hanya tentang memerintah maupun mencari keuntungan. Dibalik itu semua membaca arus pasar, memahami keinginan orang, melihat arus trend juga bisa sangat menyenangkan.Setelah aku memutuskan untuk memperjuangkan Minju maka aku akan mengikuti permintaan Papa. Aku akan menyukai dunia Papa.
Mama menyambutku didepan pintu dan memelukku. "Haha, aku hanya pergi seminggu Ma" ucapku sambil membalas pelukannya juga.
"Rumah sangat sepi tanpamu Yujin"
Ku kecup pipi perempuan pertama yang paling ku sayangi itu.
"Aku lapar, aku mencium aroma harum dari dalam"
"Mama masak banyak makanan kesukaanmu dan Kakakmu sayang. Ayo makan bersama ini hari pertama kita makan bersama full keluarga"
JDERRRRRR
"Kakak??"
Aku berjalan ke ruang makan dengan kaki bergetar, ah ternyata tidak hanya kakiku seluruh tubuhku gemetaran. Pikiranku membuat berbagai dugaan, ku hirup nafas dalam mencoba mengenyahkan prasangka buruk.
.
.
.
Senyum itu, membuatku lemas seketika. Mama mengelus punggungku menepuk pundakku dua kali seakan memberi kekuatan lalu berjalan menghampiri dua orang yang tengah berbincang dengan asiknya.
