3

1.7K 160 14
                                    

"Ini semua hanya tentang waktu. Cepat atau lambat akhirnya saat itu tiba. Tapi bagaimanapun akhirnya percayalah apapun yang akan ku lakukan dimasa depan kamu tetaplah yang paling special"

-Minju








“Terima kasih sudah mengantar, pulanglah” ucap Minju

“Ucapan Papa jangan terlalu dipikirkan, kita akan baik-baik saja” ucap Yujin dan membawa Minju kedalam dekapannya mencoba menyalurkan ketenangan setelah perbincangannya tadi dengan sang Ayah.

Minju membalas pelukan Yujin mengusap punggung sang kekasih lembut. “Pulanglah, istirahatah, hari ini sangat menyenangkan” Minju melepas pelukannya dan mendorong Yujin halus.

“Baiklah selamat malam” Yujin berlalu setelah mengecup kening Minju.

FLASHBACK ON

"Kim Minju kau yakin dengan putraku? Maksudku Yujin tidak main-main denganmu?" kata papa Yujin.
Yujin yang akan menaiki anak tangga pun mengurungkan niatnya dan kembali ke ruang tamu.

Minju masih diam,menunduk, bingung membaca arah pembicaraan ini.

Papa Yujin memandang Minju dengan sedikit seringai diwajahnya. "Kau bahkan tidak bisa menjawab.Kalau begitu berhenti bermain-main dengan putraku fokus saja pada pekerjaanmu dan nikahi laki-laki yang sesuai denganmu” ucap Papa Yujin dengan tegas menatap Minju.


“Pa!” Yujin menyela ucapan sang Papa. Awalnya ia hanya akan melihat dari jauh apa yang ingin dikatakan sang Ayah, tapi ia tak tahan Ayahnya mulai berbicara sembarangan.

“Jodoh yang mengatur Tuhan Om, seandainya nanti saya dan Yujin memang tak berjodoh saya akan melepasnya dengan sukarela” jawab Minju, ia tak ingin merasa terintimidasi.

FLASHBACK OFF









***








Hari ini, Minju telah bersiap dengan setelan kantornya, juga ID card yang menggantung dilehernya. Ia melangkah ke dapur untuk sarapan. Disana sudah ada adiknya Wonyoung yang telah rapi dengan seragamnya, juga Ibu tirinya yang tengah menyesap jusnya juga sepotong roti yang tersaji dipiringnya.


Minju mengambil selembar roti dan mengoles selai cokelat diatasnya.


“Kapan pacar berondongmu itu akan menikahimu? Cepatlah menikah setidaknya dengan laki-laki kaya jika agar keadaan kita berubah!” ucap Eunbi.









Wonyoung memperingatkan Ibunya agar tak mengganggu kakaknya tersebut. Sedang minju menghela nafas dan melempar roti ke piring dihadapannya. Bahkan roti tersebut belum dimakannya tapi manusia dihadapannya ini sudah merusak moodnya. Meski ia tahu sikapnya itu melanggar etika tapi emosi terburu menguasainya.








“Kenapa tidak kau saja yang menikah dengan seorang bajingan kaya lalu pergi dari rumah ini. Kenapa harus aku yang membuat hidupmu lebih baik?” Minju benar-benar marah.

“Maaf Wony untuk drama murahan pagi ini” setelah mengucapkan itu Minju pergi tanpa mengatakan apapun.



Mungkin hari ini memang hari sial Minju. Mood yang sudah hancur dari pagi juga ditambah ia ketinggalan kereta yang menuju kantornya. Mau tak mau ia harus kembali berjalan ke halte untuk menunggu bus, jika menunggu kereta selanjutnya ia akan terlambat sampai kantor.

Ia duduk sendirian ditepi halte hingga perlahan mobil sport warna merah berhenti dihadapannya. “Kim Minju-ssi apa yang kau lakukan?” tanya seseorang didalam mobil tersebut. Ternyata seseorang itu adalah atasannya. Na Jaemin.
Singkat cerita Jaemin memberikan tumpangan pada Minju. Minju berkerja di kantor Jaemin sebagai seorang sekretaris.

“Terima kasih Pak atas tumpangannya”ucap Minju sebelum Jaemin masuk keruangannya. Tapi kemudian Jaemin tak jadi masuk ruangan dan kembali berjalan kearah meja Minju.

“Sebagai balasannya apa tidak apa-apa jika aku meminta imbalan untuk menemaniku makan malam nanti?”

Sesuai dengan permintaan Jaemin tadi pagi, maka malam ini Minju tak bisa menolak dan menemani Jaemin makan malam disalah satu restotan bintang lima. Sebelumnya Minju telah memberitahu Yujin bahwa hari ini dirinya akan lembur dan tidak perlu menjemputnya. Yah benar, bagi Minju ini adalah bagian profesionalitasnya dalam menjalankan tugas sebagai sekretaris.

Nuansa restoran saat ini sangat sepi tak banyak orang disana kecuali mereka berdua dan para karyawan restoran. Tentu saja ini membuat Minju bertanya-tanya.

“Kenapa disini sepi sekali Pak?” tanya Minju pada Jaemin yang hanya dijawab senyuman oleh oknumnya.

Jaemin menarik kursi dan mempersilahkan Minju untuk duduk, tak banyak membantah Minju yang merasa diperalakukan special pun hanya menurut. Baginya ini termasuk special, dirinya hanya karyawan rendahan tak selayaknya diperlakukan seperti ini.

“Bagaimana kau suka Kim Minju, aku sengaja menyewa restoran ini hanya untuk kita” ucap Jaemin.
Minju tercengang.

Apa tadi katanya menyewa? Orang kaya sering tak berfikir bagaimana cara mereka menghabiskan uang.

“Aku menunggu saat seperti ini, akhirnya sekarang benar-benar tercapai bisa makan malam berdua denganmu, Minju-ya” ucap Jaemin lagi.

“Maaf pak?” Minju masih kelihatan bingung.

“Jangan terlalu formal, sekarang sudah diluar jam kerja panggil saja namaku tanpa embel-embel “Pak”.

“Tapi Pak?”

“Sudah ku bilang panggil saja Jaemin. Ah kau pasti merasa bingung kenapa aku bersikap seperti ini” ucap Jaemin lagi.

Ia meletakkan tautan tangannya diatas meja dan mendekatkan badannya kea rah Minju sambil menatapnya lembut.




































“Karena aku menyukaimu Kim Minju, aku akan menjadikanmu milikku!”

Spechless (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang