17

1.1K 136 23
                                    

"Apa tetap mencintaimu itu menyalahi takdir??"
"Ku pikir tidak, karena didunia ini tidak ada yang tahu takdir"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Selama dirumah berdua bersama Yujin tanpa ada kedua orang tua mereka, dan kedekatan mereka kembali Minju tidak menahan lagi perasaannya.

Dia lebih ekspresif menyatakan cinta, sama seperti saat mereka berpacaran dulu. Dalam fikirannya tidak masalah untuk membuat kenangan indah dari sisa-sisa kebersamaan kita sebelum akhirnya saling merelakan.

Aku sudah pernah melepasmu tanpa kata perpisahan itu sebabnya yang membuat kita tidak benar-benar pergi. Kurasa aku harus bisa membuat perpisahan yang lebih layak lagi. Sehingga jika waktu itu tiba kita benar-benar bisa saling merelakan tanpa tanya lagi disetiap detiknya.

Itu yang tengah difikirkan Kim Minju.

.

.

.

.

Tawaran Jaemin soal kencan dan proyek ia tolak mentah-mentah ia tidak akan mencampur adukkan masalah pribadi dan kerjaan.

Sebagai gantinya Minju menawarkan kerja sama sebagai penyedia bahan baku konstruksi, dan perusahaan Jaemin sebagai kontraktornya.

Sudah dibilang Jaemin bukan orang yang sulit diajak negosiasi. Dia juga tidak akan bertindak gegabah dengan bertindak licik. Soal perasaannya ia masih bisa mengendalikan sehingga tidak menjadi boomerang.

Tawaran Minju ia setujui, lagi pula dengan kerja sama ini dia dapat dua keuntungan. Keuntungan untuk perusahaan dan keuntungan untuk bisa berkomunikasi dengan Minju.

Mungkin dengan cara ini lambat laun ia bisa memenangkan hati sang bidadari.

.

.

.

.

.

Minju melepas kaca mata yang bertengger dihidungnya. Ia melirik jam yang melingkar ditangannya sudah menunjukkan pukul 18.00. Saatnya ia pulang.

Tapi tadi Yujin bilang akan menjemputnya. Tapi sampai sekarang pria itu belum menghubunginya sama sekali.

Tak mau menunggu Minju berinisiatif menelpon adiknya itu. Minju mengernyitkan dahinya saat nada sambung telfon itu mengatakan bahwa ponsel Yujin tidak aktif.

Kemana perginya Yujin??

Baiklah ia tunggu saja sambil mengerjakan beberapa file yang belum selesai ia kerjakan.

Sampai tak terasa 2 jam berlalu. Tak ada satupun pesan ataupun telfon dari Yujin. Minju berubah jadi khawatir saat telfon adiknya itu masih tetap tidak aktif.

"Yena-ah, Yujin bersamamu? Ah begitu. Baiklah.  Terima kasih".

Setelah ia putuskan untuk menghubungi Yena akhirnya Minju tahu kemana perginya Yujin.

Yena bilang bahwa hari ini ia tidak bersama Yujin dikampus. Anak itu seharian menempel terus pada Chaewon. Bahkan ia melihat bahwa Yujin pergi meninggalkan kampus bersama Chaewon dan meninggalkan mobilnya diparkiran.

Spechless (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang