5

1.2K 150 1
                                    

👇































Setelah pertengkaran malam itu sepasang kekasih itu tak melakukan interaksi apapun. Yujin yang biasanya selalu mengucapkan selamat pagi pun tak menghubungi Minju sama sekali. Begitu pun Minju meski ia merasa bersalah ia juga enggan menghubungi Yujin duluan. Baginya Yujin terlalu bersifat kekanak-kanakan, terlalu sensitif seperti pantat bayi.

Pagi ini ketika Minju membuka pintu dan akan berangkat bekerja, ditemuinya sang atasan yang Na Jaemin yang juga rapi dengan setelah jasnya menunggunya dipagar depan. Melihat Minju keluar rumah Jaemin menyambutnya dengan merekah, semanis madu.

“Maaf pak, ada apa bapak sepagi ini berada dirumah saya apa ada pekerjaan mendesak yang harus saya selesaikan?” tanya Minju menghampiri Jaemin.

“Tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu berangkat bersama.”

Tanpa basa-basi dan menunggu jawaban Minju, Jaemin membuka pintu mobil mempersilahkan Minju untuk masuk.
“Minju-ssi bagaimana jika kita sarapan dulu?”

Minju yang merasa tidak enak karena sudah diberi tumpangan pun mengiyakan ajakan Jaemin. Padahal tadi dia sudah sarapan dengan segelas susu dan beberapa lembar roti.
Mereka layaknya pasangan yang sedang menikmati sarapan bersama sebelum bekerja.













Dihadapan mereka sudah tersaji 2 gelas kopi Americano beberapa biscuit pelengkap. Sarapan orang kaya memang beda. Jaemin bilang bahwa dipagi hari ia hanya bisa mengkonsumsi kopi dan makanan ringan saja.


***













Kerjaan Minju hari ini sangat banyak, bahkan ia melewatkan makan siang. Menjelang pukul 3 sore pandangannya sedikit mengabur karena efek sakit kepala yang menyerangnya dari siang tadi. Ia bahkan baru ingat ia belum makan, layar ponselnya yang berkedip sejak jam makan siang tadi juga ia abaikan.

Ia sedikit meregangkan tubuhnya, dan mengambil benda persegi panjang tersebut. Ada banyak pesan masuk terutama dari Yujin yang isinya kurang lebih permintaan maaf, dan juga kekhawatiran karena pesannya tak dibalas.

Minju kembali menghela nafas pekerjaannya masih sangat banyak, kemungkinan hari ini ia akan lembur kalau masih ingin bekerja dengan benar maka Minju harus makan. Baru saja ia akan keluar menuju kantin, seorang OB memberikan bingkisan untuk Minju. Saat melihat inisial nama pengirimnya ulasan senyum tercetak indah diwajah cantiknya.

Ia mengurungkan niatnya untuk ke kantin dan lebih memilih kembali kemejanya. Membuka snack box yang isinya ada berbagai macam camilan, susu, dan juga buah. Minju  mengambil notes yang ada disana kemudian membacanya.





















Untuk sebuah nama,
Aku minta maaf soal sikapku semalam.
Kau pasti belum makan bukan?
Kau harus makan sayang, jangan sampai sakit bidadariku.
Ilysm.



Yours
AYJ

Ps. Aku tahu kau lebih suka kopi disiang hari daripada susu, tapi aku tidak suka itu,apalagi kau belum makan.







Senyum Minju makin melebar energinya seperti terisi kembali. Full. Tapi meski begitu ia tetap merasa lapar. Mau tidak mau ia harus tetap makan.



Spechless (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang