Kebenaran✅

577 42 21
                                    

"Mungkin lama-kelamaan keadaanku semakin lemah karena aku mengidap penyakit..... "

"Mengidap penyakit apa Yoon? " Desak Ye Won tidak sabar.

" Aku mengidap penyakit Kanker Otak stadium dua." Ucap Yoongi dengan cepat.

Setelah mengatakan itu Yoongi menahan tangisnya agar Jungkook tidak terbangun.

Ye Won mematung mendengar kenyataan yang sedang dihadapi Yoongi.

"Yoon bagaimana bisa? " Tanya Ye Won putus asa.

" Kata dokter bisa karena keturunan, memang benar appa dulu sebelum kecelakaan memang mengidap penyakit kanker otak. Yang pasti jangan memberitahukan kepada siapapun. Apa lagi pada Kookie." Yoongi dengan serius memperingati Ye Won.

Ye Won hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Yoongi-ah apa kamu mau menjalani kemoterapi?" Tanya Ye Won hati-hati.

" Ani, aku tak punya banyak uang untuk melakukan kemoterapi. Uang yang aku hasilkan hanya cukup untuk biaya makan dan biaya sekolah Jungkook, walaupun Jungkook itu berprestasi di sekolah tapi tetap saja aku tidak mau membuat malu Jungkook." Penjelasan dari Yoongi memunculkan ide dari Ye Won.

" Bagaimana dengan menggunakan uang ku terlebih dahulu, kamu bisa kembalikan setelah kamu mendapat uang yang cukup. " Tawar Ye Won dengan hati-hati, sungguh saat ini Ye Won sangat takut salah bicara pada manusia es di hadapan nya.

" Tidak Terima kasih, kamu telah membantuku banyak. Jadi aku tidak mau menambah repot kamu. " Tolak Yoongi tegas dan sopan.

Ye Won mendesah lelah karena percuma,pria di hadapannya sangat keras kepala.

Tanpa sepengetahuan Yoongi dan Ye Won, Jungkook mendengar semua percakapan Yoongi dan Ye Won. Jungkook hanya berpura-pura tidur sejak tadi . Dan berusaha keras untuk tidak menangis dan menerjang pelukan pada Yoongi.

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah kepergian Ye Won, Yoongi menghampiri Jungkook yang terlelap di sofa. Posisinya membelakangi Yoongi.

" Kookie-ah, jangan sakit, jangan bersedih, jangan menangis. Bahagialah selalu walau hyung mu ini tak ada disamping mu. " Lirih Yoongi menahan air mata nya agar tak mengalir serta elusan tangan yang hangat di rambut Jungkook.

Jungkook menggigit bibirnya guna menahan tangisnya agar tak pecah dihadapan hyungnya.

Kenapa harus hyung ku Tuhan yang mengalami ini semua, kenapa kau tidak berikan penyakit itu pada kookie. Biar Kookie yang menderita asalkan Yoongi hyung bahagia. - keluh Jungkook dalam hati.

" Kookie , Hyung keluar dulu ne. " Pamit Yoongi pada Jungkook yang masih tertidur lebih tepatnya pura-pura tidur.

Setelah Yoongi keluar, Jungkook membuka matanya . Ia tak pernah menyangkan bahwa Yoongi, hyung nya memiliki penyakit mematikan.

Sungguh Jungkook tak mau kehilangan hyungnya, dia tak mau ditinggal sendiri di dunia jahat ini.

" ARGGHH, KENAPA HARUS HYUNGKU TUHAN !" teriak Jungkook menahan sesak di dadanya dan berakhir menangis.

...

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan Yoongi yang membawa roti. Yoongi terkejut melihat Jungkook menangis, dan segera menghampiri nya.

" Kookie waeyo, ada yang menyakiti Kookie? " Tanya Yoongi khawatir.

Kemudian Jungkook menatap dalam mata Yoongi, setelah Jungkook menganggukkan kepalanya .

" Siapa yang menyakiti adik kesayangan hyung ini? " Tanya Yoongi sekali lagi, namun nihil tak ada jawaban yang mampu memuaskan rasa penasaran Yoongi.

" Jeon Jungkook jawab aku SEKARANG!" tak hilang akal Yoongi memanggil Jungkook lengkap dengan marganya dan menekankan kata terakhir sebagai tanda ia kehabisan kesabaran.

" Hyung mau tau siapa yang menyakitiku kan?" Sorot sendu yang tadi nampak di mata Jungkook kini berubah menjadi sorot sinis dan tajam menatap sengit ke arah Yoongi.

Yoongi sedikit terkejut dengan tatapan Jungkook sarat akan kecewa dan kesedihan mendalam, Yoongi melunak sedikit dan mengusap bahu Jungkook.

" Kookie bisa bercerita dengan hyung." Suara Yoongi terdengar lembut tapi tidak dengan Jungkook, sebaliknya ia malah tertawa namun tawanya terasa hambar dan terkesan terpaksa.

" Apa yang harus ku ceritakan, aku harus cerita kepada hyungku sendiri tentang rahasianya yang punya penyakit kanker otak stadium dua dan merahasiakan pada adiknya, betul begitu hyung?"


Yoongi terpaku mendengar perkataan Jungkook, tidak! Dia tidak siap harus mengetahui secepat ini, tak mau Jungkook secepat ini tau akan segalanya.

" Kook, hyung a...akan baik-baik saja jangan khawatir ya."

" Apa yang baik-baik saja Hyung, aku bukan anak kecil yang bisa hyung tipu dengan mudah." Perkataan Jungkook memang benar, dia tidak baik-baik saja.

Yoongi akan membuka suara namun suara Jungkook terlebih dahulu memotong.

" Hyung mau apa? Mau mengatakan semua akan baik-baik saja. Hyung akan sembuh jangan khawatir begitu?"

Yoongi sepenuhnya diam, enggan untuk membuka suara kembali. Perkataan Jungkook terngiang-ngiang, membuat air matanya keluar tanpa izin.

" Hyung! Kookie hanya mau hyung jujur, apa susah untuk berbagi kesakitan dengan adik kandung hyung sendiri?"

" Jawab hyung!"

Jungkook kembali menangis, kenapa penyakit sialan itu harus mendekam di tubuh kakaknya kenapa tidak ia saja.

Arghhh sial.

" Kookie pulang ya, istirahat!" Suara Yoongi mengudara, Jungkook tersenyum sinis.

" Apa karena disini tidak nyaman untuk Kookie tidur huh?"

" Baiklah jika itu mau hyung, Kookie akan pergi!" Dan tepat setelah mengatakan itu Jungkook keluar dari ruang rawat Yoongi.
















Apa rasanya susah membagi rasa sakit yang hyung derita?













~TBC~

𝐅𝐥𝐲 𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang