Sekilas✅

1.7K 93 8
                                    

Author POV

Namja tampan yang bergelung di kamar tidur terganggu dengan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui ventilasi dan celah jendela.

Mau tidak mau ia terbangun dan bergegas menuju kamar mandi guna menyegarkan badan.

Namja itu bernama Jeon Yoongi sulung dari 2 bersaudara.

Yoongi memiliki seorang adik yang bernama Jeon Jungkook atau biasa dipanggil Kookie -nama kesayangan yang diberikan oleh Yoongi.

Tok! Tok!

Ketukan pintu menyadarkan Yoongi dari lamunannya, Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

Terlihat Kookie tersenyum menampakkan deretan gigi kelincinya yang imut, membuat Yoongi tersenyum hangat.

"Ada apa Kookie, pagi-pagi sudah di depan kamar? " Tanya Yoongi lembut.

"Tidak apa, Kookie hanya ingin berangkat sekolah diantar oleh hyung. " Ucap Jungkook dengan senyum bunny nya.

"Aigoo, yasudah ayo kita berangkat nanti adik hyung yang menggemaskan ini akan terlambat." Balas Yoongi lembut dan sangat perhatian pada Jungkook.

Yoongi POV

Aku tersenyum hangat melihat Jungkook dengan senyum kelinci nya, terlihat menggemaskan dengan pipi bulat nan chubby.

Aku sangat menyayangi nya satu-satunya keluarga yang ku miliki, setelah orangtua kami tewas dalam kecelakaan pesawat.

Kejadian mendadak itu tentu membuatku syok terlebih Jungkook yang saat itu masih kecil.

Aku berusaha membuat Jungkook bangkit dari keterpurukan dan memulai kehidupan dari awal.

Insiden tewasnya orangtua kami membawa dampak buruk juga pada Jungkook, ia hampir terkena depresi beruntung aku cepat membawanya ke Psikiater.

Aku ingin Jungkook mendapat penanganan lebih lanjut, dan hasil diagnosa mengatakan Kookie hanya stress dan kekurangan vitamin.

Namun jika dibiarkan terus menerus akan berdampak buruk.

Sejak saat itu aku sangat protective pada Kookie.

Seperti kejadian waktu lalu,saat aku dan Jungkook kekurangan pasokan makanan. Sebagai seorang hyung, aku harus melakukan apapun untuk adikku sekalipun hanya mengonsumsi air. Yang terpenting adikku tidak kelaparan.

Biar aku merasakan rasa lapar, masih ada air sebagai pengganjal lapar. Teringat dulu sebelum kematian orangtuaku, kehidupanku dan Jungkook sangatlah bahagia segala kebutuhan terpenuhi dengan mudah.

Namun karena insiden itu tabungan keluarga sedikit demi sedikit kian menipis untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan Jungkook.

Aku sadar roda kehidupan selalu berputar adang kalanya kita diatas dan adang kalanya kita di bawah, saat ini bukan waktunya mengeluh namun bangkit dari keterpurukan.

Terlepas dari itu semua, aku bersyukur Jungkook selalu ada disamping ku, selalu menemani walau keadaan tak seperti dulu.

Walau hidup serba kekurangan tak membuat hubungan persaudaraan kami merenggang yang ada tali persaudaraan kami semakin kuat.

Back to story!!!

Setelah aku mengantar Jungkook ke sekolah, aku bergegas menuju Bighit Entertainment, agensi kecil yang menjadi mata pencaharian saat ini. Bekerja di bagian produser lagu memberi keuntungan tersendiri karena memproduksi lagu memang cita-cita ku.

Aku bekerja bersama kedua sahabat baikku yaitu Namjoon dan Hoseok, mereka sangat baik dan pengertian.

Mereka sering membawakan makanan untukku dan Jungkook, karena mereka tahu terkadang aku dan Jungkook tak punya uang untuk sekedar membeli makanan

Sedikit bercerita aku tertarik dengan musik sekitar umur sepuluh tahun saat itu aku sudah bercita-cita ingin menjadi produser lagu yang terkenal. Jungkook juga mempunyai cita-cita menjadi penyanyi terkenal.

Adikku ini memliki suara yang sangat indah. Aku bertekad akan menjadi produser lagu terkenal dan mewujudkan semua impian Jungkook.

Aku juga sangat mahir dalam memainkan alat musik piano, kata orang saat memainkan tust-tust piano suasana menjadi syahdu dan teduh. Aku mainkan piano dengan hati ihklas membiarkan beban mengalir dalam alunan musik.











~TBC~

𝐅𝐥𝐲 𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang