Prankkk...
Sasuke menghela nafas lelah ia menatap jengah apartemennya yang sudah bak kapal pecah, ia memandang wanita yang kini duduk diam di depan cermin tanpa menunjukan ekspresi apapun."Aku bisa menjelaskan semuanya hinata. Kau tidak seharusnya bersikap seperti anak kecil".
Tak ada jawaban, wanita bermahkotakan indigo itu lebih memilih menyisir rambut panjangnya.
Hah, helaan nafas lagi" terdengar, "aku hanya pergi beberapa minggu untuk beberapa pertemuan, dan begini caramu menyambut kepulangan suamimu?".
Hinata mendesis, ia menaruh sisirnya dan berdiri menghadap sasuke. Ia menatap tajam onyx itu, ia sama sekali tak takut pada pria yang mengaku sebagai suaminya ini. "Kau berkata seolah-olah aku adalah pihak yang bersalah, justru aku yang seharusnya mengatakan hal yang seperti itu sasuke, beginikah caramu memperlakukan istri yang setia menunggu kepulanganmu?, menjijikan, bermain dengan jalangmu dengan alasan bisnis, apa itu masih bisa ku sebut sebagai seorang suami?".
"Hinata aku....".
"Cukup. Aku sudah cukup muak denganmu sasuke, kau yang sudah menyulut api, dan kuharap kau terbakar karenanya". Hinata menghela nafas lelah, ia pun memilih keluar dari apartemennya, mencari udara segar hinata rasa lebih baik daripada harus berlama-lama dengan suami brengseknya.
Sasuke hanya bisa memandang sendu punggung hinata yang menghilang di balik pintu, apa ia menyesal sekarang?.
"Gomene hinata...".
Ini bermula sekitar 3 bulan yang lalu, ya sebenarnya hinata tak mempermasalahkan tentang sasuke yang harus jarang pulang, dan memilih untuk melakukan perjalanan bisnis di beberapa negara selama berminggu-minggu, tentu itu bukan masalah baginya, hinata bukan lagi anak abg yang akan selalu mengucapkan kata kangen kepada kekasih hatinya hanya karena tidak bertemu selama 3 hari, tapi tentu saja itu akan menjadi masalah besar baginya karena mata-mata hinata berhasil mengabadikan sebuah foto suami brengseknya telah mencium wanita lain di sebuah hotel di london, apa itu masih bisa disebut perjalanan bisnis?, ayolah, hinata bukan lagi gadis lugu yang akan percaya begitu saja hanya karena sasuke mengatakan bahwa wanita itu adalah rekan bisnisnya, dan ciuman adalah hal tabu bagi orang barat, sekali lagi hinata bukanlah orang bodoh, ia sadar berurusan dengan uchiha, harus menguras tenaganya, tidak, uchiha sasuke harus membayar atas sakit hatinya, itulah yang hinata janjikan pada dirinya sendiri, ya dia harus merasakan sakit seperti yang hinata rasakan.
Sasuke mengusap rambutnya
prustasi, ini sudah 2 minggu hinata mendiamkannya, tak ada lagi sarapan di pagi hari, senyuman khas hyuga hinata, dan tak ada lagi pelukan hangat ketika ia pulang kerja, istrinya pasti benar" kecewa padanya."Kau terlihat seperti orang bodoh kalau seperti ini teme".
Ckkk sasuke mendesis, ia menatap tajam pria kuning yang baru saja masuk kantornya tanpa ijin. "Kau seharusnya mengetuk pintu terlebih dahulu dobe".
Naruto terkekeh, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ayolah teme, kau bisa menceritakan masalahmu padaku, itachi bilang kau jarang keluar kantor akhir" ini, apa ada masalah?".
Tak ada jawaban sasuke lebih memilih diam, begitupun dengan naruto, mereka seakan terhanyut dalam pemikiran masing-masing.
"Hmm baiklah kalau kau tak mau menceritakannya padaku, mungkin lain kali". Naruto melangkah keluar pintu, membujuk sasuke bercerita memang kesulitan tersendiri baginya.
"Aku bertemu sakura...".
Naruto tiba-tiba menghentikan langkahnya di ambang pintu, ia mengernyit mendengar nama sakura disebut, ia pun langsung berbalik menatap tajam pria raven dengan wajah stoicnya. "Apa maksudmu haruno sakura?".
"Hn.
Dan jawaban itu naruto artikan sebagai kata iya.
"Kita perlu bicara serius sasuke".
Mereka duduk di salah satu cafe, hening selama beberapa menit, tentu keadaanya menjadi cukup canggung ketika naruto mendengar nama sakura disebut, dan alhasil ia menyeret sasuke ke salah satu cafe dekat perusahaan uchiha.
"Kau bercanda sasuke?". Akhirnya naruto memulai pembicaraan terlebih dahulu. "Kenapa kau bisa bertemu dengan sakura?".
"Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya dobe".
"Dimana?".
"London".
Naruto mengernyit, london?. "Apa kau sengaja pergi ke london agar bisa bertemu dengan sakura teme?, kau tau benar sejak kau dan hinata menikah, ia memilih untuk tinggal di london, jangan bilang kau melakukan hal yang tidak" bersama sakura?".
"Entahlah dobe".
Rahang naruto mengeras, tentu ia tak puas dengan jawaban sahabat brengseknya ini, apa itu artinya, sasuke memang benar melakukan hal yang tidak" bersama sakura?. Naruto tiba" berdiri,
"aku tidak tau apa yang sudah kau lakukan bersama sakura, hanya karena sakura adalah mantan kekasihmu, bukan berarti kau bebas melakukan apapun dengannya sasuke, hubungan kalian sudah lama berakhir, dan ingat, kau memiliki hinata, jangan sampai kau menyakitinya sasuke, kau tau benar aku bisa melakukan apapun jika itu menyangkut tentang hinata".
Setelahnya naruto memilih pergi dari cafe meninggalkan sasuke yang masih mencoba mencerna kata" naruto, ia benar" merasa brengsek sekarang.
Kasih vote and commentnya ya men temen🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard Husband (Tamat)
Fanfictionbagaimana wanita angkuh seperti hyuga hinata mempertahankan rumah tangganya?, entahlah hanya ada dua pilihan entah itu kalah karena bertempur atau mengalah sebelum pertempuran. ....tapi yang jelas dalam kamusnya tak ada kata kalah.... Let's see what...