"Bisa aku bertemu dengan sasuke?".
Hinata melihat penampilan pria di depannya ini dengan seksama, di dalam hati ia berdoa semoga saja pria ini tidak mengenalinya bagaimanapun pria ini memiliki kejeniusan di atas rata" kan?.
"Sudah ada janji sebelumnya?".
Pria itu menggeleng kecil, "katakan saja padanya jika yang ingin bertemu dengannya adalah nara shikamaru".
Hinata menghela nafas kecil seraya menelfon sasuke, hah menjadi seorang sekertaris dari suaminya memang selalu menguji batinnya.
"Nara san kau bisa masuk".
Shikamaru mengangguk, "Hn", gumamnya seraya berjalan pergi dari tempat itu namun baru beberapa langkah ia kembali berbalik melihat hinata yang masih terdiam disana. Ia mengernyitkan dahinya, sepertinya ia pernah melihat wanita itu sebelumnya, menggeleng kecil shikamaru hanya mengedikan bahu seraya kembali berjalan ke arah ruangan sahabatnya.
~~~
"Maksudmu?".Shikamaru menghela nafas melihat sahabatnya yang tak percaya dengan apa yang ia katakan, "aku benar-benar melihatnya, anak itu sangat mirib denganmu sasuke".
Sasuke terdiam bagaimana mungkin sahabatnya mengatakan ada seorang anak yang mirib dengannya, itu mustahil bukan?, "jangan bercanda denganku shikamaru".
Shikamaru menatap sasuke dengan tatapan bosan, "datanglah besok kerumahku, aku akan meminta shikadai membawa anak itu kerumahku". Setelahnya kaki itu melangkah pergi keluar ruangan, awalnya ia memang curiga dengan anak kecil yang bisa sangat mirib dengan sasuke, ia pikir anak itu hanya sekedar mirib mengingat ia dari clan shimura tapi hal apalagi yang shikamaru lewatkan saat ia dengan jelas melihat anak itu berkeliaran di komplek hyuga, shikamaru yakin anak itu ada hubungannya dengan sasuke, dan jika benar kecurigaannya selama ini, besar kemungkinan hinata berada di jepang saat ini.
Sasuke menghela nafas, ia memejamkan matanya, sungguh ia berharap apa yang shikamaru katakan memanglah sebuah kebenaran, itu berarti ada harapan untuk hinatanya yang telah lama menghilang, semoga saja pikirnya.
~~~
"Sasuke, apa kau lembur hari ini?".Sasuke menghentikan tangannya yang sedang mengetik, ia melepas kacamatanya dan beralih menatap wanita cantik yang kini duduk di seberang mejanya sambil tersenyum intens, yang benar saja sejak kapan izumi sudah berada di depannya?, sasuke bahkan tak menyadarinya.
"Kau sudah lama duduk di sana?".
Hinata mengedikkan bahunya, bagaimana mungkin sasuke menjadi seorang yang gila kerja seperti ini, ia bahkan tak menghiraukan kedatangan orang lain ke ruangannya, ini bahkan sudah menunjukkan pukul 10 malam, hah yang benar saja, sebegitu bencikah sasuke berada di apartemennya sendiri?.
"Pulanglah!, aku akan selesai sebentar lagi", sasuke hanya berkata datar seraya melanjutkan kegiatan mengetiknya.
"Kita pulang bersama". Setelahnya hinata berdiri dan berjalan angkuh ke arah sofa, ia mendudukan dirinya disana sambil membaca beberapa majalah yang tersedia.
Sasuke menghela nafas, baru kali ini ia mendengar sebuah perintah mutlak dari bawahannya, apa izumi tak takut sama sekali padanya?, menggeleng pelan sasuke hanya kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Hah". Helaan nafas terdengar, onyxnya melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 12 malam, yang benar saja sudah 2 jam berlalu, oh ia juga melupakan sesuatu, "izumi", gumamnya saat mendapati wanita itu tengah tertidur pulas di sofa ruangannya.
"Sial", gumamnya bagaimana mungkin ada wanita yang bisa menyaingi istrinya saat tertidur seperti ini, tak tega jika harus membangunkannya sasuke pun merangkulnya ala brydal style, di sepanjang koridor kantor sasuke terus memperhatikan wajah izumi, jika tertidur pulas seperti ini izumi terlihat sangat mirib dengan hinata? Hanya rambut dan pupilnya saja yang membedakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard Husband (Tamat)
Fanfictionbagaimana wanita angkuh seperti hyuga hinata mempertahankan rumah tangganya?, entahlah hanya ada dua pilihan entah itu kalah karena bertempur atau mengalah sebelum pertempuran. ....tapi yang jelas dalam kamusnya tak ada kata kalah.... Let's see what...