***6***

2.7K 205 6
                                    

"Kau memang pria yang brengsek sasuke".

Pria berambut raven itu mengernyit, ia menaruh berkas yang harus segera ia tanda tangani dengan jengkel, ada apa dengan sahabat pirangnya ini?, selalu saja mengganggunya dikala ada kesempatan. Seperti sekarang masuk ke dalam kantornya tanpa seijin dirinya, dan jangan lupa dia mengatainya brengsek, "tch",
"Apa maksudmu naruto?".

Pria itu terkekeh, ia duduk di depan meja kerja sahabatnya itu, ia sangat suka ekspresi jengkel sekaligus kesal sahabatnya ini, "kupikir dengan kau menikahi sakura, hinata akan meninggalkanmu-, Naruto tersenyum kecut sambil menatap onyx itu tajam, mengetahui fakta bahwa orang yang kau cintai terluka adalah hal yang tak bisa naruto terima, hinata telah terluka, dan ia tak bisa hanya diam melihat sasuke yang terlihat baik-baik saja, -tapi sekali lagi aku salah, hinata cukup egois dengan mempertahankanmu disisinya teme", lanjutnya.

Sasuke terdiam, ia memejamkan matanya, lalu kembali membukanya, "hinata mencintaiku, dobe". Sasuke terdiam kala naruto yang terkekeh mendengar jawabannya, apanya yang salah, hinata yang memilih tetap bertahan disisinya bukankah itu berarti hinata mencintainya?.

Naruto terkekeh,
"Hinata hanya sedang melakukan cara yang tepat untuk menghancurkanmu sasuke-, naruto tersenyum kala melihat pria itu mengernyit tak suka dengan pernyataannya, -dengan tetap berada disisimu dia bisa menjangkaumu dan menghancurkanmu dengan mudah, jadi berhati-hatilah dengan istrimu sasuke".








Sasuke menghela nafas, ia membuka dasinya dengan kasar, sedetik kemudian ia melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 7 malam, ia melirik seisi ruangan kamarnya yang kosong, bahkan saat tadi ia melewati ruang tamu apartemennya juga terlihat kosong, entah kenapa dia jadi memikirkan omongan sahabat pirangnya siang tadi, "hinata hanya sedang melakukan cara yang tepat untuk menghancurkanmu", sekelebat percakapannya dengan naruto terlintas begitu saja, ia berjalan ke arah toilet membasuh wajahnya dengan kasar, ia menengadah demi   melihat pantulan wajahnya yang terlihat tak baik. Lagi-lagi ia menghela nafas lelah, apa hinata benar-benar membencinya dan ingin menghancurkannya?.

"Hinata", gumamnya kala melihat pintu toilet yang terbuka.

"Hmm, sasuke kun, kau baru pulang kerja?, aku akan menyiapkan makanan dan air hangat untukmu". Sasuke terdiam saat seorang wanita tengah berdiri di belakangnya sambil memeluknya erat.
Settt.. ia menghepaskan tangan itu, menatap tajam emerald yang memandangnya sendu, ia tak bermaksud menyakiti hati wanita, tapi jika demi membuat hati hinata baik-baik saja ia akan melakukannya, tangannya melambai hanya untuk mencengkram dagu sakura, "jangan pernah melewati batasanmu sakura-, sasuke memejamkan matanya prustasi, lalu kembali menatap tajam wanita itu, bahkan sasuke dapat merasakan tubuh sakura yang bergetar karenanya, -hanya karena kau adalah istriku, bukan berarti kau memiliki hak atas diriku, sakura".

Sakura terdiam kala sasuke melepaskan cengkraman dagunya, tentu saja ia masih shock dengan sikap frontal sasuke yang seakan terang-terangan mengatakan bahwa sakura tak memiliki arti apapun dalam hidup pria itu, "ap-apa hanya hinata yang pantas sasuke kun?".

Langkah sasuke terhenti di ambang pintu, ia menolehkan sedikit lehernya kebelakang, "Hn", gumamnya. Dan setelahnya sasuke beranjak pergi meninggalkan sakura yang mulai terisak karenanya.







Hinata mendengus sebal, diantara sekian tempat, kenapa tempat seperti inilah yang menjadi favorit pria brengsek itu, tentu tempat yang cukup sering hinata kunjungi dikala dirinya dilanda masalah, tapi untuk saat ini hinata sedang tak ingin datang ke tempat seperti ini, matanya menelusuri seluruh ruangan tempat itu, memutar bola mata malas kala melihat sang target tengah asik meminum sake bersama 2 wanita jalang dipangkuannya. "Tch, menjijikan", gumamnya tepat dibelakang pria yang sedang asik bersama jalang"nya.

Pria yang tengah membelakangi hinata terkekeh, lalu mengibaskan kedua tangannya ke udara, dan setelahnya 2 wanita yang ada dipangkuannya telah pergi begitu saja. "Kemarilah sayang, aku sudah lama menunggumu". Pria itu tersenyum kala wanita yang ia panggil berjalan kearahnya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan dirinya.

"Aku tidak ingin berbasa-basi sasori, cepat jelaskan semuanya padaku!". Hinata bersidekap, ia menyilangkan kakinya mengesankan betapa angkuhnya dirinya, tentu ia tak mau disamakan dengan para wanita jalang di club ini, matanya memandang lekat pria yang tengah meminum sake'nya dengan sekali teguk.

Sasori tersenyum, ia menaruh botol sake yang sudah kosong ke meja kecil yang memisahkannya dengan sosok bidadari di depannya.

" you wasting my time". Hinata melirik jam tangannya, lalu kembali menatap pria brengsek di depannya ini, oh ayolah hinata sudah duduk diam selama 15 menit hanya untuk menyaksikan pria brengsek ini minum di depannya, dan lihatlah pria ini masih enggan untuk berbicara.

"Come on baby, kau tak berpikir aku terlibat bukan?". Sasori memalingkan wajahnya melihat ke arah lantai dansa, ah shit berlama-lama dengan hinata membuatnya menjadi gerah, hinata memang tak memakai sesuatu yang berlebihan, ia hanya memakai celana kulot panjang dipadukan dengan baju lengan panjang yang melihatkan bahu serta pusaran wanita itu, tapi entah kenapa ia selalu merasa ingin menerkam hinata, hah uchiha sasuke adalah pria brengsek yang beruntung, setelah mendapatkan permata seperti hinata, kini pria itu malah dihadiahkan emas seperti sakura.

"Aku punya penawaran agar mulut sialanmu itu bisa bersuara". Hinata menyeringai kala melihat sasori yang menatapnya antusias, tch menaklukan akasuna no sasori bukan hal yang sulit baginya. Hinata merogoh tas yang sedari tadi bertengger disamping kanannya, ia membuka tas itu seraya mengeluarkan sebuah permata berwarna ungu bercampur perak saat ia terkena cahaya, "sangat indah bukan". Jemari lentiknya menyodorkan benda itu kehadapan sasori, yang mana langsung pria itu ambil secepat mungkin.

Sasori berdesis sambil memperhatikan permata yang hinata berikan padanya, hinata sialan, wanita itu bahkan memberikan sesuatu yang sangat ia inginkan, tidak bahkan yang semua orang inginkan, permata ini bahkan bisa membeli seluruh club yang ia bangun di jepang, ia kembali menatap hinata dari balik permata yang masih ia pegang, tch uchiha hinata tidak bisa diremehkan begitu saja, uchiha hinata dengan segala kegilaannya adalah hal yang patut ia waspadai.








































" baiklah aku akan membuka mulutku".








Huaaa update juga akutuh😉,
Duhhh babang sasori ganteng juga yak😂

Huaaa update juga akutuh😉,Duhhh babang sasori ganteng juga yak😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Bastard Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang