***9***

2.4K 207 62
                                    

Tung ning. Tung ning.

Hinata mengernyit, ia menaruh kembali pancake nya dan berjalan ke arah pintu, seingatnya ia tak mengundang siapapun ke apartemennya, terlebih ini baru jam 6 pagi, siapa yang datang pagi-pagi seperti ini?.

Cklek.

"Ohayou hinata chan". Hinata tersenyum kala seorang wanita paruh baya berhamburan memeluknya, "ohayou kaasan", gumamnya, ia pun berjalan bersama mikoto ke arah dapur bersamaan, "aku membuat pancake, aku harap kaasan sudi memakannya".

Mikoto tersenyum dan ikut duduk di samping hinata, ia tau bagaimana menantunya ini, dia sangat pintar mengolah kata-kata agar terlihat tegas dan sopan, "ah kaasan sudah makan sayang, kaasan kemari untuk melihat kalian semua".

Hinata menghentikan acara makannya, ia menatap mikoto penuh tanya, "termasuk sakura". Mikoto tersenyum kikuk ah harus bagaimana ia menjelaskannya, bagaimanapun sakura itu tengah mengandung cucunya ia tak bisa membenci calon cucu yang sudah lama ia dambakan itu, meski ia membenci sakura tapi menjadi seorang nenek adalah impian mikoto, terlebih itachi belum juga memiliki keturunan  membuatnya menjadi sedikit pusing, jadi ia berpikir akan menerima sakura sebagai menantunya demi calon cucunya itu, "ah aku hanya ingin tau bagaimana kondisi kandungannya sayang".

Hinata berjalan ke wastafel, dengan gerakan lambat ia mencuci piringnya, senyuman yang awalnya tadi terpatri dibibirnya kini memudar, ia tau bagaimana keluarga uchiha sangat menginginkan kehadiran cucu, ia menggenggam kuat piring yang ia cuci rasanya ia ingin sekali meremukan piring itu sekarang juga, menghela nafas lelah ia kembali memasang senyum saat ia menggeser kursi dan kembali duduk di samping mikoto, "kondisinya baik-baik saja kaasan".

Mikoto tersenyum mendengar jawaban hinata, "ah apa dia belum bangun?, dan dimana sasuke?". Ingin rasanya hinata tak menjawab, oh ayolah ia sangat muak menjawab pertanyaan seputar sakura, "mereka masih tidur, jika kaasan ingin, kaasan bisa melihatnya ke kamar", melupakan egonya akhirnya hinata memilih menjawab ala kadarnya.

Mikoto terdiam cukup lama, ia dapat mendengar perubahan saat hinata menjawab pertanyaannya, hah harusnya ia tak menanyakan tentang sakura di depan hinata, terkutuklah dirinya, "ah kaasan hanya ingin mampir saja, oh iya kaasan kesini juga untuk menyampaikan pesta pernikahan itachi dan konan nanti malam, pestanya mungkin mendadak tapi tetap meriah".

Hinata hanya tersenyum menanggapi, "kami pasti akan datang kaasan", hinata dapat melihat mikoto yang tersenyum padanya, ia pun mengantar mikoto keluar apartemen dengan tenang, jujur saja ini pertama kalinya ia menjadi gerah melihat mertuanya, dari pembicaraannya tadi ia bisa tahu kalau mikoto mulai menerima sakura sebagai menantunya, tch uchiha memang seperti itu.

Hinata pun menghela nafas lelah setelah menutup pintu apartemennya, "Apa ada tamu yang datang?", Oh god cobaan apa lagi ini?, hinata memutar bola matanya bosan mendengar pertanyaan wanita yang ia benci, tanpa menjawab hinata berbalik dan berjalan begitu saja melewati sakura, entah kenapa moodnya sangat buruk hari ini.

Sakura hanya menghela nafas melihat hinata yang melengos begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya, hah sakura rasa kebencian hinata padanya pasti sudah mendarah daging dalam dirinya, mengedikan bahunya tak peduli ia pun berjalan ke dapur, ia sudah sangat lapar di pagi hari apalagi sejak ia hamil.









Srettt.
Sasuke tersenyum kala tangannya memeluk perut ramping istrinya, ia menenggelamkan wajahnya dibalik perpotongan leher istrinya, "Kau harus tampil cantik di pesta itu hime".

Hinata melepaskan pelukan sasuke, jujur ia merasa tak nyaman di perlakukan begitu manis seperti ini, demi apapun ia bukan anak remaja lagi, ia membalikan badannya demi menatap wajah tampan suaminya, mengelus wajah itu lembut, "apa, sakura juga akan ikut?".

My Bastard Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang