***13***

2.5K 184 14
                                    

Hinata menghela nafas lelah, ia memasuki apartemennya tanpa minat, disampingnya berdiri seorang pria yang sedari tadi menggenggam tangannya, memutar bola mata malas hinata memandang jengkel suaminya itu.

"Kau tidak takut istri keduamu cemburu?".

Sasuke mengedikan bahunya tak peduli, "dia bukan urusanku".

"Hah, terserah", gumam hinata pelan sambil berjalan masuk ke apartemennya.

"Jadi kalian pergi tanpa diriku?". Hinata menghela nafas mendapati wanita sialan yang ia benci tengah berdiri angkuh di depan mereka.

"Kalian urus saja urusan kalian berdua", menjawab tanpa minat, hinata melepaskan genggaman tangan sasuke dan langsung berjalan kearah kamarnya, ayolah ia benar-benar merasa lelah hari ini.

"Aku jugalah istrimu sasuke, aku berhak atas segala perhatianmu-, sakura memandang marah sasuke, tentu saja ia jugalah istri dari pria brengsek di depannya ini, tapi kenapa sasuke tak pernah memperhatikannya sedikit pun, -tapi kenapa hanya ada hinata, hinata dan hinata, kenapa sasuke?".

Sasuke memejamkan matanya lalu kembali membukanya, sungguh bukan maksudnya berlaku tak adil, tapi demi dewa lautan sekalipun, sakura tak pernah menjadi wanita istimewa dalam hidupnya, "sudahlah sakura, jangan memperbesar masalah, kau sedang mengandung, jadi beristirahatlah".

Sasuke menghela nafas lelah, dan berjalan ke kamarnya, melewati begitu saja sakura, sungguh jika ia memanglah bukan pria yang baik, ia hanyalah seorang brengsek yang telah menyakiti hati wanita.

Sakura terdiam, harus ia apakan hati yang selalu sasuke lukai, apa ia salah mencintai pria itu?, meski ia hanyalah perusak rumah tangga pria itu, setidaknya sasuke tau jika dirinya sangat mencintai pria itu.

"Aku mencintaimu, sasuke - kun", gumamnya.









Hinata mengedarkan pandangannya ke seluruh taman, banyak anak-anak yang bermain dengan orang tuanya, jujur saja ia suka suasana seperti ini, setidaknya ia bisa melupakan sedikit beban dalam hatinya.

"Untuk apa kau mengajaku bertemu disini, naruto?". Hinata melirik sebentar kearah pria yang duduk disampingnya, awalnya ia tak mau, tapi naruto bilang ada hal penting yang ingin ia bicarakan.

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu", naruto terkekeh melihat ekspresi jengkel hinata, huh andai waktu bisa ia putar mungkin hinata sekarang akan bahagia bersamanya.

"Jangan bermain-main denganku naruto", hinata berkata malas sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Ah, baiklah-baiklah hime, aku hanya ingin mengatakan padamu, apa kau yakin sasuke mencintaimu?".

......
"Hinata, aku..., aku sangat mencintaimu, percayalah padaku hime".
.....

Hinata memejamkan matanya, perkataan sasuke malam itu selalu saja terlintas dalam benaknya, dilihat dari segi apapun pria itu memang terlihat sangat mencintainya, tapi mengingat hal brengsek yang ia lakukan, hinata jadi enggan untuk memaafkannya begitu saja.

"Itu bukanlah hal yang penting!". Hinata berkata dingin tanpa menghadap naruto, ia benar-benar akan membunuh pria ini jika tak ada hal penting yang keluar dari mulutnya.

"Hmm, dilihat dari segi apapun, si brengsek itu memang sangat terobsesi padamu-, naruto tersenyum miring sambil melirik ke arah hinata, -lalu apa kau yakin haruno sakura mengandung anak sasuke?".

"Itu bukanlah urusanku, naruto". Hinata berkata malas sambil berdiri dari tempat duduknya, ia pun berjalan menjauh dari pria kuning itu, sungguh hal yang berhubungan dengan wanita sialan haruno selalu bisa membuat darahnya mendidih.

My Bastard Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang