Seorang wanita bermahkotakan indigo terlihat tengah duduk di salah satu bar, ia menatap datar sekelilingnya yang nampak ramai, menghela nafas lelah, sedari tadi yang dia lakukan hanya menggoyangkan gelas winenya dan sedikit menyesapnya.
"Lama tak bertemu ya, hinata?". Hinata mendengus, amesticnya melirik sebentar pada sesosok wanita berambut pirang yang kini sudah duduk di sampingnya.
Amestic itu menatap sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada gelas winenya, ia mendekatkan gelas itu ke mulutnya dan menyesap isinya sampai habis.
"Seingatku kita tak memiliki janji yamanaka san" wanita indigo itu berkata malas seraya berdiri dari tempat duduknya.
Wanita blonde dengan pakaian ketatnya pun ikut berdiri ia menyeringai saat hinata melewatinya begitu saja.
Hinata mengernyit kala tangannya dicekal oleh wanita menjengkelkan yang menganggunya ini.Ino terkekeh pelan, "aku tidak tau, jika beginilah cara seorang uchiha hinata menyambut sahabatnya, sangatlah dingin dan terkesan angkuh".
Hinata memutar bola matanya malas, ia menghempaskan tangan ino, dan menatap tajam wanita di depannya, dan bukannya takut wanita blonde itu malah tertawa geli melihat tingkah hinata. "Hei hentikan tatapan menjijikanmu itu dariku, kau menodai kesucianku".
Hinata mendengus melihat tingkah sahabatnya ini, kesucian apanya, lihat saja pakaiannya yang kurang bahan.
"Sudahlah ino, jangan mengganggukku, aku lelah, gumamnya".Ino menghela nafas, melihat bagaimana rapuhnya sang sahabat ia jadi tak tega untuk sekedar mengganggunya. "Baiklah hinata, aku kesini tidak untuk menganggumu okay, sai memberikan informasi baru mengenai wanita yang sasuke kencani waktu itu".
Hinata mengernyit, sai adalah suami dari ino, dan juga merupakan mata"nya, tapi untuk informasi baru, hinata rasa, dia tidak menyuruh sai untuk melakukannya kan?.
Ino memandang sekitar, ia menatap hinata yang juga ikut menatapnya.
Ia mendekatkan mulutnya kepada telinga sang sahabat ;"Kita perlu tempat yang lebih privasi"
"Apa?".
"Maksudmu wanita itu ada di jepang sekarang?". Pria itu menatap tajam seorang pria bermasker yang berdiri di depannya.
"Begitulah informasi yang kudapatkan naruto", pria bermasker itu memberikan sebuah map coklat yang berisikan beberapa foto.
Naruto mengernyit, ia membuka amplop itu, ada beberapa foto yang menampilkan seorang wanita berambut pink dengan senyum merekah tengah berdiri di sebuah bandara jepang.
"Apa tujuannya kakashi?". Naruto berkata tanpa mengalihkan pandangannya pada foto itu.
"Aku tidak yakin, tapi kurasa kita akan tau setelahnya".
"Hmm, kau boleh pergi", naruto menghela nafas, ia pun mengalihkan pandangannya pada foto di atas meja kerjanya, sebuah foto yang berisi dirinya, sasuke, sakura dan juga hinata, ia menyeringai.
"Can you see now?, you got your karma".
"Berhenti bermain kucing"an hinata".
"Hufh", Hinata menghela nafas lelah, niatnya ingin pergi ke kamarnya, harus tertunda, karena ternyata sedari tadi sasuke sudah duduk di depan tv, sambil membaca koran.
Menunggunya kah?.
Pria itu berdiri, menatap tajam hinata, sedangkan hinata tentu ia bukan lawan yang mudah terintimidasi oleh orang seperti suaminya, ia balik menatap tajam onyx itu.
"Bermain kucing"an ya?", hinata terkekeh, ia berjalan mendekati sasuke yang masih setia berdiri di samping tv, "tentu aku bukanlah anak kecil lagi sasuke kun, aku tidak sedang berperan sebagai kucing, tapi kau?". Hinata menyunggingkan senyumnya, menatap remeh sasuke. "Kaulah yang sedang berperan sebagai tikus, teruslah bersembunyi, larilah, dan jangan pernah menampakan dirimu pada kucing itu, karena salah perhitungan sedikit saja, kau bisa mati". Setelajnya ia menapakan kaki jenjangnya menaiki tangga menuju kamar tercintanya.
"Tch". Sasuke berdesis, ia mengepalkan tangannya, tentu perkataan hinata akan selalu menjadi teka teki baginya, hinata bagaikan sebuah labirin yang bahkan sasuke sendiri tak pernah bisa menemukan jalan keluarnya. Satu hal yang ia tahu, sekali kau memberinya racun, maka jangan pernah berharap ia akan memberikanmu madu setelahnya.
Sretttt.
Alis sasuke berkedut saat pria blonde itu menyeringai, dan melemparkan beberapa foto wanita yang amat sangat ia kenali di dalamnya."Darimana kau dapatkan ini, naruto?"
"Tak penting darimana aku mendapatkannya sasuke, yang jelas kau harus bersiap dengan badai itu".
Naruto menyeringai melihat ekspresi kesal sahabatnya, setelahnya pria itu pergi tanpa mengatakan apapun.Sasuke mengepalkan tangannya, ia merobek foto" itu, dan membuangnya ke tong sampah, ia berjalan ke arah meja kerjanya dan mengambil sebuah ponsel.
"Hn, selidiki dia dan cari tau ap-".Cklek.
"Tak perlu menyelidikiku, sasuke, kau bisa bertanya langsung apa motifku kembali ke jepang".
Seorang wanita berparas cantik dengan rambut pinky nya tersenyum sumringah seraya berkata dengan tenang, ia berjalan dengan senyum di wajahnya, dan setiap langkah wanita itu, entahlah, bagaikan sebuah alunan kematian bagi uchiha sasuke."Kau bercanda sakura???". Sasuke berkata marah, ia membuang sebuah benda kecil yang biasanya orang sebut sebagai tes kehamilan.
Wanita itu menyunggingkan senyum kecut, ia duduk sambil menyilangkan kakinya, menatap lelah pria di depannya." Aku memang hamil, dan jangan tanyakan itu bayimu atau tidak, karena kau sendiri tau kebenarannya".
"Kau". sasuke menahan amarah.
Sakura memandang sendu pria di depannya, dan setelahnya ia memegang perutnya yang masih terlihat rata. "Aku tau, aku tak pernah bisa menggantikan posisi hinata, tapi apapun yang terjadi, bertanggung jawablah sasuke kun".
Huaaa kenapa aku suka banget hinata disini ooc, ya karna kebanyakan ceritanya hinata yang kalem dan gak banyak ngomong, dan sasuke selalu menjadi pria brengsek yang menyakiti hinata dengan hinata yang selalu diem, jadi so kuharap kalian suka sama cerita gajeku hihi, minta bantuan vote and comment ya guys, biar aku semangat buat ceritanya😇
Huaaa sebenarnya love banget sama sasuhina, tapi naruhina juga gk terlalu buruk😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bastard Husband (Tamat)
Fanfictionbagaimana wanita angkuh seperti hyuga hinata mempertahankan rumah tangganya?, entahlah hanya ada dua pilihan entah itu kalah karena bertempur atau mengalah sebelum pertempuran. ....tapi yang jelas dalam kamusnya tak ada kata kalah.... Let's see what...