***23***

2.7K 206 44
                                    

"Kau menuduhku?".

Sasuke memandang tajam sakura, "jika itu adalah fakta maka jawabannya aku tidak sedang menuduhmu".

Sakura terdiam, ia menatap tak percaya pada sasuke yang pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu, harusnya sasuke mengajaknya untuk mencari tau keberadaan ichi bukan? Tapi kenapa pria itu malah pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi?, apa sasuke tak pernah sedikitpun mencintainya?.

~~~

"Kaasan".

"Sayang, lihat kaasan membawa siapa?".

"Siapa dia kaasan?". Hanoki terlihat memperhatikan seseorang yang ibunya bawa.

"Teman barumu". Jawab hinata seraya mengenalkan mereka berdua.

Hanoki terlihat senang dengan teman barunya ia pun mengajak teman barunya itu bermain ps bersama.

Hinata tersenyum seraya masuk ke dalam kamarnya ia benar-benar lelah hari ini.

~~~

"Awww", sakura menghela nafas kesal, ia mendelik tak suka pada kaki jenjang yang tepat berada di depan wajahnya, beraninya ada seorang wanita yang menabraknya sampai jatuh seperti ini, terlebih semua penghuni kantor menatap kearahnya.

"Gunakan matamu saat berjalan, terkadang kau tidak bisa hanya mengandalkan kaki nona". Hinata menyeringai melihat sakura yang kelas lalu berdiri dan hendak menamparnya namun berhasil ia tepis.

"Kau", sakura menggeram saat tangannya berhasil ditepis oleh wanita yang ia kenal sebagai izumi, jika ia ingat kejadian ini pernah terjadi dulu saat hinata masih hidup, benar juga izumi sangat mirib dengan hinata, apa ia hinata pikir sakura.

"Dan jaga tangan kotormu untuk tidak menyentuhku, kau tau?". Hinata menghempaskan tangan sakura kasar seraya berjalan angkuh meninggalkan sakura, ia tak peduli jika ia sekarang tengah menjadi pusat perhatian.

"Hah", sakura memandang tak percaya saat punggung hinata mulai menjauh, --"beraninya dia", gumamnya, ia mengalihkan pandangannya pada onyx yang menatap datar ke arahnya, jadi sedari tadi sasuke memperhatikan perdebatan mereka dan ia hanya diam saja, tch dunia memang selalu tak adil padanya, memberenggut kesal niat awal sakura menemui sasuke telah enyah ia pun memilih meninggalkan uchiha corp karena moodnya yang telah hilang.

~~~

"Hinata", kaki hinata membeku saat sasuke memeluknya dari belakang, dan apa ia salah dengar sasuke baru saja menamainya hinata?.

"Maksudmu apa sasuke?", sasuke tak bergeming bahkan saat izumi melepaskan pelukannya dengan kasar, ia tahu izumi adalah hinata dan ia yakin akan hal itu, insiden izumi dengan hinata cukup membuktikan bahwa izumi adalah hinatanya yang masih hidup, ia sangat yakin akan hal itu.

"Kau hinata, bukan izumi aku tau itu kau sayang", sasuke tak bisa menahan diri lagi ia menggenggam kedua bahu izumi dan izumi masih tak bergeming dari tempatnya.

Hinata merasa tak nyaman dengan keadaan ini, bagaimana mungkin sasuke tahu secepat ini?, "maaf, kau salah orang", hinata berkata ketus seraya melepaskan genggaman sasuke dan berjalan pergi meninggalkan pria itu di dalam kantornya.

~~~
"Halo?, kita jalankan rencananya sekarang". Seorang wanita terlihat tengah menelfon seseorang.

"Baiklah", jawab orang itu diseberang telfon.

~~~

"Ap-apa? Maksudmu bukan kau yang menculik putriku?, jawab aku sasori".
Sakura berkata panik seraya membanting kasar telfonnya, bagaiamana mungkin sasori mengabarinya jika ia tak berhasil menjalankan rencana semudah itu, lalu jika buka sasori siapa yang tengah menculik putrinya?.

Sakura menghapus air matanya yang menetes tanpa ia sadari, apa ini adalah karmanya, matanya mendelik saat mendengar dering telfonnya berbunyi, apa itu dari sasori pikirnya.

"Kau mau tahu siapa penculik anakmu?". Sakura terdiam ia sangat kenal suara ini, tapi kenapa dia melakukan semua ini? Untuk siapa ia melakukannya?.

"Ka-kau apa maumu brengsek". Terdengar kekehan di seberang telfon dan entah kenapa terdengar sangat mengerikan bagi sakura.

"Mauku?, mudah saja, lepaskan sasuke!". Sakura membola permintaan macam apa itu?.

"Itu-itu tak akan pernah kulakukan". Sakura berkata sambil menahan air matanya yang ingin tumpah, ia tak mau melepas sasuke tapi ia juga tak mau kehilangan putrinya karena keegoisannya sendiri.

"Baiklah, jika begitu jangan salahkan aku jika kau tak akan pernah bertemu dengan putri tercintamu".

Tut... " ha-halo", lagi-lagi sakura membanting handpone nya kasar karena sambungan telfonnya terputus secara sepihak, ia terduduk sambil menahan isak tangisnya, menjambak rambutnya prustasi, "brengsek", gumamnya.

Hinata tersenyum saat mematikan sambungan telfonnya, ia pun berjalan santai ke arah dapur setelah meletakkan handpone genggamnya.

~~~
"Kau lihat inojin sangat senang bermain dengan hanoki, mereka seperti bersaudara".

"Kau benar hinata, aku sangat senang melihatnya", kata ino memperhatikan hanoki dan putranya yang saling bertukar canda.

"Ngomong-ngomong mau dengar sesuatu?", hinata tersenyum senang saat melihat ino yang antusias menatapnya penuh tanya.

"Aku baru saja memberi pelajaran pada si pinky dan kuharap ia bisa belajar dari kesalahannya itu". Hinata berkata dengan angkuh seraya menyilangkan tangannya di depan dada.

Ino pun terkekeh geli, "benarkah? Ya kuharap ia menderita" jawabnya disertai dengan senyuman datar diwajahnya.

~~~

"Sasuke li-lihatlah penculiknya mengirimiku pesan hiks", sakura berkata sambil memperlihatkan sebuah pesan mengancam yang mengatakan bahwa ichi akan berada di pelabuhan malam ini, jika ia belum melepaskan sasuke saat ini juga ichi akan langsung ditenggelamkan.

"Tch", sasuke berdesis ia mengepalkan tangannya, "tanda tangani surat cerai itu, dan ikut aku ke pelabuhan".

"Ta-tapi". Sakura merasa ia tak rela jika harus melakukan itu sekarang.

"Kau ingin kehilangan ichi begitu?".

Dengan berat hati sakura mengambil surat cerai yang kembali sasuke berikan padanya dan menandatanganinya, ia tau inilah akhir dari kisah cintanya, cintanya yang tak pernah disambut hangat oleh orang yang selalu merajai hatinya, uchiha sasuke.

~~~

"I-ichi", sakura berteriak saat melihat putrinya berjalan bersama seseorang yang sangat ia kenali, tapi kenapa orang itu?.

"Naruto, jadi kau yang menculik putriku hah?" Sakura berkata marah saat ia sudah berada di depan naruto dan putrinya yang digandeng oleh pria itu.

"Tunggu dulu, menculik?, kau menuduhku menculik?".

"Dobe, lalu kenapa ichi bisa berada bersamamu disini?", sasuke memilih bertanya terlebih dahulu, ia sangat kenal siapa naruto ia tak mungkin melakukan hal sebodoh ini.

"Dia anak kalian?", naruto tentu saja tak tahu jika ichi adalah putri sasuke dan sakura, setaunya setelah kepergian hinata, naruto memilih pergi ke amerika dan menetap disana, ia hanya akan ke jepang jika sedang ada pertemuan bisnis dan yang lainnya seperti yang ia lakukan hari ini.

"Asal kalian tahu, anak ini datang kepadaku dan mengatakan bahwa ia tak tahu jalan pulang, jadi karena aku kasihan aku membawanya".

"Lalu kenapa kau berada di pelabuhan malam-malam seperti ini hah???" Sakura berteriak seraya mengambil alih putrinya dari naruto.

Naruto tersentak karena sakura menarik anaknya dengan kuat, ia memandang tajam wanita itu, "menurutmu?, pelabuhan ini milik namikaze, tentu saja aku ada pertemuan bisnis malam ini, hah sudahlah percuma berbicara dengan orang yang dibutakan oleh cinta, kau tak akan pernah mengerti". Setelahnya naruto berlalu meninggalkan sakura yang masih syok dan memeluk putrinya, sedangkan sasuke masih terdiam sambil memikirkan sesuatu.

Prok.Prok.Prok.

"Drama yang bagus".

Mata sakura membulat saat melihat seseorang yang datang.

My Bastard Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang