***14***

2.4K 181 12
                                    

Hinata menghela nafas lelah, kemana perginya pria brengsek itu?, setiap pagi pria itu selalu saja menghilang, alhasil hinata hanya bisa menghela nafas tak mendapati suaminya berada disampingnya dikala hinata sangat membutuhkannya.

Tak mau ambil pusing, hinata melangkahkan kakinya ke dapur, ia merasa sangat lapar.

Tangan lentiknya dengan lihai menuangkan susu dan beberapa sereal ke dalam mangkuk, ya hinata memang suka sarapan sederhana seperti ini setiap pagi.

"Ah kau rupanya, bisa kau buatkan aku susu hyuga". Sakura menyeringai melihat wanita yang baru saja ingin menyantap sarapannya memandangnya tak terima, oh ayolah mempermainkan hinata selalu menjadi hobinya.

Memutar bola mata malas, tanpa mengatakan apapun hinata bangun dari tempat duduknya, dan berjalan ke arah kulkas untuk mengambil susu, tangannya menuangkan susu ke dalam gelas dengan cekatan, dan sedetik kemudian hinata berjalan santai ke arah sakura.

Sakura tersenyum bangga, ia tak menyangka hinata benar-benar  menuruti perintahnya, "Awwww". Ia langsung berdiri dan mengibaskan tangannya pada rok kesayangannya, "kau, apa yang kau lakukan sialan".

Hinata terkekeh, " upps aku tak sengaja, kukira kau belum mandi, jadi....".

"Tutup mulutmu sialan". Hinata tersenyum ketus saat tangannya berhasil menghalangi tangan sakura yang hendak menamparnya.

"Jangan berani menyentuhku, bitch".
Sakura bergidik, entah kenapa senyuman hinata menjadi lebih mengerikan dari yang sebelumnya,

"Kau hanyalah wanita simpanan di rumah ini, bertingkahlah layaknya wanita simpanan itu". Sakura mengepalkan tangannya dan langsung pergi begitu saja meninggalkan hinata.

Memejamkan matanya mencoba meredam emosi, hinata kembali berjalan ke arah meja makan, ia tak mau sarapannya tertunda karena wanita ular itu.











"Aku sudah tidak tahan lagi brengsek, cepat habisi saja wanita sialan itu!". Sakura membanting kasar handponenya ke kasur, sungguh ia tak akan kalah, hyuga hinata dia harus menanggung rasa sakit yang ia terima.

Sedetik kemudian tangannya mengelus perutnya yang semakin membuncit, wajar saja usia kandungannya sudah memasuki bulan ke 2, ia menyeringai, "aku akan menang hyuga", gumamnya pelan.








Hinata menyetir dengan tenang, tujuannya adalah ia ingin pergi ke mansion hyuga untuk bertemu neji dan juga ayahnya, entah kenapa hinata ingin menanyakan perihal keinginan neji memintanya untuk segera bercerai dengan dirinya. Kakaknya pasti akan melakukan berbagai cara untuk memisahkannya dengan sasuke.

Ckittt.....

Amesticnya membulat saat sebuah truk berjalan oleng ke arahnya, ia mencoba memutar kemudi dan menekan rem, tapi kenapa tidak bisa, apa remnya blong?,

"sialan", gumamnya pelan, kakinya berkali-kali memencet tombol rem tapi tidak bisa, amesticnya memejam kala mobilnya menerobos pembatas jalan dan mobilnya mulai masuk ke dalam jurang yang dibawahnya adalah laut.

Bruggghhhh...

"Sasuke", gumamnya pada detik-detik kecelakaan terjadi.










"Hinata, Apa maksudmu, ada apa dengan hinata brengsek". Sasuke memandang tajam seorang pria dengan kacamata yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Mobil yang hinata kendarai ditemukan jatuh ke dalam jurang, tapi jasad hinata belum ditemukan".

Sasuke terdiam mencoba mencerna hal yang baru saja ia dengar, ini tidak mungkin kan?, ini hanya omong ksosong bukan?, seandainya iya sasuke akan membunuh siapapun yang membawa berita itu, tapi itulah faktanya, semua media berita tengah memberitakan kecelakaan yang menimpa istrinya.

"Kemungkinan hinata untuk hidup masih ada sasuke, tim gabungan tengah memeriksanya". Kabuto menatap sasuke yang hanya diam tanpa menjawab, oh suami mana yang tak syok mendengar kecelakaan istrinya yang tengah mengandung?, kabuto pikir sasuke adalah pria brengsek, tapi seorang brengsek tak akan pernah terlihat serapuh ini karena seorang wanita bukan?.

"Hn". Mendengar gumaman itu kabuto segera undur diri dari ruangan sasuke, bagaimanapun ia tak akan bisa menghibur pria itu kan.

Sasuke mengepalkan tangannya, memejamkan matanya lalu ia merogoh saku celananya, tangannya memencet nama seseorang disana.
"Shikamaru, aku ingin kau selidiki siapa dalangnya".

"Apa kita perlu membunuhnya?", sasuke menghela nafas mendengar pertanyaan yang sahabat jenius sialannya itu katakan.

"Aku sendiri yang akan melakukannya, tugasmu hanya mencari siapa orangnya".

"Baiklah".






















Uaaaa kok bisa gini ya😣

Uaaaa kok bisa gini ya😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


My Bastard Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang