Minho menggandeng tangan Felix begitu mereka keluar dari apartemen. Ia sama sekali tidak masalah dengan tangan mereka yang saling tertaut selama perjalanan menuju mobil yang hendak di gunakan.
Sama halnya dengan Jisung, lelaki itu justru terlihat senang tanpa menunjukkan reaksi kecemburuan sedikit pun. Katanya, lebih baik saling menjaga saat diperjalanan. Oleh karena itu Jisung terlihat senang saat Minho dapat menjaga lelaki yang baru saja ditemuinya itu.
Mengingat hal itu, membuat Minho tersenyum senang. Ia pikir kedepannya Felix dan Jisung akan baik-baik saja.
"Kak Minho bakal anter aku pulang lagi?" Felix terhenti di depan pintu mobil berwarna hitam, lain hal dengan Minho yang sudah masuk terlebih dahulu.
Melihat tidak ada jawaban, Felix segera menyusul untuk duduk di sebelah Minho, memasang seatbelt sembari memandangi wajah lelaki disebelahnya itu.
"Iya, kakak ada kelas pagi, kalo ada yang mau diobrolin kita bisa lakuin selama diperjalanan" Minho nampak cuek, ia tidak sedikitpun melirik ke arah Felix. Dirinya terlalu sibuk menyalakan mesin dan lain sebagainya.
Felix yang berada disebelahnya hanya menghembuskan nafas. Ia menyalakan layar ponsel miliknya itu lantas menyodorkan ke hadapan Minho agar lelaki itu segera mengalihkan atensi pada ponsel yang ia pegang.
"Aku disuruh pulang, lagi-lagi mama ngebahas tentang perjodohan dan kuliah"
Minho melirik ke arah benda persegi panjang tersebut, membaca pesan teks yang terdapat didalamnya lantas melirik Felix yang sedang memasang ekspresi kesal.
"Kenapa kamu nggak pilih kuliah aja? Bukannya kamu di kasih pilihan? mau kuliah atau di jodohin"
"Tapi aku nggak mau kuliah dulu, kak. Aku baru lulus, masa iya harus belajar lagi"
"Terus kamu mau di jodohin?" tatapan Minho berubah menjadi serius, kali ini atensinya benar-benar terfokus pada Felix.
"Nggak mau!!"
Mendengar jawaban Felix membuat Minho menghembuskan nafas. Ia pun sama bingung nya harus bagaimana jika lelaki dihadapannya itu tidak mau sama sekali memilih salah satu pilihan yang ada. Tapi, ia juga tidak mungkin membiarkan Felix terus pergi dari rumah dan tinggal sendirian.
"Kakak tahu kan kalau mama itu selalu maksa aku. Semasa aku sekolah dia udah nyuruh aku untuk ikut ini dan itu, bahkan aku sampe maksain masuk taekwondo yang bukan basic aku sama sekali demi dia"
Minho mengangguk, ia tahu betul bagaimana kerasnya Felix di didik semasa sekolah, ia juga paham bahwa lelaki di hadapannya itu sedang menginginkan kebebasan.
"Yaudah, sekarang kamu mau gimana?"
"Aku mau jalan-jalan"
"Yaudah biar kakak anter, tapi nggak bisa yang jauh, kakak ada kelas pagi" Minho segera melajukan mobilnya itu.
"Tapi aku mau jalan sama kak Minho!"
"Lix, kakak ada jam pagi, maaf y-"
"Bolos sehari aja kak!! Felix kangen kak Minho, selama ini Felix sendirian di apartemen, kak Minho udah jarang dateng padahal Felix kesepian"
Minho mengernyit, ia melirik ke arah lelaki disebelahnya itu sembari terus melajukan kendaraan beroda empatnya.
"Kan kamu yang milih buat tinggal sendirian"
"Iya emang, tapi sekarang aku mau kak Minho tinggal di tempat aku aja!"
"Lho, tempat kamu jauh dari kampus, kenapa nggak kamu aja yang tinggal di tempat kakak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROCK [Minsung]✓
FanfictionSiluman batu? ada-ada aja. "Jalanan? Yang bener aja gue ngambil pelacur dari pinggiran!" "Ihh, Jisung bukan pelacur!!! Jisung batu!!" Start: 260120 End: 230220 Warn! • BxB • Semibaku