Warn!Minho memandang tak suka ke arah wanita yang lebih tua darinya itu, ia mengepalkan tangannya guna menahan rasa kesal yang sedang datang menghampirinya.
Felix yang berada disebelahnya hanya dapat meremat kaos miliknya itu. Matanya menatap tak percaya ke arah sang Ibu.
"Kalau Felix nggak mau ikut mama balik ke Australia, maka orang yang akan mama jodohkan ke kamu akan terbang ke Korea"
" -tapi, kalau kamu mau ikut mama dan kuliah disana, mama akan kasih kamu kebebasan"
Felix menggeleng, ia menolak dengan segala hal yang baru saja di bicarakan oleh ibu-nya itu. Kebebasan yang diucapkan oleh wanita dihadapannya itu bukanlah kebebasan yang diinginkannya. Felix hanya butuh kesenjangan sedikit, mengatur plan yang akan direncanakannya, bukan malah di atur perihal apa yang harus dilakukannya.
Sedari kecil ia selalu di atur, dipaksa melakukan berbagai macam yang tidak diminatinya. Sedangkan Minho, diberi kebebasan, tidak di paksa untuk kembali ke Australia, bahkan diperbolehkan mengambil jurusan yang diinginkan oleh kakaknya itu.
"Kebebasan apa, ma? Felix kuliah pun harus sesuai dengan jurusan yang mama mau"
"Jelas! Karena mama udah jauh-jauh hari merencakan kehidupanmu"
"Mama nggak harus terus-terusan maksain Felix, dia cuma butuh tempat sedikit buat ngelakuin apa yang dia mau" Minho berusaha membela sang adik. Tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan Felix. Ia mengelusnya lembut dengan ibu jari seraya menenangkannya.
Namun sebuah seringaian kecil muncul diwajah sang Ibu. Wanita itu tampak berdecih lalu berdiri begitu saja, memandangi keduanya secara bergantian dengan wajah tegas.
"Felix akan menjadi boneka mama untuk sementara waktu sampai ia benar-benar sukses dan bisa hidup sendiri!" Tegas wanita itu.
Tangan Minho dapat merasakan rematan tangan sang adik. Ia tahu bahwa saat ini Felix tengah menahan tangis dihadapan sang ibu yang sudah jauh-jauh datang untuk menemuinya.
Dan Minho paham, wanita itu akan segera terbang kembali ke Australia, terbukti dari posisi mereka bertemu saat ini.
"Mama akan kasih kamu waktu selama seminggu!" Setelahnya wanita itu pergi dari sana.
Membuat air mata yang sedari tadi Felix tahan akhirnya mengalir.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Minho mengernyit heran ke arah Felix. Tangan lelaki tersebut menahan pergerakan tangannya yang hendak melepas seatbelt.
Tangan satunya lagi digunakan untuk meraih kunci mobil dan segera menguncinya dari dalam.
Minho yang pergerakannya ditahan hanya dapat mengernyit keheranan, menatap sang adik dengan bingung dan menunggu apa yang hendak dilakukan selanjutnya.
Dan yang dilakukan Felix selanjutnya benar-benar membuatnya terkejut. Lelaki yang memiliki Freckles indah diwajahnya itu naik ke atas pangkuannya, mengalungkan tangannya, serta mengecupi rahang tegas miliknya.
Minho yang diperlakukan seperti itu segera mengesampingkan wajahnya, tangannya ia gunakan untuk mendorong sedikit tubuh sang adik.
"Kamu ngapain sih?!"
Felix menatap sendu ke arah Minho, tangannya tidak lagi bertengger pada lehernya. "Aku mau ngelakuin hal ini supaya Mama ngebuang aku"
Tangannya mengelus wajah Minho sensual, ia mendekatkan kembali wajahnya dan mengecup bibir sang kakak sekilas, mengabaikan tangan Minho yang terus mendorongnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROCK [Minsung]✓
FanfictionSiluman batu? ada-ada aja. "Jalanan? Yang bener aja gue ngambil pelacur dari pinggiran!" "Ihh, Jisung bukan pelacur!!! Jisung batu!!" Start: 260120 End: 230220 Warn! • BxB • Semibaku