Rock'23

5.7K 856 139
                                    









Hyunjin menghembuskan nafasnya kasar. Ia mengacak rambutnya asal lantas menatap ke arah Jisung yang sedang terbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya itu.

Sudah seminggu Jisung seperti itu. Jika tidak lapar, si manis akan menutup diri di dalam kamar dan enggan untuk membuka suara.

Hyunjin sadar dia telah salah bicara. Ia juga sudah mengucapkan kata maaf beberapa kali dan si manis hanya menganggukkan kepalanya.

"Jisung mau jalan-jalan, nggak?"

Hyunjin duduk ditepi kasur, memegang kaki si manis yang tertutupi selimut.

"Jisung mau ke Aussie lagi?"

Jisung menyembulkan kepalanya dari balik selimut. Ia menganggukkan kepalanya tanpa ekspresi apapun.

"Yaudah, gue telepon Changbin dulu"

Dikeluarkannya benda berbentuk persegi panjang tersebut, kemudian di carinya nama Changbin, lantas segera menekan tombol panggilan.

"Nggak di jawab" ucap Hyunjin dengan wajah lesu.

Lelaki itu lantas menahan tangan Jisung yang hendak menutupi kepalanya.

"Jangan di tutup terus dong, emangnya lo nggak engap dibalik selimut terus?"

Wajahnya memelas, tangannya masih menahan kedua tangan si manis.

Jisung dengan raut datarnya hanya dapat menghembuskan nafasnya lantas terduduk dan bersandar pada headboard kasur.

Kepalanya menunduk, menatap kedua tangannya yang sudah tidak lagi di genggam oleh Hyunjin.

"K-kamu bisa bantu Jis-- aku supaya nggak kekanakan l-lagi?" Tanyanya tanpa menatap ke arah sang lawan bicara.

"Jisung, lo masih sedih sama ucapan gue minggu lalu?"

Jisung menggelengkan kepalanya. Ia mendongak menatap wajah Hyunjin lalu tersenyum simpul.

"Kamu nggak salah, Jis-- aku emang kekanakan. Makanya aku mau rubah cara bicara aku dulu. Gimana? Cocok nggak?"

Hyunjin tersenyum miris. Entah mengapa ia jadi merasa bersalah atas perubahan Jisung.

Perkataannya yang tidak memikirkan perasaan si manis tentu membuatnya menyesal tiap malam. Ia terlalu berpatokan pada kepolosan Jisung tanpa tahu bahwa lelaki tersebut juga sedang mengalami kesedihan atas kehilangan Minho.

Ia jadi paham mengapa dirinya belum juga diberikan jodoh sampai saat ini.

Tangannya terulur untuk meraih sebelah tangan si manis lalu digenggamnya.

"Maafin gue, tolong lupain ucapan gue minggu lalu. Lo nggak perlu kayak gini, gue jadi ngerasa bersalah sama Minho, dia udah amanahin lo ke gue"

Jisung ikut membalas genggaman tangan Hyunjin. Digenggam tangan lelaki bertubuh tinggi itu dengan kedua tangannya, lalu tidak lupa dielusnya lembut. Serta jangan lupakan tatapan lembut yang justru membuat perasaan Hyunjin semakin terasa tidak enak.

"Aku maafin, makasih juga karena perkataan kamu cukup bikin aku sadar kalo selama ini aku udah ngerepotin Minho. Jadi, kamu nggak perlu ngerasa bersalah lagi ya. Cukup bantu aku jadi pribadi yang lebih baik lagi"

Hyunjin tersenyum getir. Ia menarik tangannya lantas berdiri.

"K-kalo gitu, gue juga mau supaya lo berhenti nutup diri lagi"

ROCK [Minsung]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang