"Minho nggak kuliah lagi?"
Minho menggeleng, tangannya kian aktif memainkan game di ponselnya itu dengan Jisung yang berada didalam pelukannya.
Kedua-nya sama-sama terduduk dibawah, bersandar pada tubuh sofa dengan Jisung yang duduk didalam kukungan Minho hingga lelaki manis itu bersandar pada tubuh sang kekasih dan menatap ke arah benda berbentuk persegi panjang tersebut.
"Kenapa enggak?" Wajahnya sedikit ia hadapkan ke belakang guna menatap wajah serius Minho yang sedang bermain game.
"Males ah, nanti lo ilang lagi!"
Jisung terkekeh. "Tapi kalo Minho balik lagi, dalam seharian Jisung bisa hidup lagi, kok"
"Tetep aja gue khawatir"
"Tapi kok Jisung nggak khawatir ya? Jisung cuma takut Minho nggak pulang dan kenapa-napa"
Minho sedikit berdecak saat ia kalah dalam gamenya. Ia mematikkan benda persegi panjang tersebut dan meletakkannya asal diatas lantai.
Tangan yang sudah bebas tidak memegang apapun segera ia gunakan untuk memeluk pinggang ramping Jisung dengan erat, wajahnya ia letakkan diatas bahu Jisung sembari menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam.
"Itu namanya khawatir, sayang"
Jisung memegang lengan Minho yang melingkar ditubuhnya, kepalanya menoleh kesamping membuat wajah keduanya begitu dekat.
"Jisung kok bisa sayang Minho, ya? Padahal masih ada Hyunjin yang lebih ganteng"
Tatapan Minho berubah datar, ia menjauhkan wajahnya dari bahu si manis serta melepaskan pelukannya pada tubuh lelaki itu.
Tanpa banyak bicara, lelaki yang memiliki apartemen tersebut sedikit mendorong tubuh Jisung agar menjauh darinya lantas ia segera berdiri dan mendudukkan dirinya di sofa.
"Lo nggak konsisten ah, didepan Hyunjin bilangnya gue lebih ganteng"
Jisung yang masih terduduk dibawah hanya menyengir. "Itu bohong, Jisung cuma mau banggain Minho aja didepan Hyunjin"
Minho semakin mendatarkan wajahnya, ia meraih ponsel yang berada di lantai dan kembali terfokus pada benda persegi panjang tersebut.
Jisung yang merasa di abaikan segera naik keatas, duduk disebelah Minho dan menyandarkan kepalanya pada bahu lelaki tersebut, namun sayangnya Minho malah menolak dengan cara mendorong kepalanya menjauh.
"Jauh-jauh, gue jelek!"
Jisung cemberut, ia naik ke atas pangkuan Minho secara tiba-tiba hingga membuat Minho meletakkan ponselnya diatas sofa karena terkejut.
Ia memandangi wajah Jisung yang terlihat menggemaskan dua kali lipat. Bibirnya yang turun kebawah dengan mata bulat yang menatapnya dengan tatapan berbinar sukses membuat kerja jantung Minho menjadi lebih cepat.
"Minho jangan main benda itu terus! Jisung nggak suka liatnya!!" Rajuk si manis.
"Minho juga harus jawab Jisung, jangan cuma diliatin!!"
"Minho ih!!"
Jisung kesal, ia merasa diabaikan oleh Minho padahal dirinya sudah berada dihadapan lelaki tersebut.
Ia memegang kedua pipi Minho dan menggerakkannya acak.
"Minho di ajarin nggak sih? Kalo lagi diajak bicara itu ya jawab, bodoh banget gitu aja nggak tau!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROCK [Minsung]✓
FanfictionSiluman batu? ada-ada aja. "Jalanan? Yang bener aja gue ngambil pelacur dari pinggiran!" "Ihh, Jisung bukan pelacur!!! Jisung batu!!" Start: 260120 End: 230220 Warn! • BxB • Semibaku