Minho memandangi Jisung yang saat ini tengah terlelap. Lelaki itu menyampirkan sebuah jaket pada tubuh simanis lalu kembali melajukan mobilnya.
Matanya terfokus pada jalanan yang dilewatinya, sesekali ia melirik pada Jisung yang sudah terlelap sejak awal keberangkatan mereka menuju apartemennya itu.
Setelah sampai, ia hendak membangunkan Jisung. Namun, saat tangannya bersentuhan dengan kulit lelaki tersebut, Minho sedikit terkejut. Suhu tubuhnya sangat panas, deru nafasnya pun sama panasnya. Ia segera keluar dan berlari ke sisi si manis lantas segera menggendong tubuhnya.
"Minho?"
Minho menoleh, menatap wajah si manis saat dirinya sedang berada di dalam lift.
"Jisung sakit, ya?"
Minho menganggukkan kepala nya, ia segera keluar begitu pintu lift terbuka dan segera berjalan ke depan pintu apartemennya.
"Tapi selagi Minho nggak jauh dari Jisung, Minho nggak perlu khawatir"
Minho tidak menjawab, ia sibuk menekan digit sandi pada apartemennya dan segera masuk begitu pintu terbuka.
Ia meletakkan Jisung di atas kasur yang berada dalam kamarnya itu lalu hendak ke dapur jika saja Jisung tidak menahan tangannya.
"Minho disini aja, Jisung bakal sembuh kalo ada di deket Minho"
Minho menatap ke arah si manis, wajah lemasnya membuat Minho segera menurut dan ikut naik ke atas tempat tidur.
"Lo sakit, perlu minum obat"
Jisung menggelengkan kepalanya. "Minho yang harus minum vitamin"
"Kok gue?"
"Sakitnya Jisung bakal sembuh kalo seharian ini bareng Minho, tapi energi Minho bakal Jisung ambil lebih banyak dari biasanya. Jadi, Minho harus minum vitamin"
Minho mengangguk paham, ia mendekat ke arah Jisung lantas mengelus surai lelaki tersebut.
"Nggak perlu minum vitamin segala, gue orangnya kuat kok"
Jisung mendorong tubuh lelaki tersebut agar menjauh, ia menatap tak suka pada Minho.
"Tapi kalo Minho sakit, Jisung harus jauh-jauh dari Minho!"
"Kok lo jauh-jauh? Nggak adil banget!"
"Ih, nilai matematika Minho berapa, sih? Kan kalo Minho sakit, masa iya Jisung harus ada di deket Minho, yang ada energi Minho abis terus mati. Emang Minho mau? Jisung sih nggak"
Minho menatap aneh pada lelaki dihadapannya itu. Urusannya dengan matematika itu apa, pikirnya.
"Berarti nggak ada sangkut pautnya sama matematika dong?"
Jisung terdiam sebentar, ia mengerjapkan matanya beberapa kali akibat kebingungan.
"Matematika itu pelajaran yang kayak gimana, sih?"
Minho menghembuskan nafasnya, ia menarik Jisung agar mendekat lantas tangannya melingkar pada pinggang ramping si manis.
"Ih jangan peluk dulu, Minho belum minum vitamin, nanti Minho sakit!!" Bilangnya seperti itu, tapi ia juga ikut memeluk tubuh Minho.
"Ck, kalo gue beli vitamin sekarang, yang ada lo sendirian disini"
"Kok sendirian?" Jisung mendongakkan kepalanya guna menatap wajah sang kekasih.
"Iya, kan gue harus ke apotek"
"Yaudah suruh Hyunjin atau nggak Changbin aja"
Minho menatap wajah simanis. "Kenapa? Lo mau ketemu mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROCK [Minsung]✓
FanficSiluman batu? ada-ada aja. "Jalanan? Yang bener aja gue ngambil pelacur dari pinggiran!" "Ihh, Jisung bukan pelacur!!! Jisung batu!!" Start: 260120 End: 230220 Warn! • BxB • Semibaku