12

6.6K 711 94
                                    

Main Cast
- Byun Baekhyun
- Park Chanyeol

Boy x Boy
Boys love
M-Preg

Our Destiny

15 hari lamanya Irene berada di kota bermaskot menara Eiffel menjalani pekerjaannya sebagai model. Kota yang dikata romantis bagi mereka yang berpasangan nampaknya tidak membuat kesan mendalam bagi Irene. Sejak pertama kali mendaratkan kaki, ia tidak memiliki gairah apapun. Termasuk melakukan aktifitas modeling-nya.

Justru disini, ia uring-uringan. Risau dan gelisah tak karuan memikirkan keadaan seseorang di lain negeri sana. Bukan! Lebih kepada menanyakan kesetiaan sang suami di negara kelahiran. Karena interaksi keduanya sudah tidak sesering dan semanis seperti sebelumnya.

Irene bisa menghitung jari berapa kali mereka bertukar pesan. Biasanya, tiap detik dan menitnya mereka bisa mengirim pesan dan melakukan panggilan kala rindu mendera. Namun, semua rutinitas itu pelan-pelan tergerus oleh waktu. Intensitas kian berkurang karena mereka masih dalam fase perang dingin.

Tidak ada dari mereka mau mengalah. Gengsi menjadi faktor utama dimana mereka tidak bisa mengakhiri pertengkaran dalam rumah tangga. Irene pasrah. Ia biarkan waktu menggiring kemanapun semua ini akan berlabuh. Tidak ingin konsentrasinya hancur berantakan akibat personal life dan mempengaruhi profesionalitasnya selaku artis.

Irene berada di salah satu club malam di tengah kota Paris. Ia seorang diri di kursi tinggi dekat meja bartender. Menenggak cairan bening namun membuat si peminum merasa hangat menjalar di kerongkongan. Serta, membuat pusat kewarasannya diluar kendali. Seperti sekarang.

Sudah dua botol ia tenggak seorang diri. Tidak ada partner atau siapapun menemani acara minumnya. Beberapa kali kepala terantuk ke depan. Badan sudah terhuyung lemah minta direbahkan. Sampai seorang pria berparas tampan mencegah tubuh Irene terjatuh dari kursi tinggi itu.

"Perhatikan dirimu, nona" peringatnya lancar dalam bahasa Prancis.

Irene mengernyit tak mengerti ucapan berbahasa asing itu, tapi setelahnya ia terkekeh geli. Sang pria asing menjatuhkan pantatnya di kursi sebelah sang wanita. Matanya menyudut. Menelisik penuh raga pria yang sangat tampan dan stylist tersebut. Sementara si pria hanya tersenyum miring. Menikmati bagaimana netra itu seperti scanner, mengamati dirinya baik-baik.

Kembali Irene mendengus tawa "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan? Tapi aku harap kau tidak mengganggu urusanku! Arraseo!" Ia meracau tidak jelas, pandangannya mengabur. Jadi tak bisa melihat jelas wajah si lelaki.

Di tempatnya, si pria terkejut mendengar ucapan dari si wanita mabuk. Jadi, dia orang korea? Sepertiku? Ah..menarik sekali - batinnya bersuara diselingi senyum miring penuh arti.

"Wow, tidak disangka aku akan bertemu dengan yang sejenis sepertiku. Ngomong-ngomong, aku orang korea" ucapnya bangga sedikit mencondongkan tubuh untuk menatap ukiran paras cantik bagai dewi itu.

Irene mendengus "Bukan urusanku dan tidak peduli!" balasnya cuek, tak tertarik dengan asal muasal si pria.

Mendapat respon seperti itu, membuatnya meloloskan tawa kecil. Namun, terlihat sekali bahwa terselip maksud tersembunyi disana. Kedua bola mata ia bawa mengamati baik-baik sosok wanita di hadapannya.

"Ah,.perkenalkan namaku Kim Jumnyeon. Tapi kau bisa memanggilku Suho" tiba-tiba saja pria yang disapa akrab Suho itu memberitahukan namanya pada Irene.

Netra milik Irene menyipit tidak suka. Ia kesal karena Suho mengganggu waktu sekaligus tidak mengerti jika ia sama sekali tidak peduli dengan identitas tidak penting itu. Wajahnya tenggelam dibalik lipatan tangan. Kedua bahu naik dan turun, tanda ia sedang bernafas secara teratur.

Our Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang