15

7.1K 709 48
                                    

Main Cast
- Byun Baekhyun
- Park Chanyeol

Boy x Boy
Boys love
M-Preg

Our Destiny

Hamparan luas rerumputan hijau membentang luas di balik cermin tembus pandang. Membuat seorang pria bertubuh kekar dan tegap tidak jenuh semenjak satu jam lalu menyaksikan pemandangan itu.

Tangannya menyaku, menguarkan kesan gagah dan maskulin. Ia sendirian disana, di tempat ia bisa mendapat privacy. Pikirannya bergelut memikirkan segala sesuatu terkait masalah yang harus ia selesaikan segera.

Tapi, Siwon harus menghela nafas panjang saat tidak ada satupun solusi hinggap di kepala. Membuat ia uring-uringan sendiri di ruang kerja pribadinya. Nyatanya, pergi ke negeri orang sama sekali tidak membantu.

Justru, menambah daftar beban yang sedari awal ia pikul. Bukannya merasa rileks dan santai, yang di dapati justru harus berfikir keras menguras tenaga. Silih berganti tekanan demi tekan datang menghampiri. Kenapa harus serumit ini?

Jika bukan karena desakkan para keluarga, Siwon yakin dengan sangat ia akan baik-baik saja. Hidup penuh senyum sumringah setiap harinya bersama pria pujaan hatinya di seberang sana. Ah, bicara soal sang pujaan, akhir-akhir ini mereka jarang sekali terlibat komunikasi.

Sesekali mereka bertukar kabar, namun setelahnya tidak ada lagi kelanjutan. Bahkan Siwon bisa menghitung jari berapa kali ia mengirim pesan melalui benda elektronik bernama ponsel. Dirinya merindu. Jiwanya terus berseru nama dia yang berada jauh di pelupuk mata. Membuat ia semakin kehilangan kewarasan.

Pernah Siwon memiliki niatan nekat untuk pergi. Terbang kembali menuju ke Korea Selatan agar bisa bertemu dan mendekap erat si tubuh mungil kesayangannya. Sayang, itu hanya harapan belaka. Nyatanya, ia masih disini. Di tempat ia tidak bisa menghirup udara segar dengan bebas.

Berkali-kali ia mencoba terbiasa dengan keadaan. Namun, sesuatu menampar keras dirinya hingga Siwon sadar bahwa semua tidaklah semudah itu. Karena sekarang keadaan semakin rumit. Memperkeruh perasaannya yang tiada hari tanpa rasa sesal dan bersalah.

Kedua mata memejam erat. Alis tebalnya menukik tajam, berusaha menahan sesuatu yang perlahan menjalari dirinya. Emosi berusaha mengambil kuasa atas raganya yang tengah bimbang dan digerogoti rasa kalut.

Dan interupsi tak diharapkan membuyarkan semua yang menjadi beban dalam benak. Bunyi deritan pintu menggema di setiap sudut ruangan. Tamu tidak diundang itu mengulas senyum keibuan seraya mengurai langkah mendekat. Ingin melihat bagaimana pria di hadapannya yang merupakan putra kebanggaan keluarga sudah mengurung diri selama 1 jam penuh, tanpa kabar.

"Apa yang tengah kau pikirkan putraku?" Ibu Siwon memulai begitu lembut dengan mengajukan sebuah pertanyaan.

Di posisinya, Siwon hanya memaku dalam diam dengan bernafas secara teratur. Jika ibunya jeli, kedua manik matanya berucap banyak kesedihan, penyesalan, gelisah, takut, dan rasa bersalah.

Namun yang didapat, Ibunya masih tersenyum lembut seraya mengusap bahunya penuh kasih.

"Katakan padaku, ada apa? Apa kau tengah memikirkan tentang acara pertunanganmu? Atau tengah memikirkan calon istrimu?" Ibunya terkekeh geli saat mulut berucap tanpa tau situasi dan kondisi.

Sementara Siwon hanya berpaling. Kembali terpaku diam menatap dataran hijau di luar jendela. Menurutnya lebih sedap dipandang dibandingkan mendengar ocehan sang ibu yang jelas-jelas tidak membantu.

Sikap Siwon itu membuat nyonya Choi mengernyit heran. Tidak biasanya sang anak hanya diam tidak menyahuti perkataannya. Perlahan, usapan tangannya berhenti dan berakhir jatuh ke sisi tubuh.

Our Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang