37

6.2K 598 10
                                    

Main Cast
- Byun Baekhyun
- Park Chanyeol

Boy x Boy
Boys love
M-Preg

Our Destiny

Mungkin sedikit perenungan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan. Memikirkan kembali yang telah terlewati, beserta rasa suka maupun duka. Berat. Semua terasa sungguh berat. Kembali membawa kepala cantiknya bekerja keras. Hal mana yang harus ia pilih.

Tapi, tidak bohong bahwa selama ini hidupnya tidak sepenuhnya bahagia. Tiap detik, menit, serta waktu yang ia miliki habis hanya dipakai untuk merenung. Meratapi nasib hidup tidak beruntungnya.

Irene di atas kasur kamarnya menghela nafas. Kini sebuah surat cerai dari Chanyeol yang dikirim beberapa hari lalu berada di atas pangkuan. Irene melihat itu dengan kekosongan, masih belum bisa sepenuhnya menerima jika Chanyeol membuat keputusan sebesar ini.

Tapi, jawabannya sudah jelas terkuak. Semua berasal dari dirinya yang tak mampu memberi hal apa yang Chanyeol butuhkan. Selama ini, hanya Chanyeol-nya saja yang tampak berjuang serta berkorban banyak. Mempertahankan hidup mereka berdua dari segala gunjingan orang-orang, termasuk dari keluarga besar.

Wajahnya menengadah seketika. Matanya telah memburam dikarenakan air mata berada di pelupuk mata. Ia mendesah lelah dan merasa bahwa memang sepertinya ia harus menyerah. Ikhlas pada jalan hidupnya yang tidaklah sesuai dengan imajinasi.

Dengan ragu, Irene mengangkat salah satu tangan menuju ke nakas. Mengambil pulpen kecil yang memang sengaja diletakkan disana. Berjaga-jaga kalau seandainya Irene merubah tekad serta keputusannya. Dan disinilah dia.

Sekali lagi, hatinya kukuh bersuara. Memintanya untuk segera mengakhiri semuanya jika ingin hidup bahagia dan terlepas dari rantai penyiksaan. Nafas hangatnya dihembuskan kembali melalui mulutnya.

Dadanya sedikit berdetak kencang, sebab sebentar lagi Irene akan mengambil keputusan besar. Mengabulkan keinginan dari sang suami untuk berpisah selamanya darinya.

Pulpen di tangan kanan ia goreskan di atas kertas itu. Membubuhkan tanda tangan miliknya sebelum dikirim balik ke pengacara pihak si pria Park.

"Setelah ini, aku harap kau bisa menemukan kebahagiaan sebenarnya, Chanyeol-ah" gumamnya lirih, menguatkan diri bahwa ia melakukan hal tepat dan takkan menyesalinya.

Irene pikir memang takdir tak lagi bisa mempertahankan pertalian kasih antara ia dan Chanyeol. Jadi sudah seharusnya -dulu- mereka berpisah saja. Sebelum berada pada titik pelik ini. Menciptakan luka lain tanpa ada maksud demikian.

Badannya bangkit dari atas ranjang. Beralih menuju meja rias. Mengambil ponsel bermerk apel digigit itu, lalu menghubungi nomor seseorang disana.

Bunyi sambungan terdengar dibalik telinga kanannya, kemudian terdengar suara seseorang diseberang sana. Irene menatap mantap cermin dihadapannya sebelum membuka suara, terdengar yakin;

"Aku sudah menandatanginya. Datanglah besok untuk mengambil berkasnya kemari. Aku menunggumu jam 10 pagi" sedikitnya terjadi percakapan singkat, lantas Irene memutus panggilan. Dirasa tidak lagi ada hal-hal lain yang perlu dibicarakan.

Benar. Aku memang seharusnya tidaklah egois sedari awal. Mempertahankan hal yang seharusnya memang tidak bisa digenggam sekeras apapun kau berusaha. Aku harap keputusan ini akan membuka jalan kebahagiaan bagi kita yang telah lama terkunci rapat. Selamat untukmu, dan berbahagialah setelah ini. Aku selalu mendoakan mu yang terbaik. Selamat tinggal - Bae Irene

Our Destiny

"M-mwo? K-kau tidak s-sedang bercanda kan, Chanyeol?" itu ibunya, menatap tak percaya pada sang anak saat Chanyeol bercerita mengenai seorang cucu.

Our Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang