21

5.6K 623 11
                                    

Main Cast
- Byun Baekhyun
- Park Chanyeol

Boy x Boy
Boys love
M-Preg

Our Destiny

Chanyeol bersenandung sembari mengendarai mobil begitu santai. Ia dalam perjalanan pulang menuju ke rumah. Baru saja dirinya pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa snack. Entah kenapa Chanyeol sangat ingin membeli makanan ringan itu untuk dijadikan camilan. Padahal, Chanyeol sangat anti dengan makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet. Pola hidup sehat menjadi pedomannya selama ini agar kondisi badan tetap sehat dan bugar. Apalagi, ia sering mengunjungi gym selama 3x dalam seminggu.

Terbukti, bisa dilihat dari bagaimana bentuk tubuh serta stamina Chanyeol selama melakukan aktifitas setiap hari. Meski lelah sering merayapi, tapi hal itu tidak serta merta membuatnya jatuh sakit. Tips dan trick-nya tentu saja dari asupan makanan yang sering ia konsumsi supaya organ tubuh dapat bekerja maksimal dan baik selama dirinya mengambil pekerjaan berat. Chanyeol patut berbangga akan hal itu karena berhasil menjaga bentuk serta merawat tubuhnya dengan baik.

Dalam perjalanannya, Chanyeol mengulas sebuah senyum. Sebentar lagi ia akan sampai pada kompleks perumahan dimana dirinya dan sang istri tinggal. Bahkan, seseorang yang selama ini dipikirkan juga tinggal tidak jauh dari rumahnya. Tidak sabar rasanya melintasi dan mencuri pandang kediaman itu.

Semakin dekat dengan rumah Baekhyun, makin berbunga-bunga hati Chanyeol. Ribuan kupu-kupu seolah terbang bebas menggelitiki perut enam kotaknya. Hanya dengan memandangi rumah si pria Byun itu saja sudah membuatnya bahagia seperti sekarang. Apalagi bertemu langsung dengan si pemilik. Bisa saja, ia tidak hanya bertemu dan berbincang saja. Melainkan akan berlangsung kegiatan panas yang membawa mereka merasa terawang-awang.

Pandangannya setia terpaku ke luar jendela sebelah kiri kala mobilnya telah mendekati sebuah rumah yang sesaat lagi akan ia lihat. Namun, belum sampai niatan Chanyeol untuk menatap kediaman itu. Ia mendapati sang istri yang baru saja keluar dari rumah Baekhyun. Sang istri -Irene- pun terlihat seperti tengah memendam rasa amarah yang menggebu-gebu. Lihat saja ekspresi datar dan dingin itu. Langkahnya tergesa, seolah sesuatu tengah mengejarnya dari arah belakang.

Dadanya bergemuruh hebat. Ada yang tidak beres. Pasti sesuatu yang buruk telah terjadi, menimpa sosok mungil kesayangannya di kediamannya. Saat raga sang istri sudah lagi tidak terlihat, Chanyeol langsung turun dari mobil. Mobilnya terparkir sedikit jauh dari kediaman Baekhyun, jadi Chanyeol membawa kedua kaki berlari.

Sementara Baekhyun tengah duduk termenung di sofa ruang tamu. Wajah sembab, air mata yang tak berhenti terjatuh namun tidak ada isakan seperti tadi. Ia hanya diam mematung, memandangi meja di depan dengan sorotan kosong. Benaknya kalut, pikirannya kembali memutar kata-kata dari Irene barusan. Memikirkan dengan sangat ucapan Irene yang memang benar adanya.

Seharusnya Baekhyun memikirkan kembali tentang status mereka yang sudah memiliki pasangan masing-masing. Sebelum melangkah jauh seperti sekarang ini. Namun, ia hanya bisa gigit jari. Semuanya sudah terlanjur terjadi. Baekhyun tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima segala konsekuensi yang diarahkan padanya.

Bodoh. Kata itu patut mendeskripsikan keadaan seorang Byun Baekhyun. Tidak seharusnya ia menjalin hubungan lain bersama pria yang sudah beristris. Meskipun mereka tidak mendeklarasikan lewat mulut, tapi Baekhyun tahu bahwa mereka telah pada jalur itu. Sama-sama memiliki rasa ketertarikan lebih pada satu sama lain. Tidak! Tidak ketertarikan lagi. Namun, rasa itu. Rasa yang akan membuatmu kehilangan kendali atas segala hal dalam diri jika berkaitan dengan 'dia'.

Iya. Sudah sepatutnya Baekhyun disalahkan karena telah lancang merebut milik orang lain walau ia tidak memiliki niat seperti itu. Dirinya hanya mengikuti kata hati, dimana hatinya berkata bahwa ia boleh menjatuhkan diri pada dia yang telah membuatmu nyaman, aman, memberikan kehangatan, cinta, dan kasih tak terhingga selama ini. Sayang sekali, fakta nyatanya tidak bisa diajak bekerjasama sedikitpun.

Debuman dari arah pintu depan keras terdengar memecah kesenyapan ruangan. Baekhyun tidak peduli siapa gerangan yang lancang sekali memasuki rumah tanpa ijin, bahkan ia pikir pintunya akan berakhir rusak mengingat tindakan bar-bar dari orang asing itu. Chanyeol terengah seolah ia baru saja berlari keliling lapangan sepakbola pada siang hari. Titik-titik peluh membanjiri jidat seksi serta tubuhnya yang berlapis kain. Rasa pengap dan tidak nyaman menggelayuti, tapi Chanyeol tidak ambil pusing akan hal itu.

Sekarang, yang penting adalah melihat keadaan si pemilik kediaman yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Kakinya membawa ia mendekati Baekhyun. Melangkah pelan namun pasti tanpa menimbulkan bunyi bising dari langkahnya. Sesaat, bola mata Chanyeol membeliak kaget melihat kondisi Baekhyun yang teramat buruk. Bahkan, menurutnya ini yang terburuk sepanjang mereka berhubungan dekat.

Rambut berantakan, piyama kuning lecek, wajah dan bibir pucat, mata sembab dan hidung memerah. Chanyeol bisa melihat paras cantik itu berurai air mata, namun tidak isak tangis terdengar disana. Baekhyun-nya tengah menangis dalam diam, dan bisa ditebak jika pikiran pria Byun tengah berkelana entah kenapa.

"Baekhyun-ah" Chanyeol memanggilnya begitu lirih. Ikut larut dalam kesedihan yang dapat ia rasa meski tidak tahu sebab-akibatnya apa.

Baekhyun sedikit terhenyak dari posisinya. Kepalanya menoleh bak efek slow motion di drama-drama. Sangat dramatis tapi itu bukanlah kesengajaan. Sebab, benak dan pikirannya beberapa menit ini dihabiskan dengan memikirkan sosok yang tengah berdiri di sebelah kanannya. Siapa yang tidak terkejut jika orang yang menjadi objek dalam pikirannya sekarang ini sudah muncul di depan mata.

Wajahnya mendongak. Menatap dominannya  yang sedang mengkhawatirkan dirinya dengan berurai air mata. Saat kedua pandangan bertemu, Baekhyun tiba-tiba saja terisak keras. Menggumamkan nama Chanyeol sangat lirih diselingi tubuh bergetar hebat. Reaksi Baekhyun membuat Chanyeol mengambil langkah seribu.

Bokongnya mendarat cepat di atas sofa. Membuatnya duduk merapat pada pria mungilnya. Tubuh bergetar milik Baekhyun ia bawa ke dalam pelukan hangatnya. Menenangkan jiwa rapuh itu yang tengah terguncang hebat.

Tangannya mengusap punggung sempit itu seraya berkata, "Tenanglah, Baekkie-ah. Aku disini"

Bukannya tenang, tangis pilu itu makin keras. Baekhyun meremat helaian kain yang menutupi dada bidang milik Chanyeol seraya menenggelamkan kepala disana. Ia tau jika nanti baju kaos itu akan basah dikarenakan air matanya.Tapi untuk saat ini, Baekhyun hanya ingin menikmati dekapan hangat dan nyaman milik si lelaki tinggi sebelum semuanya berubah. Kembali pada tempat seharusnya.

Kediaman itu diwarnai suara tangis milik Baekhyun dengan suasana abu yang begitu pilu. Entah langkah seperti apa yang harus Baekhyun ambil setelah semua yang dialami. Satu sisi, ia tidak ingin berpisah begitu saja dengan pria yang mendekapnya erat nan penuh kasih sayang ini. Sementara sisi yang lain, dirinya harus berpikir logis karena seseorang telah memiliki hak mutlak atas sosok si jangkung di sebelahnya. Jadi, Baekhyun suka tidak suka harus rela melepaskannya walau hati terus menentang keputusan itu.

Wae? Setelah melayang begitu jauh, kau tega memotong kedua sayap hingga membuatku terhempas ke atas tanah. Hati ini terus menjerit memanggil namanya keras. Tubuh ini bergerak gelisah karena rindu akan sentuhannya. Rasa ini semakin tumbuh kala ia datang, membawa sejuta kehangatan dan kenyamanan dalam dirinya. Mengapa kau tega menghancurkan itu semua? Tidak bisakkah dia menjadi milikku? Aku tidak rela dia jauh sedetikpun dari kedua pelupuk mata - Byun Baekhyun

To be continued

Pendek ya? Huhuhuuu, maafkeun🙏
Lagi stres akan sesuatu dan stuck juga
Mungkin bakalan rehat sejenak
Smoga gak lama
Semoga puas sama chap ini.
See ya when something comes into my mind👋👋👋

Our Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang