Touch Your Heart |15

3.2K 386 29
                                    

Pendek? Iya tau kok sorry

HunQueen

"duduklah."

Setelah hampir selama satu minggu Sehun menunggu sang sahabat yang masih sibuk di belahan negara lain. Akhirnya, hari ini ia bisa duduk di ruang tamu apartemen Chanyeol yang nyaman dengan oemandangan yang sedikit membuatnya terkejut. Hampir diselurub sisi dinding dipenuho potret Chanyeol dengan seorang perempuan yang ia akui sangat cantik tapi ia tidak kenal sama sekali. Ia tidak pernah melihat Chanyeol membawa seorang kekasih saat kumpul dengan teman-temannya dan lagipula Chanyeol tidak pernah bercerita bahwa lelaki jangkung itu memiliki seorang dambaan hati.

"dia siapa?"

Chanyeol yang baru hendak duduk akhirnya mengikhti arah pandang Sehun. Di sana, di depan mereka terpampang jelas pktret dirinya bersama gadis cantik di dalam pelukannya dengan senyum bahagia yang hampir menyerupai tawa. Mereka terlihat serasi dan sangat bahagia.

"Rose."

"mawar?"

Chanyeol menghela napas pelan sembari menggeleng. Senyumnya mengembang lebar melihat perempuan cantik itu yang terlihat begitu bahagia.

"dia kekasihku, dan sangat ku cintai."

Sehun diam. Mencoba mencerna perkataan Chanyeol lamat-lamat. Bagaimana bisa? Ralat, maksud Sehun adalah sejak kapan lelaki jangkung itu memiliki kekasih? Tidak pernah bercerita padanya? Tidak pernah mengenalkan sosok cantik itu padanya? Sama sekali tidak pernah? Sebenarnya apa yang ada dalam kepala Chanyeol?

"sejak kapan kau punya kekasih? Kau tak pernah berbagi cerita padaku?"

Sekarang giliran Chanyeol yang membeku, lidah yang biasanya berucap lancar saat sedang bernegosiasi itu kini tampak kelu, terasa sulit untuk sekedar mengeluarkan sepatah dua patah kata.

"aku hanya takut publik mengetahui keberadaannya dan menjadikannya sebagai sasaran empuk tangan-tangan tak bertanggung jawab sosial media."

Sehun mengangguk paham. Ia sangat mengerti bagaimana kinerja jari-jari ajaib media sosial untuk menjatuhkan kepercayaan diri seseorang hingga berakibat fatal, bunuh diri misalnya.

Hening. Mereka berdua sama-sama diam dalam pikiran masing-masing, mencoba merangkai kata untuk memecah kebisuan yang terasa begitu tak nyaman. Ini sulit, sangat sulit terlebih lagi untuk Sehun. Bagaimana caranya untuk menyampaikan pada Chanyeol maksud dan tujuannya nekad mendatangi sahabatnya itu? Tidak mungkin ia langsung menyeret pria jangkung dihadapannya itu dan langsung melemparnya dengan senang hati ke perempuan cantik yang kini mungkin sedang ketar-katir menunggu bukti dari janjinya.

Sehun berdeham sebentar setelah menyesap minuman yang sebelumnya dibawakan Chanyeol untuknya.

"Chanyeol aku ingin bertanya sesuatu dan tolong jawab aku dengan jujur."

Chanyeol memandang Sehun beberapa detik sebelum akhirnya memilih tuk mengangguk singkat mengiyakan.

"apa saja yang kau lakukan sekitar dua, tiga, atau mungkin empat tahun lalu?"

HunQueen

Gadis cantik itu turun dari mobilnya dan segerap memasuki pintu besar di hadapannya. Membalas sapaan beberapa oelayan yang menbukan pintu untuknya sebelum akhirnya sedikit berlari kecil menuju kamar di lantai dua, kamar kekasihnya, tunangannya.

Nayeon berjalab ke arah ruang kerja Sehun, menbuka satu perdatu laci yang ada di sana guna menemukan sesuatu, dia ingin menemukan apa saja yang bisa menjawab sedikit rasa penasarannya terhadap gadis bernama Lalisa yang waktu itu ia basa pesannya di ponsel Sehun - tanpa sengaja- saat tunangannya itu tengah membersihkan diri.

Sedikit menghela napas saat satu persatu berkas ia buka dan hasilnya tetap sama, nihil. Yang ia temui bukannya data informasi atau semacamnya tapi malah data yang berdisikan tentang perjanjian kerja sama antar perusahaan dan data lainnya yang berhubungan dengan perusahaan.

Nayeon sebenarnya tidak masalah jika Sehun berteman dengan banyak petempuan karena ia tau sosok seperti ala tunangannya itu. Sehun orang yang ramah, baik, friendly, dan sangat cocok dijadikan sebagai teman. Tapi saat pinsel kekasihnya itu berdering dan berisikan pesan yang sedikit ah ralat, bukan sedikit tapi sangat menganggunya.

Terkunci?

Batin Nayeon saat menemukan satu laci yang terkunci rapat dan sialnya ia tak memiliki kunci dari laci tersebut. Ia memiliki akses penuh di ruangan ini bahkan ia memiliki kunci setiap brankas yang Sehun miliki tapi yang satu ini? Kenapa ia tak memiliki kuncinya? Ia bahkan telah mencoba setiap kunci yang ia pegang tapi hasilnya tetap sama, nihil, kenapa? Apakah isinya begitu penting bagi Sehun sampai dirinya yang berstatus sebagai tunangan pria tampan itu tak boleh mengetahui isinya?

Sialan! Sebenarnya apa isi laci terkutuk ini?

Umpatnya sambil terus berusaha mrmbuka laci itu debgan terus mencoba kunci yang ia pegang satu persatu. Mungkin ada satu kunci yang ia lewatkan, entahlah. Nayeon hanya ingin mengetahui isi laci tersebut agar kegundahan hatinya sedikit terobati.

"jika isinya benar tentang perempuan sialan itu maka terkutuklah engkau Oh Sehun."

Ucapnya dengan emosi yang terus berdesakan meminta giliran tuk meledak. Ia memukul laci itu dengan kesal sembari menghela napas berkali-kali.

Sepertinya aku memang harus segera memutuskan tanggal pernikahan..

HunQueen

Lisa menatap laptopnya dengan amarah yang bercampur dengan rasa tidak sabar. Ya, rasa tidak sabar menunggu kehancuran seseorang yang telah lebih dulu menghancurkan kehidupannya.

Sekali tekan maka berita yang ia tulis dengan tangannya sendiri itu pasti akan langsung melejit dan menjandi tranding dimana-mana. Ia ingin melihat, sejauh mana bajingan itu mampu bertahan setelah kejahatan yang ia lakukan pada keluarganya yang mengakibat keretakan bahkan menjadi hancur lebur menerpa kehidupan keluarganya.

Kehidupan penuh cinta yang membuat segenap jiwa memendam rasa iri padanya harus rela ia telan bulat-bulat bahwa semuanya kini tinggal kenangan belaka. Kenangan yang sialnya membuat Lisa ingin mengutuk takdirnya. Takdir macam apa yang membuatnya harus merasakan kehilangan yang bertubi-tubi dan bahkan dalam waktu yang tidak bisa dikatan berjuhan?

Sebentar lagi Lisa, sebentar lagi...

Gumamnya sambil terus membaca artikel yang telah ia siapkan dengan lamat-lamat. Artikel yang ia jadikan salah satu senjata untuk membalaskan rasa sakitnya beberapa tahun ini, rasa sakit yang bahkan belum ia temukan bagaimana cara untuk mengobatinya. Rasa sakit yang hampir merenggut kewarasannya, rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya dengan begitu kejam dan tanpa ampun. Ia akan menbalaskannya.

TBC.

jengjengjeng

Komen dan vote!!!

Happy reading

Saranghae😘

Touch Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang