Touch Your Heart |02

5.5K 547 30
                                    

Sepeninggalnya Nayeon dan sang ibu, Sehun berjalan menuju ruang kerja ayahnya yang berada di lantai dua. Sangat malas sebenarnya, tapi apa boleh buat? Pria paruh baya itu tetaplah ayahnya dan orang yang sangat ia hormati keberadaannya.

Sehun mengatur napasnya sejenak sembari menenangkan diri sekiranya sang ayah memanggil dirinya karena ada masalah mengenai pekerjaan atau masalah di kantor yang tidak ia ketahui.

"Dad?"

Sehun berjalan mendekat ke arah sang ayah yang kini tengah duduk di sofa sembari memegang ipad-nya dengan sesekali menyesap kopi miliknya.

"duduklah."

Sehun patuh. Ia duduk dengan tenang sembari memperhatikan raut wajah sang ayah yang terlihat sedikit tidak bersahabat.

"apa terjadi sesuatu dad?"

Ayahnya menghela napas pelan, menyerahkan ipad yang sedari tadi ia genggam.

Sehun mengambil ipad itu dengan kening berkerut, ia memperhatikan data perusahaan itu, tapi itu bukan data perusahaan yang ia kelola melainkan perusahaan yang berpusat di Korea Selatan.

"bagaimana ini bisa terjadi dad?"

Ayahnya menghela napas pelan untuk yang ke sekian kalinya. Ia menyesap kopi yang berada di hadapannya lebih dulu sebelum akhirnya menatap Sehun dengan serius.

"itu yang sedari tadi daddy pikirkan. Bagaimana bisa banyak perusahaan yang membatalkan kerjasamanya dan juga saham perusahaan menjadi terjun bebas?"

Sehun berpikir keras sembari tetap memperhatikan data perusahaan itu. Ia tidak terlalu mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan yang ada di Korea Selatan karena dirinya mengurus perusahaan yang berpusat di California, Los Angeles, Amerika Serikat.

Apa yang Irene lakukan dengan perusahaan itu?

Batinnya berteriak kencang melihat kurva perusahaan itu merosot tajam.

"sepertinya kakakmu memang tidak pernah berubah."

Sehun hanya diam, tidak menjawab apapun. Ia hanya memusatkan perhatiannya pada data perusahaan, tidak tertarik dengan yang lain.

"aku akan bicara padanya dad, daddy tak perlu khawatir."

Ayahnya mengangguk mantap, ia menatap anak bungsunya itu dengan tatapan bangga yang kentara walaupun Sehun tak melihatnya.

"kau sudah memutuskan kapan kalian akan menikah?"

Sehun hampir saja tersedak salivanya sendiri saat mendengar kalimat dari sang ayah yang meluncur begitu tenang.

"belum, kami belum memutuskannya."

Ayahnya terkekeh pelan, selalu saja seperti itu saat ia mencoba menggali informasi sudah sejauh mana hubungan putranya itu sekarang, dan Sehun akan selalu menjawab belum.

"Nayeon pasti sudah menunggu terlalu lama."

Sekarang giliran Sehun yang menghela napas pelan, padahal tadi mereka membicarakan perihal perusahaan lalu sekarang? Kenapa malah membicarakan perihal kisah cinta Sehun?

"ya aku tau itu dad, tapi aku hanya merasa belum siap. Itu saja."

Bukankah pernikahan membutuhkan kesiapan baik di bidang materi, sikap, pikiran, dan kemampuan dalam mengelola rumah tangga nantinya? Sehun memang sudah siap secara finansial, tapi mentalnya? Ia merasa mentalnya masih belum siap mengingat beberapa kejanggalan yang sering merasukinya akhir-akhir ini melalui mimpi. Dan jika ia memaksa menikahi Nayeon, ia hanya takut akan membuat perempuan yang sangat ia cintai itu berakhir terluka nantinya. Dan tentu saja, Sehun tak akan membiarkan hal itu terjadi karena sekuat tenaga Sehun akan menjaga perasaan Nayeon untuknya.

Touch Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang