Touch Your Heart |31

2.6K 394 45
                                    

Lisa terduduk lemas disebuah sofa yang terletak disudut kanan depan meja kerja diruangan Sehun dengan pandangan kosong serta masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang terasa berpacu lebih cepat. Kedua tangannya berada dalam genggaman hangat milik Sehun yang sedikit memberikan kesan nyaman dan menenangkan.

Setelah dipaksa meminum obat yang biasa ia bawa dalam tasnya, Sehun tak mengizinkan dia keluar dari ruangannya. Mereka bertiga dengan Jongin yang kini bersandar di meja Sehun sembari bersedekap dada dan memandang lekat kearah Sehun dan Lisa. Ia mengerti sekhawatir apa Sehun sekarang. Apalagi Lisa masih belum mengeluarkan suara sejak kejadian tadi, hanya napasnya yang perlahan mulai terdengar teratur.

"Jongin aku mau eskrim."

Jongin dan Sehun seketika menghela napas lega setelah menunggu hampir dua puluh menit, akhirnya Lisa mengeluarkan suara. Walau bukan pendapatnya tentang kotak sialan itu tapi setidaknya mereka tau kalau kondisi perempuan cantik itu sedikit demi sedikit mulai membaik.

Jongin menelpon seseorang -- yang entah siapa -- untuk membawakan eskrim untuk Lisa. Ia lupa kalau Lisa suka mengkonsumsi eskrim saat merasa kalut seperti ini. Tidak sampai sepuluh menit terdengar ruangan Sehun diketuk, Jongin berjalan membuka pintu dan segera duduk dihadapan Sehun dan Lisa begitu mendapatkan eskrim.

Mereka dian sembari menunggu Lisa menghabiskan eskrim ditangannya, petempuan itu tampak fokus pada eskrimnya tanpa berniat menatap Sehun ataupun Jongin. Sehun masih menggenggam tangannya erat, sembari memperhatikan raut wajah Lisa yang perlahan membaik seiring suapan eskrim yang masuk ke dalam mulutnya.

"sudah lebih tenang?"

Lisa menoleh dan menatap Sehun yang juga menatapnya dengan kedua alis terangkat, mengangguk singkat sebagai jawaban lalu ia kembali fokus menikmati eskrimnya.

"aku akan menyelidiki hal ini."

Lisa seketika menghentikan suapan eskrimnya dan memandang Jongin lekat. Ia berpikir sebentar untuk hal yang baru saja terjadi. Ia merasa takut tentu saja, siapa yang tidak takut kalau mendapatkan teror mengerikan seperti itu dan ditambah ia tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya.

"tidak perlu Jongin, aku tidak perduli tentang kotak itu selama ia tidak menyentuh keluargaku terlebih ia tidak menyentuh putriku."

Jongin ingin protes tapi Sehun menggelengkan kepalanya pelan. Lisa memang sekeras kepala itu. Keselamatan keluarga diatas keselamatan dirinya sendiri. Padahal ia tau seberapa banyak orang yang menginginkan dirinya hancur.

HunQueen

Nayeon dan Alfred -- sang sahabat -- duduk lesehan di sebuah karpet berbulu tebal yang nyaman di kamar Nayeon dihotel yang mereka tempati sembari memakan kacang sambil menikmati film barat dengan sesekali tertawa cekikikan.

"coba kau bayangkan bagaimana raut wajah Lalisa itu sekarang Al, gila! Wou."

Nayeon tertawa lepas dengan salah satu tangan menepuk-nepuk sisi sebelah kanannya dengan mulut yang masih setia mengunyah makanannya. Ia menyeka ujung matanya yang berair, berusaha menetralkan tawanya sembari kembali fokus pada apa yang mereka nikmati saat ini.

Alfred tersenyum lebar. Untuk kali ini ia setuju dengan Nayeon. Ia bahkan tak mampu membayangkan tubuh perempuan cantik itu bergetar saat membuka hadiah dari mereka. Apakah saat ini dia sedang menangis sesenggukan? Traumanya pasti kumat ya kan? Perempuan itu pasti ketakutan saat ini.

"kau memang luar biasa Nae." puji Alfred sembari menepuk-nepuk pucuk kepala Nayeon bangga, yang hanya Nayeon balas dengan anggukan mantap juga senyuman lebar di birainya.

Touch Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang