}{
Masa pengenalan lingkungan sekolah merupakan masa dimana para siswa baru datang untuk menjadikan mimpi yang ia harapkan terwujud, dalam bentuk sebuah kertas bernilai bernama ijazah.
Namun hal itu, sangatlah berbeda denganku, yang telah melewati masa yang bisa dibilang masa yang cupu dan penuh dengan drama senioritas, kini aku berada di Kelas XI, tepatnya XI MIPA 3, di salah satu SMA terkenal di kota berjuluk "kota buah".
Sekolah yang bisa dibilang paling diminati di penjuru kota ini, memang sangat tersohor namanya, belum lagi pendaftarnya bukan hanya ratusan tapi sudah mencapai ribuan.
Tepat tahun ini, saat nya giliranku menjadi panitia acara masa pengenalan lingkungan sekolah itu. Sedikit membalas apa yang disebut dengan senioritas dan siap bertemu dengan adik-adik lucu dengan segenap perlengkapan MPLS yang menyelimuti badannya.
***
Hari pertamaku sebagai panitia acara, aku ditugaskan untuk berjaga di depan gerbang bersama dengan beberapa kawan organisasi ku.Saat itu adalah pengalaman pertamaku menjadi salah satu senior disekolah yang terkenal dan populer, tak pernah aku harapkan sebelumnya tapi aku merasa bahwa ini adalah pengalaman berharga bagiku. Tapi dalam hati, aku tak begitu paham cara menjadi senior yang seperti aku bayangkan sebelumnya dan terlebih aku masih gugup sih lebih tepatnya, aku saat itu lebih menjaga image saja.
Setelah beberapa lama aku berada disana, berdiri dilewati berbagai macam manusia, dari mulai senior, temen angkatan, teman sekelas, dan yang pasti adik kelas yang dengan wajah baru yang harus aku temui kedepannya. Bisa dibilang melelahkan sih, tapi akhirnya tugaskupun selesai saat bel upacara berbunyi nyaring.
Tapi hal paling plot twist adalah beberapa temanku yang berada di depan gerbang malah sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan tempat tugasnya, secara otomatis kini tinggalku sendirian berdiri kaya orang linglung.
Pengumuman mengenai upacara pembukaan semester baru sekaligus pembukaan masa MPLS akan segera dimulai begitu keras dilontarkan dari toa ruang Tata Usaha (TU), aku pun bergegas menutup pintu gerbang dibantu Pak Lambo seorang satpam yang sudah agak tua sekitar berumur 45 tahun.
Baru saja gerbang bergerak, tak berselang lama, datanglah seorang siswi lengkap memakai seragam putih biru dan perlengkapan lainnya yang melekat di seperangkat badannya, siswi itu tak lain adalah salah seorang peserta MPLS tahun ini. Saat pertama kali aku melihatnya, tak ada yang beda layaknya peserta yang lain, namun setelah aku perhatikan secara seksama, sosok cewek yang kini nafasnya masih tersengal-sengal itu seperti bukan tipikal anak baik, nyatanya dia sudah berani telat dihari pertamanya masuk sekolah.
Namanya Ria Meliana A., begitulah sebuah nama yang kulihat sesuai sebidang papan nama yang tersemat di kerudungnya. Dia adalah calon siswa disini.
"dia sudah telat! Bagaimana kalau sudah resmi jadi siswa, apa mungkin akan rajin keluar masuk ruang BK! Atau mungkin akan cepat dikeluarkan karena masalah yang ia perbuat?"gumamku dalam hati kecilku
Aneh memang, tak ada satu pun calon siswa yang berani telat untuk hari pertamanya, selain dirinya! sangat memiriskan! namun perbedaan ini yang membuat aku merasa sangat penasaran dengan adik kelas yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Gantung Harapanku di Sebatas Patok Tenda
RomanceMenjadi senior tak membuat diriku semena-mena. Cerita cinta masa remaja, membuatku merasa memiliki hal aneh terutama masalah perasaan, sakit hati untuk pertama kali bahkan rasa dari cinta pertama yang sulit dihilangkan. Namanya Ria, adik kelasku, ci...