Tiga bulan berlalu.
Jimin semakin sibuk dengan kegiatannya di berbagai acara berkat lagu duetnya dengan Namjoon laku keras. Hanya dalam hitungan jam, lagu itu itu langsung menempati posisi puncak sejumlah tangga musik. Menjadikan debutnya suatu hal yang luar biasa sebab langsung diterima oleh masyarakat. Ia dan Namjoon berkelana dari satu acara ke acara lain tiada henti.
Sangat sibuk sampai sang kekasih yang hanya diam menunggunya di studio merasa bosan sekaligus rindu. Berulangkali mengirim pesan yang hanya dibaca oleh Jimin sembari cekikikan saat sedang istirahat. Padahal tiap akhir minggu mereka akan menyempatkan untuk bertemu sekedar makan siang atau cuddling di kamar Jimin; tentunya setelah meminta sedikit paksa pada Jungkook untuk mengungsi ke apartemen kekasihnya.
Kini setelah triwulan terlewati akhirnya Jimin selesai dengan jadwal padatnya, ia kembali dengan aktivitas sebelumnya sebagai anak trainee agensi. Hanya saja kali ini ia sedang berada di masa liburan, agensi memberikannya waktu istirahat beberapa hari kedepan. Ia telah membuat rencana untuk merayakan ulang tahun Yoongi yang tertunda. Membayangkan bagaimana dulu seorang Min Yoongi yang merajuk karena saat peringatan hari lahirnya hanya dapat ucapan membuat Jimin tak kuat menahan tawa.
Bukannya tak ingin merayakan, hanya saja memang saat itu ia sedang sibuk-sibuknya. Soal kado Jimin tidak mau asal pilih, ia ingin memikirkan baik-baik sekiranya apa yang terbaik untuk diberikan pada sang kekasih. Sampai akhirnya Yoongi yang merajuk harus ia rayu dan berhenti setelah diberi satu permintaan yang bebas pria pucat itu pilih. Dan berakhir dengan bibir bengkak Jimin yang membuat Jungkook meledeknya sepanjang malam.
Memang bukan yang pertama tapi untuk kedua kalinya itu terlalu panas, membuat wajahnya memerah bila ia teringat.
Kini ia bergegas untuk pergi ke studio Yoongi, yang letaknya dua lantai dari atas gedung. Ia telah memesan beberapa makanan dari restoran masakan Cina juga lamb skewers yang difavoritkan Yoongi. Sedangkan pada tangannya ada sebuah bungkusan berisi kue ulang tahun dengan rasa tiramisu. Ia memasuki lift setelah menekan tombol lantai yang dituju ia mengambil ponselnya hendak menelpon sahabatnya."Jungkook-ah. Dimana?"
"Eoh, aku akan pergi ke kantin. Ada apa?"
"Aku ingin mengundangmu makan bersama di studio Yoongi hyung!"
"Wah, untung saja aku belum sampai ke kantin dan memesan makanan. Kau mau mengajak yang lain, 'kan? Sebenarnya aku ada janji makan dengan Seokjin hyung. Nanti aku ajak dengan yang lain juga ya."
"Ah, terima kasih, Jungkook-ah. Kebetulan sekali, tolong ya. Aku tunggu nanti."
Bunyi panggilan berhenti berbarengan dengan denting lift yang terbuka. Segera ia melangkahkan kaki sambil bersenandung riang ke ruangan dimana ada sebuah keset hitam bergambar kucing didepannya. Lalu membuka kunci pintu dengan sandi yang sudah dihapal diluar kepala, perlahan memasuki ruangan dengan harap dapat mengejutkan sang empu tapi yang didapat malah seseorang yang berbaring pada sofa. Posisi telentang dengan tangan bersidekap dan mulut yang sedikit terbuka membuatnya tetap mempesona.
"Ah, tampannya," ucapnya setelah menaruh kue di atas meja. Jimin lalu beringsut ke arah Yoongi dan menindihnya, menelusupkan wajahnya ke ceruk pucat itu lalu memanggil-manggil dengan lembut untuk membangunkan.
Yoongi tidak membuka mata malah menyamankan posisinya dengan memeluk Jimin. Kini mereka tidur menyamping dan saling berhadapan, "Aku tahu aku tampan," ujar Yoongi.
"Ish, hyung tidak tidur ya!"
"Tidur, hanya saja saat kau membuka pintu suaranya membangunkanku."

KAMU SEDANG MEMBACA
LICKED -yoonmin ✔
FanfictionRasamu manis, sungguh. Yoongi !top Jimin !bottom ©Jan 2019