6

7.3K 742 33
                                    

"Jadi?"

Setelah beberapa saat mereka hanya diam akhirnya Jimin bersuara; sudah tak tahan karena hanya ditatap oleh manusia pucat disampingnya.

"Perkenalkan namaku Min Yoongi."

"Sudah tahu!"

Kan tadi mereka sudah berkenalan untuk apa melakukannya lagi, buang-buang waktu saja. Time is money. Harusnya saat ini bisa Jimin gunakan untuk menawarkan pulsa pada teman-temannya yang sedang latihan. Ya walaupun sekarang lebih banyak yang menggunakan pascabayar tapi bagi mereka yang hanya trainee menggunakan pulsa prabayar bisa lebih mengatur pemakaian.

Dan Min mesum ini malah menahannya disini.

"Ya benar, kau harus galak seperti itu pada lelaki lain."

"Maksudnya?"

Yoongi menaikan sebelah sudut bibirnya, "Sebelumnya maaf--"

"Tak kumaafkan!"

Potong Jimin tanpa mau menunggu kalimat yang belum selesai keluar dari mulut Yoongi tersebut. Peduli setan, Jimin sudah tahu kalau Yoongi pasti hanya akan meminta maaf untuk kejadian saat mereka bertemu lampau hari. Tubuh Jimin sudah bergerak untuk pergi meninggalkan Yoongi, tapi tangannya langsung dicekal hingga tubuhnya limbung dan kembali terduduk di sofa.

Bulu halus Jimin meremang tatkala menyadari kalau mereka berjarak sangat dekat. Otaknya sudah memberi sinyal bahaya ketika Yoongi malah makin mendekat ke arahnya, dengan cepat ia menepis tangan Yoongi yang masih memeganginya lalu lari ke arah pintu.

"YAK! Kenapa terkunci?!"

"Ck, sini Jiminie."

"Yoongi hyung jangan buat aku takut!"

Yoongi beranjak bangun dari duduknya menghampiri Jimin yang makin beringsut mundur hingga menempel pada daun pintu. Saat berada tepat dihadapan Jimin, ia meraih telapak tangan pria manis itu lalu menggenggamnya. Terasa sangat pas jari-jari mungil milik Jimin berada disela-sela jarinya. Yoongi terkekeh lucu. "Ini jari anak taman kanak-kanak?"

"Jangan menghinaku! Lepas!" jawab Jimin sengit.

"Santai, Jimin. Ayo duduk lagi."

Jimin menatap mata Yoongi mencari tahu apakah ada niat terselubung didalamnya, tapi yang ia dapat pancaran memohon dari mata kucing itu. Walau tetap tajam tapi terlihat sedikit rrr, imut?

Merasa aman Jimin menggangguk, tangannya masih dalam genggaman Yoongi yang menuntunnya kembali duduk. Yoongi mendudukannya dengan posisi yang miring jadi mereka meski dalam satu sofa yang sama bisa saling berhadapan.

Masih tetap menggenggam tangannya Yoongi memulai, "Maaf aku tidak bermaksud membuatmu takut. Tentang pintu yang terkunci aku sama sekali tidak tahu, mungkin itu kerjaan Hoseok untuk memberi kita waktu setelah sekian lama aku mencarimu."

"Kenapa?"

"Apa kau memakai parfum?"

Jimin mendelik, pertanyaan itu kembali terlontarkan. Apa bau badan Jimin begitu mengganggu Yoongi sampai-sampai ia selalu ditanyakan pakai parfum? Kalau iya sumpah malu sekali, semoga saja gurat merah sialan itu tidak muncul sekarang.

"Jawab dulu pertanyaanku, kenapa? Kenapa mencariku?" tanya Jimin sambil menunduk.

"Pertanyaanku dengan perlahan akan menjawabnya."

"Aku tidak pakai parfum! Aku juga belum mandi, apa aku bau sekali sekarang?!"

Bibir plump itu mencebik.

LICKED -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang