5

7.2K 785 26
                                        

"Kalau begitu kita sudahi pertemuan hari ini, ok." Namjoon memberikan beberapa lembar kertas yang berisikan lirik untuk Jimin.

Sedari awal Yoongi tidak begitu memerhatikan apa yang sedang mereka bicarakan. Pria manis disampingnya menyedot semua atensinya. Wangi tubuh Jimin menguar ke sekitar, entah dua sahabatnya bisa menciumnya atau tidak. Tapi ini sungguh sangat memabukan, persis seperti saat mereka bertemu dalam subway.

Kekehan Hoseok terdengar beberapa kali oleh indera Yoongi. Sangat tahu bahwa sahabatnya itu juga memerhatikan dirinya sesekali lalu terkekeh geli. Tapi terserah, Yoongi tidak peduli. Karena yang Yoongi pedulikan hanya Jimin nya.

Jimin terlihat agak canggung, beberapa kali juga melirik ke arahnya lantas mengalihkan pandangan kembali ke lain arah. Yoongi sangat tahu kalau pria itu terganggu oleh tatapannya. Jimin juga sempat bergidik ngeri saat tanpa sengaja netra mereka bersibobrok. Bukan maksud Yoongi, hanya saja matanya seperti tertahan untuk menatap terus wajah manis Jimin yang masuk ke dalam mimpinya beberapa hari ke belakang.

"Hyung, kau melihatnya seperti seseorang yang sedang kelaparan!"

Hoseok tertawa geli.

"Aku tidak menyangka, hyung. Jadi yang selama ini kau cari itu Jimin ini ya?" tanya Namjoon.

"Dan saat bertemu kau di cap sebagai orang mesum, hyung? Buruk sekali nasibmu!" tawa Hoseok makin menggelegar.

Sedangkan Jimin kini menatapnya bingung, sedikit menuntut penjelasan walau ragu menahannya untuk tetap diam.

"Apa kau pakai parfum?" tanya Yoongi yang membuat semua terdiam.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

"BHAHAHAHA, ya ampun Yoongi hyung kau sangat lucu!"

Yoongi tidak mengerti kenapa Hoseok begitu geli mendengar pertanyaan yang menurutnya normal-normal saja. Namjoon juga sama saja, berusaha menahan tawa sampai raut wajahnya sangat aneh sekali.

"Aku bahkan belum mandi, mana mungkin pakai parfum," ujar Jimin pelan tapi masih terdengar oleh mereka bertiga.

Hoseok sudah tidak terkontrol lagi, berguling-guling dilantai dan tertawa begitu keras mendengar jawaban yang Jimin lontarkan. Jimin terlihat memerah sampai hingga ke daun telinganya. Yoongi malah dibuat gemas.

Apa rasa daun telinga yang memerah itu?

Apa jika ia rasakan sedikit akan semakin memerah?

Yoongi dengan segala pikiran liarnya segera kembali kedaratan, "Hoseok diam!" bentak Yoongi.

Tawa Hoseok terhenti diganti dengan decihan, "Kok ngegas!"

Perhatian Yoongi kini beralih pada Jimin, "Eum, jadi Jimin. Maaf, sebelumnya kalau a--"

Kalimatnya terputus begitu saja begitu pintu ruangan Namjoon didobrak tanpa perasaan, membuat mereka berjingkat kaget. Nampak sosok pria cantik dengan surai pink, juga sweater pink, jam tangan pink, dan Yoongi rasa pria itu memakai sesuatu di kelopak matanya yang juga berwarna pink.

Netranya melebar kala melihat Jimin, tanpa babibu berlari ke arahnya lalu memeluk membuat sang empu jadi menegang, "Aigoo, kau juga suka merah jambu sepertiku, ya?" tanyanya sambil mengusak-ngusak surai Jimin.

"Seokjin hyung, hentikan kau membuat Jimin merasa tidak nyaman!" perintah Yoongi.

"Kau sudah sedari tadi malahan membuat Jimin tidak nyaman, pftt!" timpal Hoseok.

Tak peduli, pria cantik itu; yang kini kita tahu bernama Seokjin terdiam seperti menimang sesuatu, "Joonie, merah jambu atau merah muda yang benar?"

Tanpa menjawab Namjoon hanya tersenyum lalu menepuk-nepuk pahanya. Terlampau mengerti Seokjin segera bangkit dari samping Jimin lalu pergi ke arah kekasihnya. Menjadikan paha Namjoon sebagai bantalan untuk ia duduki.

Yoongi menatap Jimin yang terlihat biasa saja melihat dua sejoli yang sedang bermesraan dihadapannya. Ia kira mungkin Jimin akan kaget dengan kelakuan manja Seokjin yang bergelayutan di leher Namjoon.

"Joonie, appo."

"Yang mana, hm?" tanya Namjoon.

"Semuanya. Badanku sakit semua, lelah. Sepertinya besok aku tidak bisa mengurus kalian dahulu."

Yoongi memperhatikan Jimin yang tersenyum ke arah mereka berdua. Manis sekali. Senyuman pertama Jimin yang ia lihat.

"Jimin akan menggantikanmu, Seokjin hyung," kata Yoongi tiba-tiba.

Mata Seokjin berbinar, "Iyakah?"

"Apa?! A-aku tidak!" sangkal Jimin.

Akibat tolakan itu Seokjin menyendu. Namjoon berusaha menenangkan Seokjin yang sedikit terisak dan terus menggumamkan ada banyak orang yang bisa menggantikannya. Yoongi melirik ke arah Jimin yang tampak tidak enak dengan manager-nya itu.

"Memangnya apa yang harus aku lakukan?" tanya Jimin pada akhirnya.

Pria pucat itu tersenyum puas, "Seokjin hyung itu manajer kami."

"Kau hanya perlu mengingatkan mereka jadwal-jadwal yang akan dilaksanakan untuk tiga hari kedepan di Pulau Jeju. Sudah aku catat dan ku buat pengingat di tab ku, kau hanya perlu membawanya saja! Dan jangan lupa untuk mengingatkan mereka makan! Tenang saja mereka anak yang baik kok aku jamin tidak akan menyusahkanmu. Kalau saja, hiks tubuhku ini bisa diajak kompromi mungkin aku tidak akan merepotkanmu, hiks." Jelas Seokjin.

"E--eh tidak apa-apa kok, hyung."

"Gomawo, Jiminie."

"Ya sudah kalau begitu bisa kalian tinggalkan kami berdua?" pinta Yoongi.

"Ini ruanganku hyung kalau kau lupa."

Namjoon merasa tidak diterima sering diusir oleh Yoongi terlebih lagi ini 'kan ruangannya. Tapi rupanya Hoseok mengerti apa yang Yoongi butuhkan segera menggiring dua sejoli itu pergi meninggalkan ruangan. "Seokjin hyung sedang tidak enak badan, ayo kita bawa ke dokter!"

Jimin melihat mereka akan pergi meninggalkannya dengan orang pucat itu langsung bangkit untuk ikut, tapi lengannya lebih cepat dicekal oleh Yoongi.

"Hyung, lepas aku mau latihan," pinta Jimin sedikit meronta agar lengannya terlepas.

"Aku ingin bicara, duduk."

"Nanti saja! Hoseok hyuuuuung~"

Hosoek hanya terkekeh, "Jimin sebenarnya Yoongi hyung bukan orang mesum, lho.

Tapi dia itu orang saaangat mesuuuuum! Hahaha."

huhu eomma.

Tbc.

Happy reading♥♥

LICKED -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang