“Sudah semua, hyung?” tanya Jungkook sekali lagi memastikan setelah semua barang yang akan Jimin bawa sudah masuk ke dalam bagasi mobil milik kekasihnya; yang tadi pagi ia pinjam dulu untuk menjemput Jimin.
Setelah sesi pamit pada Jihoon yang terus saja menangis dalam pelukan Guanlin karena masih belum merelakan Jimin yang harus pindah ke asrama, kini mereka telah berada didalam mobil dengan Jungkook sebagai pengendaranya. Keduanya; Jimin dan Jungkook, hanya hening. Jungkook yang sibuk memperhatikan jalan sedangkan Jimin sibuk dengan rasa kantuk yang mendera. Semalaman diajak bicara oleh Jihoon dengan alasan sebentar lagi ia akan ditinggal sendiri membuat Jimin harus merelakan jam tidurnya hanya menjadi dua jam saja.
“Hyung?”
“Hmm.”
“Aku rasa mobilnya mogok.”
Mata Jimin yang mengantuk langsung melebar, tanpa ia sadari mobil memang sudah berhenti dibahu jalan. Sebelumnya karena merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya, lantas Jungkook menepikannya. Dan benar saja mesin mobil langsung mati.
“Ada apa dengan mobil mewah model papan atas Kim Taehyung?” ujar Jimin dengan nada mengejek.
Jungkook mendelik ke arah buntalan mochi tak tahu diri disampingnya, “Masih untung Taetae hyung meminjamkannya, bantet!”
Ingin marah karena disebut bantet, tapi diurungkan oleh Jimin. Jungkook masih berusaha untuk menghidupkan kembali mobil itu hingga akhirnya turun lalu membuka kap mobil. Jimin ikut menyusul.
“Biasanya di film pasti akan keluar asap bukan jika ini dibuka?” tanya Jimin.
“Ish, kalau ada apa-apa dengan mobil ini berarti salah hyung, ya!”
“Apa-apaan, kan kau yang menyetir!”
“Kan ini karena kau minta dijemput, hyung!”
Heol. Jimin sama sekali tidak minta dijemput, kekasih kelinci didepannya sendiri yang menawarkan bantuan. Kalau ada rezeki mana bisa Jimin tolak daripada ia harus menyewa taksi yang biayanya mahal lebih baik menerima yang gratisan.
“Lalu ini bagaimana, hyung?”
“Kau bertanya pada orang yang salah kelinci buntal, aku mengendarai mobil saja tidak bisa apalagi soal permesinannya.”
“Aku bukan kelici buntal, bantet!”
“Dan aku tidak bantet, Jeon Jungkook!”
Dan berakhir mereka yang saling smackdown dipinggir jalan bukannya mencari pemecahan masalah yang sedang menimpa keduanya. Tak peduli banyak orang berlalu lalang memperhatikan, kata kelinci buntal dan bantet terdengar antara pekikan yang muncul. Hanya rasa lelah yang bisa menghentikan mereka.
Sampai akhirnya suara ponsel dari kantong celana Jimin menginterupsi, Jimin mendorong Jungkook agar berhenti menarik-narik sweater yang dikenakannya. Meski masih kesal Jungkook tetap menuruti berungsut mendekat untuk mendengarkan percakapan Jimin.
“Ye, Namjoon-ssi.”
'Jangan bersikap formal padaku, panggil saja hyung.'
“A-ah. Ne, hyung.”
'Pertemuan kita dipercepat jadi hari ini, OK. Kami ada acara mendadak besok, ku tunggu lima belas menit lagi.'
Jimin menatap bingung ke arah Jungkook, bagaimana ini ia belum siap. Mana lagi keadaannya yang sedang terjebak bersama kelinci buntal yang nakal dengan mobil yang mogok.
“A-anu Namjoon hyung. Aku baru akan pergi ke asrama hari ini, dan mobil yang aku tumpangi mogok. Tidak bisa kalau hanya lima belas menit saja untuk sampai ke kantor agensi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LICKED -yoonmin ✔
FanficRasamu manis, sungguh. Yoongi !top Jimin !bottom ©Jan 2019